CEMBURU tanda CINTA

81 1 0
                                    

Di kamar. Rara hanya berguling-guling tanpa minat melakukan apapun.

"Sayang turun! Makan dulu! " teriak Gerrin dari bawah sana.

"Rara nggak laper Ayah! Ayah sama Gafa aja! " balasnya.

Ceklek! Tiba-tiba pintu terbuka,
"Kenapa nggak mau makan hm? " Gerrin datang bertanya.

"Rara nggak laper Ayah,"

"Ada masalah? Cerita sama Ayah, " ucap Gerrin memposisikan dirinya di sebelah putrinya itu.

"Masa Gara marah sama Rara gara-gara kalung ini, " adu Rara menunjukkan kalungnya.

"Loh kamu punya kalung? "

"Iya ini tuh dikasih Aldhi, yang itu loh yang waktu itu disupermarket. "jelas Rara.

Gerrin mengernyitkan dahinya kemudian tersenyum. "Kamu nggak paham kenapa Gara marah? "

"Emangnya kenapa? "

Gerrin terkekeh, "kamu ini polos apa gimana sih Ra, Gara itu cemburu, "ujarnya.

Cemburu? Cemburu kan tandanya cinta kata orang? - batin Rara.

"Hahaha Ayah sok tau ah, masa Gara cemburu sama Aldhi, emangnya Gara cinta gitu sama Rara? Kan kata orang cemburu itu tandanya cinta? " kekeh Rara.

Rara geblek.
"Ayah bukan sok tau, Ayah kan pernah muda sayang, ayah juga laki-laki kan? "

"Tapi apa benar Gara cinta sama Rara? Bukannya dia suka jahilin Rara? " Rara mendadak polos. Lugu. Ah ralat! Sok polos apa gimana sih?

"Itu bentuk cintanya dia sayang,"

Rara nampak mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Sekarang makan, kamu bisa sakit nanti. Kamu kan punya maag sayang.. " peringat Gerrin.

"Yaudah deh, eh tapi Rara mau nelfon Aldhi dulu.. Udah seminggu Aldhi nggak keliatan di sekolah, " pekik Rara.

"Ayah tunggu dibawah, kasihan adikmu nunggu sendiri, " pamit Gerrin mengacak rambut putrinya.

Kemudian Rara meraih ponselnya untuk menelfon Aldhi.
Panggilan pertama tidak terjawab, tapi itu tak membuat Rara menyerah. Ia kembali mencoba menghubungi Aldhi. Dan yap akhirnya terhubung.

"Halo?" itu bukan suara Aldhi.

"Maaf, ini siapa ya? Kok bukan Aldhi? " tanya Rara.

"Saya Dharma, papanya Aldhi"

"Ee-Aldhinya ada om? " tanya Rara hati-hati.

"Maaf ya, Aldhi sedang ada urusan untuk belakang ini, nama kamu siapa biar saya sampaikan ke Aldhi nanti, " ujar Dharma.

"Saya Rara om, yang waktu itu di rumah sakit, " jawab Rara.

"Ooh nak Rara, nanti saya sampaikan ya Ra, maaf," ucap Dharma.

"Nggakpapa om, maaf menganggu Assalamualaikum" tutup Rara.

"Waalaikumsallam, "

Rara terenung, "Aldhi kemana sih, sibuk apa coba? " gumamnya. Alhasil ia memilih turun untuk makan malam.

-----

Dharma kembali masuk ke kamar inap Aldhi. Diranjang rumah sakit,Aldhi sedang terlelap dalam tidurnya. Disertai beberapa alat medis menempel di tubuhnya.

Dharma mengusap kepala putranya itu, taj terasa air matanya turun.
Pergerakan Dharma membuat Aldhi terusik,

"Eunghhh,, "

L I M I T✔ [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang