ENTAH APA YANG MERASUKI GARA?

198 11 3
                                    

"Gar? "

"Eh iya ayok, " Gara tersadar dari lamunannya. Kemudian ia berdiri untuk berpamitan.

"Oh iya bunda jadi lupa nawarin minum, " celetuk Ikal.

"Udah nggakpapa tante, saya minta ijin buat ngajak jalan Rara ya tan, " ijin Gara.

"Iyaa jangan kemaleman ya pulangnya. satu lagi, panggil bunda aja," jelas Ikal tersenyum.

Gara mengangguk mengerti sembari menyunggingkan senyumnya tipis. "Iyaa tan, eh bun, " ucapnya.

"Yaudah Rara pamit dulu ya bun, Assalamualaikum," pamit Rara diikuti Gara.

"Waalaikumsallam, eh tunggu siapa nama kamu? Gar? Gar siapa? " tanya Ikal kembali.

"Gara bun, " balas Gara.

"Ooh oke Gara. Hati hati ya kalian, " ucap Ikal saat Gara dan juga Rara akan beranjak pergi.

Rara melambaikan tangan kepada bundanya. Ikal membalas lambaian itu dengan senyuman.

"Lo mau ajak gue kemana Gar? " tanya Rara diperjalanan.

"Udah diem, " balas Gara.

"Awas ya kalo sampe macem-macem! " ancam Rara. Dalam hati ia senang sekali karena tak menyangka sekarang ia akan berkencan dengan Gara. Yaaa meskipun lebih tepatnya 'jalan'.

Rara tak sadar jika dibalik helm fullface nya, Gara tersenyum tipis sambil melirik sepion untuk memperhatikannya.

Tak lama setelah membelah padatnya lalu lintas Jakarta, ia telah sampai disalah satu mall. Namun Gara melihat gerak gerik Rara yang sepertinya kedinginan karena ia tadi membawa motor.

"Nih pake," suruh Gara menyodorkan jaketnya.

"Eh buat apa, gue nggakpapa kali" jawab Rara sungkan.

"Lama! " gerutu Gara lalu ia mulai memakaikannya ke tubuh Rara yang tak terlalu berisi tetapi juga tidak kurus.

Rara sempat tercengang. Pikirannya buyar ketika Gara menyambar tangannya dan menggandengnya menuju ke dalam. Padahal ia belum sempat mengucapkan terimakasih. Ah yasudah nanti saja. Namun apa? mereka malah sampai disebuah toko mainan.

"Kok kesini?" tanya Rara tak mengerti.

"Masuk aja, didalem ada game nggak cuma jual mainan" jelas Gara. Rara mengangguk mengerti.

"Gar ayo kesana, " ajak Rara.

"Lo aja duluan , gue mau kesana bentar. " balas Gara.

"Ooh okey, tapi Gar.."

"Tapi apa? Gue nggak seneng ya kalo di elak" kata Gara tegas.

"Ihh bukan gitu bego! Tangan gue masih belom lo lepas woy! " Rara menyadarkan Gara yang sedari tadi masih setia menggenggam tangannya.

Seketika Gara melepaskan genggamannya dan menatap ke arah lain. Shit! - umpatnya dalam hati. Bisa bisanya dirinya menggenggam tangan Rara? Sadar Gar sadar! - runtuknya.

"Gue kesana ya, tapi nanti lo nyusul. Awas kalo gue ditinggal, " Rara memberi peringatan sambil melangkah pergi.

'Ntar kalo ilang gimana tu anak? Anak orang lagi! ' batin Gara. 'Ck'

Akhirnya Gara memutuskan untuk segera menyusul Rara. Dilihatnya Rara tengah asik memainkan permainan anak-anak disana. Melihat Rara tertawa seperti ini membuat Gara ikut menampakkan senyumnya.

Entah setan apa yang merasukinya(ea) dia berniat memotret Rara yang tengah asik bermain itu.

Cekrek..

L I M I T✔ [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang