Rooftop? Mati?

109 4 0
                                    

Pagi yang cerah. Sepertinya sang mentari merestui Garendra Manggala untuk menjemput seorang Shandrina Matahari.

"Permisi," Gara sudah berada didepan rumah Rara. Memanggil pemilik rumah.

Tak lama pintu terbuka dengan seorang jagoan kecil berbaju merah putih rapi.

"Hai kak Gara, " sapa Gafa adik Rara.

"Halo jagoan,mau sekolah ya? " Gara bertanya sembari menunduk menyamai tinggi Gafa.

"Iya kak, ayo masuk" pinta Gafa. "KAK RARA INI ADA KAK GAFA CEPETAN DANDANNYA! " teriaknya.

Ikal yang mendengar itu dari dapur pun terkekeh, lalu berjalan keluar.

"IYA BAWEL! " Sahut Rara tak kalah nyaringnya.

Gara yang sedang memandang foto keluarga Rara di ruang tamunya pun tertawa mendengar jawaban Rara.

"Pagi nak Gara, udah sarapan? " sapa Ikal.

"Eh sudah bunda," Gara mendekat untuk bersalaman.

"Ada apa tumben jemput Rara? " kepo Ikal.

"Hehe nggak papa bun, lagi pengen" jawab Gara seadanya.

Sebenarnya karena sejak semalam Gara merasa cemas dengan Rara. Ponsel Rara tidak aktif. Pesannya juga tidak terbalaskan. Alhasil dirinya memilih menjemput si pemenuh otaknya.

"Oh ya, ayah om kemana bun? " tanya Gara menirukan gaya bahasa Gerrin.

"Hahaha ayah om udah berangkat subuh tadi, ada tugas lagi ke luar kota," jawab Ikal.

"Kalo Gara jadi bunda sih bakal kangen terus tiap detiknya," Gara ngelawak?

"hahaha kamu bisa aja, kangenin siapa emang hayoo? " selidik Ikal.

"Emm--"

"Ayo Gar, " sahut seseorang yang sedari tadi Gara tunggu. Semalaman ia pikirkan.

"Udah ya bun, yang diomongin dateng hehe" kata Gara nyengir.

"Ealah ciee" goda Ikal.

"Lah? Bunda kenapa? " Tanya Rara bingung.

Gara tersenyum sembari mengedikkan bahunya. Lalu meraih tangan Rara untuk ia genggam. "Gara pamit bun, Assalamualaikum" pamit Gara.

"Hahaha yaudah, waalaikumsallam. Rara jangan bandel ya sayang! " celetuk Ikal.

Ketiganya sontak tertawa.

-----

Motor sport biru milik Gara memasuki gerbang sekolah. Beberapa mata yang tengah melintas memperhatikan kedua insan yang menaikinya.

Rara beneran pacarnya Gara?

Mereka jadian nggak sih?

Best couple yah

Bla bla bla
Rara menyembunyikan wajahnya di punggung Gara. Tak seperti biasanya, entah malu atau gugup yang sedang dirinta rasakan.

"Turun Ra, " ujar Gara. Tak terasa karena lamunannya, Rara sampai tidak sadar jika dirinya dan juga Gara sudah tiba di parkiran.

"Eh i iya" Rara turun dari motor yang kemudian helmnya dibuka kan oleh si empunya. Siapa lagi kalau bukan Gara yang berhasil membuatnya mematung seketika.

Gara tak lupa meraih tangan Rara lagi. Kenapa jadi hoby pegang tangan Rara ya?

Rara hanya mengikuti saja. Menyamakan langkahnya dengan langkah Gara. Banyak pasang mata memperhatikan mereka dengan berbagai artian. Yang salah diantaranya ada tatapan yang mematikan.

L I M I T✔ [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang