Kompor

71 1 0
                                    

"Ngg.. Ra, nanti.. pulangnya sama siapa? " tanya Hanas saat perjalanan pulang dari butin ibunya Riska.

"Hah? Gue?"

Hanas mengangguk, "iya, sama siapa? "

Rara jadi teringat ucapan Gara tadi, entah kenapa ia merasa takut jika dirinya dekat dengan cowok lain.

"Gue..kalo nggak dijemput ya naik taksi, " balas Rara.

"Ooo, Gara? "

Rara menoleh, "Gara? Kenapa sama Gara? "

"Lo nggak bareng dia?"

Riska yang sedari tadi menyimak mulai jengah dengan Hanas. "Ck, kalo mau ngajak balik bareng tinggal bilang pake basa-basi dulu. Norak lo Nas! " cibirnya.

Hanas melirik Riska tajam, Riska yang dilirik hanya terkekeh.

Rara tersenyum canggung, "Emang iya Nas? "

"Ha? Ya kalo lo mau sih.." ujar Hanas tersenyum. Namun Rara hanya balas tersenyum tanpa mau membalas ucapan Hanas.

Tak lama akhirnya mereka sampai kembali di Sma Saturnus. Disana sudah terlihat banyak dekorasi dari mulai pintu masuk sampai aula utama. Osis sengaja meletakkan acara di lapangan utama karena agar bisa dengan leluasa kesana kemari dalam mengatur acara. Sedangkan audiotorium digunakan sebagai tempat persiapan para murid yang akan tampil nanti.

"Ternyata udah pada hampir jadi ya" ujar Riska saat mereka turun dari mobil Hanas.

"Tinggal besok, terus besoknya lagi kan acaranya? " balas Rara.

"Iya, cepet banget ya? " tanya Riska. Rara menyahut lagi, "Emang besok persiapan apa lagi? Kan tuh dekor udah mau siap?"

"Emangnya kita nggak mau latihan dulu Ra? Anak-anak band sama anak dance juga perlu latihan kali, " sahut Hanas terkekeh. Mereka berjalan beriringan menuju kelas.

"Ooh, eh buruan yuk ke kelas, gue mau lihat dekor kelas kita" ajak Rara.

"Yang duluan sampe kelas, gue traktir!" pekik Hanas. Sontak mereka berlari sekencang-kencangnya dan berakhir Rara laj yang menang.

"Yesss!! Lo pada mah kaum lemah. Heh Nas, masa cowok kalah sama cewek! " cibir Rara penuh kemenangan.

"Anjir, lo tadi ngedulu-"

"Rara!!! " itu teriakan Sasa dari dalam kelas.

Rara menoleh dan mengangkat satu alisnya. "Sini deh bantuin ngonsep sudut kelass!! " decaknya.

"Lah emangnya belum Sa? " sela Riska.

"Lo liat aja deh, ini tuh gara-gara si Tara sama Ghani debat mulu dari tadi! " gerutunya.

Mereka segera masuk kelas, melihat sekeliling. Semua sudah siap, tinggal mengisi kekosongan disudut kelas. Dan juga dipojok kanan ada Tara dan Ghani yang masih saja berdebat, tak lupa Shika yang berusaha menyela mereka.

"Tuh liattt!" Sasa menunjukke arah dimana mereka bertiga berada.

Rara berjalan menghampiri mereka. "Tara? Ghani? " ujar Rara pelan namun tersirat penekanan disana.

Tara dan Ghani menoleh melihat Rara, "Ra? Pas lo udah balik, masa si Tara bilang dipojok bagusnya dikasih bunga bunga kan gileee! "adu Ghani.

"Ya bukan bunga warna-warni bege! Maksut gue tuh kaya spot foto instagramable yang temanya super hero terus ada bunga khusus buat pasangannya gitu" jelas Tara yang tak terima.

Ghani memutar bola matanya, "ya mas bunga? Ngaco lo! Mendingan patung Superman sama Wonder Woman! "

"Lo yang ngaco! Itu mah biasa! "

L I M I T✔ [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang