PERIH, LUKA, RAPUH

83 2 0
                                    

"Aku tidak mengerti apa ini, yang pasti jantungku berdetak dua kali lebih cepat ketika menatap matamu,"

-----

Selepas Aldhi mengantarkannya pulang, Rara segera memasuki rumahnya,

"Assalamualaikum," Tak ada jawaban dan ternyata pintunya terkunci. "Bang Ray kemana sih, Ayah juga? Ah apa mereka dirumah sakit? " gumamnya.

Baru saja akan melangkah pergi menuju rumah sakit, ponsel Rara berdering

"Waalaikumsallam, ada apa Ayah? "

"......"

Seketika tubuh Rara menegang, ponselnya lolos begitu saja hingga jatuh menimpa lantai. Air matanya pun refleks keluar.

Seseorang yang baru datang pun langsung menghampiri Rara, "Hey Ra, lo kenapa? " tanya orang itu.

"Bunda Gar, bunda, " orang itu adalah Gara.

"Kenapa? Ada apa sama bunda Ikal? " tanya Gara panik.

"Ayo ke rumah sakit Gar, buruan! "
Gara mengangguk dan keduanya langsung berlari memasuki mobil Gara.

"Gara cepetan hiks hiks, " rintih Rara.

"Iya Ra, ini udah ngebut tapi macet, emang bunda kanapa? " tanya Gara yang juga gusar melihat Rara yang terus saja menangis tanpa menjawab pertanyaannya.

"Bun-bunda hiks hiks, " Rara tak mampu berucap.

"Yaudah lo tenang ya, kita hampir sampai, "

Selang beberapa menit mereka sampai di Medika hospital.

Rara keluar dan langsung lari kedalam rumah sakit. Gara pun ikut berlari mengejar Rara.

Saat tiba, semua sudah ada disana. Gerrin, Raihan, juga Gafa. Gerrin yang mondar mandir didepan ruang ICU. Sedangkan Raihan yang menenangkan Gafa yang menangis, umurnya sudah cukup memadai untuk dirinya paham akan kondisi Ikal bundanya.

"Ayah! " pekik Rara memeluk Gerrin.

"Sayang, kamu yang sabar kita berdoa sama sama semoga bunda baik-baik aja, " pinta Gerrin yang mengelus pelan rambut Rara dalam dekapannya.

Raihan yang melihat seseorang datang bersama Rara pun menoleh, namun ia paham bukan saatnya bertanya siapa dia.

"Bunda kenapa masuk ICU Yah? Bunda kan nggakpapa, " ucap Rara.

"Sttt mending kita berdoa sama sama, " balas Gerrin.

Rara melepaskan pelukannya, dan beralih ke pintu kaca yang membatasi mereka dengan Ikal didalam. "Bunda harus kuat, Rara tau bunda hebat" ucap Rara.

Gara beralih untuk menenangkan Rara, "Sabar ya Ra, " Rara yang mendengar itu spontan memeluk Gara.

"Garr hiks hiks, "

"Lo tenang ya, tuhan pasti dengerin doa kita, " Gara mengecup puncak kepala Rara. Rara pun masih menangis dalam dekapan Gara.

L I M I T✔ [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang