RAIHAN

77 0 0
                                    

Tit---tit---tit

Hanya itu suara yang terdengar diruangan serba putih ini. Disana ada gadis yang tengah tertidur disamping bundanya dengan tangannya yang setia memegangi tangan bundanya.

Dan disudut tembok, Gerrin tengah duduk dengan memejamkan mata dan satu tangan menopang dagunya.

"shhh, " Rara terbangun, seorang yang pertama kali ia lihat adalah Ikal, bundanya tersayang.

"Bunda kok belum bangun? Rara udah bangun lohh, " rintih Rara memandangi wajah cantik bundanya lekat lekat.

"Bunda cantik kalo lagi tidur, tapi bunda lebih cantik kalo bangun.. Bunda bangun ya? " pinta Rara dengan air matanya yang sudah tidak kuat lagi dibendung. Akhirnya airnya pun lolos membasahi pipi putihnya.

Gerrin yang sedang terlelap ikut bangun karena mendengar suara, dilihatnya putri kesayangannya tengah menangis sambil berbicara sendiri dengan istrinya yang berbaring lemah,

Apakah ia sanggup untuk mengatakan kepada putrinya mengenai penyakit istrinya yang notabenya adalah bundanya juga?

Gerrin pun tak kuasa menahan air matanya, sakit rasanya melihat gadisnya terus menangis, tapi dirinya pun juga sebenarnya tak menyangka mengenai penyakit istrinya itu.

"Sayang, kamu pulang aja. Pasti kamu capek kan habis pulang dari Perancis. Biar disini ayah yang jagain bunda, " pinta Gerrin.

"Nggak ayah, Rara mau jagain bunda juga. Nanti kalo bunda bangun terus Rara nggak ada disampingnya kan kasihan, " ucap Rara.

Makin sakit rasanya mendengar jawaban putrinya. "Kamu pulang sayang, kamu belum makan, "

"Ayah jangan paksa Rara, Rara mau disini,"

"Tapi kalo kamu sakit, bunda malah sedih pas bangun taunya putrinya yang paling cantik ini sakit, " jelas Gerrin.

"Yaudah, Rara pulang dulu. Jagain bunda ya Yah, kalo bunda udah bangun telfon Rara, " ucap Rara sebelum akhirnya keluar setelah menyalami Ayahnya.

-----

Disini sekarang, diruang makan. Rara tengah memakan mie instant yang ia buat sendiri, dan ia makan sendiri karena Gafa pun ikut bersama Gara dirumah mereka.

"Rara kangen bunda, Rara kangen kita makan sama-sama," ucap Rara sembari mengaduk-aduk mie nya.

Ia tak bernafsu lagi, mie yang ia buat masih sisa setengah. Lalu Rara memutuskan untuk ke kamar.

Rara merebahkan tubuhnya dikamar kemudian meraih ponselnya.

ShandrinaM: Besok gue nggak masuk Sa, nanti kasih tau gue kita masuk 12 apa ya

Rara mengirimkan pesan kepada Sasa. Tak terasa besok sudah akan berangkat sekolah dan Rara akan menginjak kelas 12.
Tak lama ponsel Rara berdering yang menandakan ada pesan masuk.

FasayraP: Kenapa Ra? Lo sakit? Oke gue ijinin. Besok gue kesana ya pulang sekolah sama Shika. Iya ntar gue kasih tau pas gue kesana,

Rara segera membalas pesan Sasa.

ShandrinaM: Nggak kok Sa, nggak usah besok gue juga nggak dirumah, besok gue sharelok kalo mau ketemu. Makasih Sasa

FasayraP: Yaudah Ra, iyaa see you princess

Rara hanya melihat pesan itu, baru saja akan berniat tidur karena dirinya sungguh lelah, namun bel rumah berbunyi.

L I M I T✔ [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang