Ketemu nenek Hanum?

81 3 0
                                    

"Ribet kepanjangan, disingkat aja Gara simple kan, asal kisah kita nggak sesingkat nama panggilan gue, "

-Garendra Manggala-

-----

Kali ini Gara dan Rara tengah berada di taman belakang kediaman Manggala. Mereka duduk berdua di ayunan.

"Gue suka liat rambut lo kehempas angin, " sahut Gara tiba-tiba.

Respon Rara datar, tapi beberapa detik kemudian tawanya pecah. "Hahaha ada-ada aja sih lo! " ucapnya.

"Eh Gar, lo kenapa nggak bilang kalo lo itu anaknya pak donatur plus keponakannya kepsek?" tanyanya.

"Emang lo pernah nanya?"

"Nggak juga si, ya kali gitu cerita. " gumam Rara.

"Haha iya deh lain kali cerita, " ujar Gara.

"Telat! Gue udah tau duluan bege! " gerutu Rara kesal sembari menghentikan aktivitas kakinya yang mendorong tanah agar dirinya bisa ter-ayun.

"Loh mau kemana ha? " tanya Gara ketika melihat Rara turun dari ayunan dan menjauh menuju kursi dekat pintu.

"Pindah sini aja, disana panas lama-lama, " jawab Rara mengibas-ibaskan tangannya.

Gara terkekeh lalu ikut beranjak dan duduk disamping Rara.

"Nama lo Matahari, tapi lo nggak suka matahari? " tanya Gara menoleh.

"Hmm. Nama gue juga Shandrina Matahari, tapi nggak tau dipanggil Rara dari mananya, " Rara mengedikkan bahunya.

"Lo sendiri kenapa jadi Gara, kan aslinya Garendra?" lanjutnya bertanya.

"Ribet kepanjangan, disingkat aja Gara simple kan, asal kisah kita nggak sesingkat nama panggilan gue, " tutur Gara.

Ingin rasanya Rara berteriak sekencang-kencangnya kalau saja tidak ada Gara disampingnya. Namun ia memilih mengalihkan topik pembicaraan supaya tidak terlihat salting didepan Gara.

"Hahaha mulai ngawur lo, udah ah ayo masuk, " baru saja Rara ingin bangkit, tangannya ditahan Gara.

Sumpah ya, belum juga jantung gue normal udah dibikin demo lagi! - batin Rara.

"Mm anu-" ucap Gara terbata-bata membuat hati Rara semakin tidak karuan.

"Habis ini gue ajak jemput Gafa ya, "

"Eeee anjir gue kira apa!" ujar Rara lega.

"Emang lo kira apa? Mau gue kasih kata-kata romantis pas nahan tangan lo kaya di novel-novel? " goda Gara.

"Ihh sok tau! Gara nyebelin! " umpat Rara berlari masuk.

Gara tertawa melihatnya. Lucu.

-----

"Gara, jadi jemput adik kamu kan? " tanya Lili dari dapur. Gara yang sedang menonton tv, ah lebih tepatnya memainkan ponsel bisa mendengar teriakan mamanya itu.

"Jadi mah!" teriaknya tak kalah keras.

"Hushh ini mama udah disini kok teriak gitu, sakit ntar kuping mama, " sahut Lili yang ternyata sudah berjalan dibelakang sofa.

"Hehehe Gara kira kan mama masih didapur, " ucap Gara cengengesan.

"Kamu jemputnya sama Rara kan? " tanya Lili.

L I M I T✔ [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang