bag.27 (3) Allen Sadewa

1K 59 1
                                    

Allen's Pov

Dunia ini rasanya sedang mempermainkan aku. Bagaimana tidak?! Saat aku sedang tidak baik2 saja dengan hatiku akibat ulah gadis berhijab bernama Alyssa itu, tiba2 mamah mengatakan padaku bahwa diperayaan atas pelantikan om Wiradana nanti, aku dan Tasya akan bertunangan didepan ratusan tamu undangan. Dan mamahku memgancamku untuk menerima peresmian hubunganku dengan Tasya ini. Tanpa mau bernegosiasi denganku. Tapi yang parahnya lagi salah satu dari tamu undangan yang hadir diacara perayaan itu adalah Alyssa!!!!! Alyssa, yah dia??? Bagaimana aku bisa menerima hubunganku dengan Tasya tepat didepan seseorang yang telah berhasil mencuri hatiku??? Bagaimana bisa????


Oh Hyang Widhi Wasa aku bisa gila!!!!!!!!!!!




Malam ini aku, aji dan bli Pandu memakai kemeja putih dengan sedikit aksen kotak2 hitam dibagian dada dan celana panjang berwarna putih polos lengkap dengan sepatu putih juga. Sedangkan mama dan Sintya memakai dress pesta berwarna merah. Kata aji dan mama, baju yang kami pakai seragam dengan apa yang keluarga Tasya pakai. Entahlah, aku sebenarnya suka dengan stail baju yang aku kenakan tapi untuk seragam?? Ah... aku benar2 malas.


Sebelum benar2 berangkat ke hotel tempat pesta perayaan, aku sudah berfikir matang2. Meski aku tau aku tak bisa berbuat apapun selain mengikuti apa mau kedua orang tuaku, tapi kali ini sepertinya aku tak bisa. Karena ini berhubungan dengan hatiku. Aku sungguh tak bisa berpura-pura menerima semuanya saat hatiku tak menginginkannya. Jadi ku putuskan aku akan menolak pertunangan ini. Aku akan menolak apapun resikonya.



Aku masih santai sampai dimana om Wiradana mengatakan pengumuman tentang hubunganku dengan Tasya. Aku masih biasa saja dan masih memegang teguh keputusanku saat aku berdiri tepat disamping kiri Prof.Wiradana sementara Tasya disamping kanannya. Saat itu aku masih menatap sekeliling dan tatapanku berhenti pada sosok yang sudah membuatku hampir gila. Dia! Siapa lagi kalau bukan Alyssa. Saat itu Alyssa juga sedang menatapku dengan tatapan terkejut dan ekspresi wajah yang sangat.....???? Entahlah, aku harap ekspresinya itu adalah ekpresi ketidakpercayaan dengan apa yang baru saja ia dengar. Semoga saja.



Ketika aku semakin lama menatap Alyssa, ingatanku kembali mengingat hari dimana Alyssa menolakku dan memintaku untuk tidak menganggu hidupnya lagi. Aku masih bisa memaklumi jika memang alasan dia menolakku karna aku dan dia masih berbeda keyakinan, tapi.. aku tak bisa menerima sesaat setelah Alyssa meninggalkanku, dia justru berduaan ditepi jalan dengan pria yang sangat sangat aku kenal. Alyssa mengobrol dengan pria itu begitu santai dan sambil sesekali terlihat tersenyum. Apa-apaan itu hah?! Dasar munafik! Jadi Alyssa menolakku dan pergi meninggalkanku bukan karna agamaku tapi karna pria itu! Sungguh aku kembali marah mengingat apa yang Alyssa lakukan. Bagaimana tidak?! Pria itu juga sama halnya denganku, dia juga seorang Hindu dan sudah pasti berbeda dengan Alyssa bukan.??? Tapi Alyssa terlihat senang saat berbicara dengan pria itu. Sungguh itu sangat menjengkelkan!!



Jadi setelah mengingat semua yang sudah Alyssa lakukan padaku dihari itu, entah bagaimana, mungkin karna emosi yang masih memenuhi kepalaku aku memutuskan untuk merubah keputusanku yang tadinya hendak menolak hubungan ini menjadi menerimanya dengan tujuan untuk membuat Alyssa cemburu. Yah.. aku masih belum terima kalau Alyssa menolakku, aku merasa aku masih perlu menguji Alyssa dengan pertunanganku ini. Hanya itu.


Ekspresi Alyssa yang masih terlihat terkejut, bingung dan bertanya-tanya sedikit banyak membuatku senang, karna itu membuktikan kalau Alyssa sebenarnya memiliki sesuatu dihatinya untukku. Hha.. aku mungkin terlalu percaya diri.



Ketika aku dan Tasya berdiri berhadapan dan sudah tukar cincin, semua tamu undangan bertepuk tangan dengan meriah, mereka berteriak dan bersiul. Tapi dari teriakkan mereka aku bisa mendengar sesuatu yang membuat sedikit terkejut.



"Alen...!! Kiss..!! Kiss....!!" Aku tersentak dan terdiam lalu menatap Tasya dan sekeliling serta menatap Alyssa sekilas.


"Cium..! Cium..! Cium..!" Teriakkan mereka begitu keras membuat telingaku sedikit panas. Aku kembali menatap kearah Alyssa ingin melihat bagaimana ekspresi Alyssa saat mendengar kata2 itu. Sungguh ekspresi terkejut, bingung, dan tidak percaya membuat wajah Alyssa begitu lucu. Aku tersenyum tipis. Kalau saja ciuman yang dimaksud adalah ciuman untuk Alyssa pasti sudah kulakukan tanpa perlu ada yang memerintah. Aku akan dengan setulus hati menciumnya sungguh.


Tapi senyum tipisku yang sangat tipis itu langsung menghilang saat aku kembali melihat kearah Alyssa lagi, tiba2 disana sudah ada seorang pria dengan berdiri menatap Alyssa, pria itu memakai baju yang sama persis denganku, dan sungguh aku sangat mengenali siapa pria itu. Aku yang yang masih sedikit marah semakin marah. Tubuhku mulai menegang, aku benar2 marah sekarang!



Saking marahnya aku gelap mata! Dengan mata masih menatap kearah Alyssa yang terlihat sedang menatap pria itu, aku menarik Tasya yang sedari tadi ada didepanku menatapku dengan senyum termanisnya. Tanpa ba bi bu aku langsung mencium lama bibir Tasya dengan sedikit atau mungkin bahkan sangat kasar karna saat itu aku sedang marah dan aku butuh pelampiasan. Dan itu adalah dengan mencium Tasya didepan Alyssa. Aku tahu mungkin aku keterlaluan karna mencium Tasya tapi aku membayangkan wajah Alyssa. Yah! Tapi aku tak perduli. Aku benar2 marah sekarang!


Aku bisa mendengar teriakkan, tepuk tangan dan siulan yang kembali memenuhi seluruh ruangan. Sungguh aku yakin kini Alyssa pasti sedang menatap kearahku dengan tatapan terkejut dan tak percaya "ini adalah balas dendam terbaikku Alyssa!!" Kataku dalam hati sambil terus mencium Tasya.



Saat aku mencium bibirnya dengan kasar, Tasya justru seperti menikmatinya, meski aku tahu dia sedikit kesakitan tapi aku tak perduli. Alyssa harus melihatku dan Tasya begitu meikmati ciuman kami meskipun sebenarnya tidak. Itu yang terus berputar diotakku.



Ini sudah cukup lama dan aku juga Tasya sama2 hampir kehabisan nafas karna aktivitas ciumanku dan Tasya itu. Aku menyudahi ciumanku.



Aku mengambil nafas sedalam-dalamnya dan berusaha kembali bernafas normal.


Aku mengedarkan pandangan mataku kesekaliling, terlihat semua tamu dan juga keluargaku masih bertepuk tangan menatap kearahku dan Tasya dengan mata berbinar dan senyum yang mengembang sempurna. Aku hanya membalas tatapan dan senyum mereka dengan wajah datar dan tatapan biasa saja. Yah karna bukan mereka yang ingin aku lihat, tapi gadis itu! Aku ingin tau seperti apa ekspresinya ketika melihat aku mencium wanita lain tepat didepan ratusan tamu undangan termasuk dirinya itu.


Tapi ketika aku menatap kearah dimana Alyssa berdiri tadi, justru aku tak menemukannya. Disana hanya ada Farida dan Zakiyah. Pria itu juga tak berada disana.



Aku terdiam dan berfikir dengan amarah yang mulai kembali datang. 1 detik , 2 detik ,3 detik....! Sial...!!!!!!! Mereka pasti pergi saat aku berciuman tadi!!!! "Dasar keterlaluan kamu bli...!! Aku akan menghabisimu nanti!!" Aku hanya bisa mengumpat dalam hati.






Ciuman???

What??!!!!!!😲

Astaghfirulloh!!
Alen ciuman sama Tasya didepan Alyssa???

Ya Alloh.. ini ko Alen tega banget sih...😢😢

Alen gak tau emang gimana perasaan Alyssa😏

Dasar laki2 gak jelas maunya apah! ih kenapa jdi author sih yg marah?😅

Maap emosi saya😅

Aduh kenapa part ini jadi gini yah..maafin author ya Ya Alloh..😔

Karnamu dan Agamamu (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang