Gatau judulnya apa

89 1 0
                                    

"Ini bukan salahmu, sama sekali bukan. Ini hanya kecerobohanku karena membawa perasaan dalam perkenalan kecil kita"

.
Lanjut>>
-----

Jam pelajaran telah berakhir, semua murid termasuk Rara merapikan buku-bukunya untuk dimasukkan kedalam tas.

"Ra, kita perlu bicara, " Shika menahan tangan Rara.

Melihat kedua sahabatnya yang sepertinya membutuhkan waktu berdua, Sasa berniat untuk berpamitan dahulu.

"Mmm kayaknya gue udah dijemput deh, gue duluan ya Ra, Shik, " pamit Sasa.

Sasa tidak membenci Shika karena kejadian minggu ini, sebenarnya Rara pun tidak. Sasa netral, tidak memihak siapapun. Dan Rara, Rara tidak benar-benar menjauhi Shika, hanya saja ia berbicara seperlunya, terkadang juga sekedar mengangguk ataupun menggeleng sebagai jawaban.

"Hati-hati Sa! " timpa Shika.

"Sebentar lagi ayah gue jemput, " ucap Rara yang hendak bangkit.

"Sebentar aja Ra, gue nggak mau kita terus-terusan salah paham gini, "

Akhirnya Rara mengalah, ia duduk kembali, mencoba mendengarkan apa yang akan wanita didepannya ini katakan.

"Gue sama Gara nggak ada apa apa, " ucap Shika.

"Terus hubungannya sama gue apa? Toh bukan urusan gue kan? " balas Rara ketus.

"Gue tau lo salah paham sama kedekatan gue sama Gara selama ini Ra, waktu itu Gara lagi terpukul karena ngiranya sepupu lo itu pacar lo, dan saat itu kebetulan ada gue, "

Rara hanya diam, ia mencoba mendengarkan lagi apa yang Shika katakan.

"Dia emang sama gue terus, tapi gue tau senyumnya, tawanya itu palsu Ra. Dia cuma butuh temen cewek buat ngisi hari-harinya tanpa lo. Gue sempet hampir jatuh sama perlakuan dia yang menurut gue itu setiap harinya kalian lakuin kan? Tapi gue selalu berusaha buat sadar kalo di hati Gara cuma lo Ra cuma lo! " jelas Shika panjang lebar.

"Se yakin itu lo? "

"Gue yakin Ra, yakin banget malah! Setiap di ngomong sama gue, matanya nggak bener-bener lihat gue Ra, tatapannya kosong! Gue yakin dipikirannya cuma ada lo dan lo, " Kali ini Shika menggenggam tangan Rara, mencoba meyakinkan sahabatnya ini.

"Maaf kalo selama ini bikin salah paham lo, " Shika beralih memeluk Rara, perlahan Rara pun membalas pelukan Shika.

"Sekarang gue harus gimana Shik? " lirih Rara.

Shika melepaskan pelukannya, "Bicarain berdua baik-baik, gue yakin kalian saling sayang" ucap Shika.

Rara mengangguk,

"Maaf ya, waktu pemakaman nyokap lo gue nggak dateng, gue lagi dirumah nenek soalnya, " ucap Shika.

"Gue kira lo beneran lupa sama persahabatan kita, "

"Nggaklah! Nggak mungkin gue lupa sama orang yang nerima gue jadi sahabatnya dengan senang hati, " ujar Shika sedikit terkekeh. "Oh ya, katanya lo dijemput om Gerrin? " lanjut Shika.

"Iyaa nih, buruan ke depan Ayah udah nunggu, mau bareng? " tawar Rara.

"Nggak usah, gue juga udah dijemput Mang Dirga, " balas Shika. Lalu keduanya berjalan keluar kelas menuju gerbang.

-----

"Sayang, nanti malem kita diajak makan malam sama keluarga Manggala, " ujar Gerrin saat menyetir.

L I M I T✔ [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang