Dead

75 1 0
                                    

Hari ini hari minggu. Sebagian orang senang karena libur sekolah, namun sebagian juga merasa sedih karena besoknya udah senin, ditambah lagi senin besok UJIAN NASIONAL.

"Baca buku mulu ngantuk gue," gumam Rara mengucek matanya.

Akhirnya, perlahan mata Rara terpejam. Kepalanya masih berada diatas buku.

Sedangkan Gara, sudah berada didepan pintu rumah Rara. Ia berniat mengajak Rara keluar.

Ting tung! "Assalamualaikum," teriaknya.

Tak lama pintu terbuka, Gafa terlihat disana. "Kak Gara? Masuk kak, " pintanya.

Gara mengangguk dan masuk ke dalam rumah Rara. "Kak Rara nya ada Gafa? " tanya Gara.

"Kayaknya dikamar deh, tadi disuruh belajar sama Ayah, besok kan ujian, " balas Gafa.

Gara mengangguk mengerti, lalu Gerrin muncul dari kamar. "Eh nak Gara, "

"Iya Yah, " Gara menyalami punggung tangan Gerrin. "Rara ada kan Yah? Mau Gara ajak keluar sebentar jenguk temen,"

"Teman kalian sakit? Kalo gitu kamu langsung ke kamarnya aja, tadi lagi belajar dia, " pinta Gerrin.

Gara pun segera melangkahkan kakinya menuju kamar Rara. "Ra.. Bukain ini gue Gara" ujarnya mengetuk pintu.

Namun tak ada sahutan dari sana. Setelah diperiksa ternyata pintunya tidak dikunci. Langsung saja Gara masuk ke kamar Rara, dan mendapati Rara tengah tertidur diatas meja belajarnya dengan buku sebagai tumpuannya.

Gara tersenyum simpul melihatnya, ia kemudian mendekatinya. Gara belum ingin membangunkan Rara, ia tatap wajah manis itu lekat-lekat.

"Calon bini manis amat sih, " pujinya, padahal Rara masih tidur. Ia berbicara sendiri, tak apalah memuji Rara.

Usapan di rambut Rara membuat si empunya mengerjap, "Eughhh, "

Perlahan Rara membuka matanya, dan yang ia lihat pertama kali adalah wajah Gara.

"GARA?!! " Pekiknya kaget.

Gara terkekeh melihat reaksi Rara, "Apa sayang? "

"Lo ngapain disini? Terus sejak kapan? " serunya bertubi.

Gara mendekat dan membelai pipi Rara, "Baru aja kok, mm calon bini Gara kalo tidur manis banget sih, "ujarnya sambil tersenyum menggoda.

"Ihh berarti kalo bangun nggak manis gitu iya?! "

'Galak amat sih' batin Gara.

"Ya enggak gitu sayang, cuma kalo tidur manisnya berlipat-lipat" ujarnya.

"Beneran?! Nggak bohong kan?! "

"Iya elahh, sinis bener.. PMS mbak? "

"Lo tau dari mana gue lagi pms?! Lo... Raba-raba ya?! Ngaku lo!!! " desis Rara.

"Yaallah nuduhnya ngawur banget sumpah! Masa gue grepe-grepe calon istri sendiri? Nanti grepe nya pas udah SAH dong, " cecer Gara.

"Emang siapa yang mau jadi istri lo hah?! Ngapain disini?! " tanya Rara masih sinis.

"Kalem dulu dong, emosi terus perasaan. Sama suami nggak boleh galak-galak, okey? "

Entah mengapa perkataan Gara membuat pipi Rara memanas, ia memilih memalingkan muka.

"Udah deh Gar, lo mau ngapain kesini? " oktaf suara Rara mulai menurun.

"Nah gitu dong, gue mau ngajak lo ke rumah sakit, jadi buruan siap-siap gih, " pinta Gara bangkit.

L I M I T✔ [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang