bag.27 (2) Alyssa Khoirunnisa

1K 54 0
                                    

Alyssa's pov

Aku tak tahu kenapa ibunya Sintya tiba2 ada didepanku dan mengatakan atau lebih tepatnya memerintahkan aku untuk datang keacara perayaan atas terpilihnya Prof.Wiradana sebagai rektor kampusku.

Ada apa sebenarnya?? Apa ada sesuatu?? Jika iya lalu apa??

Setelah memikirkan matang2, akhirnya aku memutuskan untuk datang, meski sedikit ragu tapi aku tak mau nantinya berurusan dengan istri dari dr.Sadewa lagi hanya karena aku tak mematuhi perintahnya itu.

Aku datang bersama Farida dan Zakiyah dengan diantar oleh kakaknya Farida yakni bang Fahmi. Setelah mengantar kami bang Fahmi langsung pergi entah kemana. Tapi bang Fahmi bilang akan menjemput kami bertiga 2 jam lagi. Itu yang membuat aku dan kedua temanku lega. Setidaknya kami perlu berlama-lama diacara ini mengingat ini adalah pesta perayaan dan bagi orang Bali pesta tak lengkap tanpa sihewan gembul dengan ciri khas tubuh gemuk, kaki yang pendek dan hidung yang sedikit aneh. Apalagi kalau bukan babi. Itu menjadi alasan bagiku, Farida dan Zakiyah untuk sedikit berhati-hati saat hendak makan ataupun minum dipesta nantinya.

Semua nampak seperti acara pesta biasa, hingga akhirnya aku melihat dia dan keluarganya menaiki panggung bersama keluarga Prof.Wiradana. Tak lama setelah itu Prof.Wiradana mengumumkan sebuah pengumuman yang membuatku tak bisa berkata apa-apa. Lidahku kelu, tubuhku lemas, dan mataku menatap kosong dengan ekspresi wajah terkejut kearah dia, yah dia, pria itu! Siapa lagi kalau bukan Alen! Prof.Wiradana baru saja memgatakan bahwa Alen akan bertunangan dengan putrinya yang bernama Anastasya. Sungguh saat itu aku benar2 masih tak bisa berfikir bahkan ketika Farida memanggil namaku dan bertanya padaku aku pun tak mendengarnya.

Aku menatap Alen memcoba memastikan bagaimana ekspresi Alen atas pengumuman yang baru saja aku dengar ini. Alen nampak santai dan tenang, wajahnya tak menunjukkan bahwa dia menolak hubungan ini, tapi juga aku tak bisa menyimpulkan bahwa dia menerima hubungan ini. Yang jelas saat aku melihat Alen, dia terlihat biasa saja dengan ekspresi wajah datar dan tatapan tajam yang terkesan cool.


Saat aku sedang menatapnya serius tiba2 dia yang sedari tadi menatap sekeliling langsung berhenti dan menatap kearahku dengan tatapan yang sangat tajam bak seorang polisi yang sedang menatap pencuri yang baru saja ia tangkap. Mataku dan matanya bertemu, dan ia mengunci tatapan mataku. Dia menatap kemataku semakin dalam. Hingga seorang wanita paruhbaya yang sangat aku kenal menepuk pundaknya dan menyadarkan kami berdua. Ku lihat dia kini sudah berdiri berhadapan dengan gadis itu, eh tunggu! Sepertinya aku pernah melihat gadis bernama Anastasya itu?? Tapii.. dimana??.....

Aku masih mencoba mengingat, sementara Alen dan Anastasya kini sudah mulai acara tukar cincin sebagai bentuk resminya hubungan mereka.

Setelah berusaha keras memutar kembali ingatanku, akhirnya aku bisa mengingat dimana aku bertemu dengan gadis yang merupakan putri dari rektorku sekaligus....tunangan Alen itu.

Anastasya Putri Wiradana adalah gadis yang sama yang pernah bertemu denganku ditempat futsal saat aku menemani Alen. Saat itu Alen terlihat tak memiliki hubungan dengan gadis itu, bahkan saat gadis itu memeluk Alen, Alen nampak melepas paksa pelukan gadis itu padanya. Tapii kenapa hari ini dia dan gadis itu bertunangan???? Aku sungguh tidak mengerti. Sebelumnya bahkan Alen pernah mengatakan padaku kalau dia menyukaiku dan mencintaiku tapi apa yang aku lihat Astaghfirulloh...!!! Apa Alen hanya membohongiku?????


Aku masih terus menatap Alen dengan mataku yang kini mulai memanas dan memerah. Aku sendiri tak tau mengapa?? Apa mungkin aku cemburu? aku marah? Atau aku tak suka dengan apa yang aku lihat? Aku pun tak tau.


Saat pikiranku masih kacau, suara tepuk tangan dan teriakkan semu tamu undangan mengagetkanku terlebih dengan apa yang mereka teriakkan yang terdengar sangatlah ganjil ditelingaku dan kedua sahabatku.

Karnamu dan Agamamu (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang