PERPISAHAN'2- Manggala's Family?

92 3 0
                                    

Ganjen!

Deg!

Siapa yang memberi secarik kata ini untuknya? Ia melihat sekitar. Gara tengah menatapnya tajam. Mungkin Gara?

Pandangan Rara tidak fokus, disisi lain Gara tengah menatap tajam ke arahnya, disisi lain ada Aldi yang juga menatapnya namun dengan tatapan sejuk, tenang, dan...manis.

Ah cukup! Rara memutuskan untuk menatap ke arah panggung. Tak berselang waktu lama, Rara merasa seseorang disampingnya melambaikan tangan.

Shika. Ya, Shika mengangkat tangannya sembari menunjukkan ibu jarinya. Ternyata ibu jari itu ditujukan kepada Mc.

Dan kemudian si Mc memanggil namanya untuk maju keatas panggung bersama Gara secara tiba-tiba.

"Hah?! Kenapa gue? " panik Rara bertanya kepada Sasa juga Shika.

"Udah maju aja gih, " ucap Shika enteng, Sasa pun setuju.

Sial. Ini pasti kerjaan mereka.

"Kalian ya? " selidik Rara.

Keduanya malah terkekeh. "Udah buruan sana, "

"Bangke! " umpat Rara.

Ditempat lain, Gara juga nampak kebingungan. Mengapa dirinya dipanggil bersama Rara?
Ia melirik ketiga sahabatnya yang tengah meliriknya seperti menggoda, kecuali Juna. Gara yakin ini pasti kerjaan mereka.

"lo lo pada ya? " selidik Gara.

Keduanya menahan tawa juga sambil mengedikkan bahu. Gara menatap tajam ke arah mereka. Plis deh Juna cuma bilang,

"Tinggal maju aja apa susahnya coba? "

Dengan ragu, Gara melangkah menuju panggung mengikuti langkah Rara.

Keduanya diam mematung diatas panggung. Hingga akhirnya Gara membuka suara memakai mic.

"Maaf sebelumnya, kita disuruh maju untuk apa ya? "

Sontak semua mata atau pun telinga yang mendengarnya tertawa. Tak terkecuali kepala sekolah maupun bapak donatur. Namun Aldi, hanya datar. Lah padahal tadi senyum-senyum kan?

'Mampus nih, malu maluin papa nggak sih? ' batin Gara. Papa?

"Hahaha maaf mendadak, itu kesengajaan dari pihak seksi acara untuk kalian, kalian diminta memberikan persembahan kepada kepala sekolah beserta donatur untuk duet, " jelas si mc.

'Sial'umpat Rara dalam hati.

Gara melirik Rara, Rara pun sama. Mereka sama-sama mengedikkan bahu karena bingung akan bernyanyi apa.

Sejujurnya Rara masih marah dengan Gara yang mengatainya ganjen. Disisi lain Gara juga masih kesal dengan Rara yang senyam-senyum sok imut kepada Aldhi anak pak Dharma.

Tak lama Gara mundur untuk mengambil gitar yang terletak dibelakang mereka.

Gara menarik kursi disampingnya, begitupun Rara. Mereka duduk berdampingan.

Terlihat jelas jika Bayu dan juga Lili tersenyum ke arahnya, sehingga Gara menjadi mantap untuk tampil. Yap. Donatur tetap itu ialah kedua orang tua Gara. Sekaligus kerabat atau saudara pak Dharma.

"Ra, Tolong- Budi doremi, " bisik Gara.

"Budi doremi kenapa kok minta tolong? " Rara geblek.

"Nyanyi lagunya bege, " gemas sendiri Gara dibuatnya.

Rara mengangguk. Gara mulai memetik senar gitarnya, dan Rara juga mulai hanyut dalam lagunya ketika ia juga mulai bernyanyi disana.

L I M I T✔ [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang