bag.31

1K 50 1
                                    

"Jadi.. maksud dokter??? Abi (ayah) saya harus menunggu teman dokter itu??" Tanya seorang wanita dengan baju terusan panjang dan jilbab lebar berwarna hitam pekat serta kaos kaki yang menutupi kalinya dengan sempurna. Tak lupa handsock hitam yang melekat rapi dikedua tangannya. Wanita itu menatap pria kisaran umur 30 tahun dengan jas putih yang sedang duduk tepat didepannya itu.


Pria itu menatap wanita denga pakaian serba hitam dengan tatapan sedikit sendu sambil mengangguk pelan.


"Tapi dok.. dokter tahu kan seperti apa kondisi abi saya sekarang.. jka harus menunggu apakah.. abi saya masih bisa bertahan hisk hisk" wanita itu kini terisak pelan. Tapi air matanya mengalir dengan begitu deras.


"Tenanglah.. kamu jangan khawatir, teman saya sudah dalam penerbangan kemari, besok dia pasti sudah sampai disini dan lusa dia akan langsung menemui ayahmu, percayalah pada saya.. dia adalah dokter spesialis jantung terbaik disalah satu RS ternama di Aussie (Australia)" kata pria itu mencoba menenangkan.


"Kamu percaya padaku kan Lisa?" Wanita bernama Lisa itu hanya diam mengangguk pelan dan menatap dokter yang sekarang sedang berusaha menyembuhkan ayahnya itu.

_ _ _ _ _




2 hari kemudian....


"Assalamu'alaikum.. pak Abdulloh??" Kata salah satu pria dengan jas dokter ketika memasuki ruangan bernuansa putih hijau itu.


Terlihat seorang pria paruhbaya dengan usia kisaran 70 tahun itu sedang terbaring lemah diranjang rumah sakit.



Pria paruhbaya dengan rambut yang mulai memutih itu menatap kedua pria muda yang kini sudah berdiri tepat disamping kanan dan kiri ranjangnya.


"Wa'alaikumsalam dokter Riyan.." jawab pria paruhbaya bernama Abdulloh itu sambil menatap pria disamping kanannya.



"Jangan panggil saya dokter pak.. saya ini kan sudah seperti anak bapak sendiri  hhe.. Bagaimana keadaan anda pak Abdul?" Tanya pria bernama Riyan itu dengan senyum manisnya.



"Alhamdulillah.. saya  sehat2 saja  nak Riyan.." pria paruhbaya itu sambil tersenyum simpul.


"Syukurlah.. oh ya pak Abdul.. ini dr.Ibrahim Al Ghifari, dia adalah teman saya yang tinggal di Melbourne, Australia. Dia adalah dokter spesialis jantung disalah satu RS disana yang pernah saya ceritakan pada anda." Kata dr.Riyan memperkenalkan pria berkacamata yang sedari tadi hanya diam berdiri disamping kiri ranjang pasiennya itu.


"Assalamu'alaikum pak Abdul.. perkenalkan saya Ibrahim al-Ghifari, anda bisa memanggil saya Ibrahim. Saya adalah teman sekaligus adik kelas dari dr.Riyan yang selama ini menangani anda. Senang bertemu dengan anda pak Abdulloh Zaen. Semoga Alloh segera memberi kesembuhan bagi bapak" pria berkacamata itu akhirnya bersuara. Terlihat pria  itu tersenyum sambil sedikit menundukkan kepalanya dan menatap pak Abdulloh dengan tatapan mata senang.



Pria paruhbaya bernama lengkap Abdullah Zaen itu terlihat terdiam dan menatap dokter muda berkacamata dengan nama Ibrahim al-Ghifari itu dengan tatapan intens.



"Pak Abdul?" suara dr.Ritan mengagetkan pria yang sudah hampir 3 bulan ini dirawat diRS karena gagal jantung yang ia derita itu.


"Eh iya.. astaghfirulloh.. maaf yah.. bapak melamun hhe.. habis nak Ibrahim ini genteng pisan sih yah nak Riyan hhe" kata  pak Abdul sambil tertawa  kecil menatap kedua pria muda yang sedang menatapnya bingung.



"Oh hhe.. Alhamdulillah.. hhe pak Abdul ini bisa saja.." jawab dr.Ibrahim sambil terseyum kikuk.


"maksud anda saya tidak ganteng gituh pak Abdul??" Tanya dr.Riyan sambil pura2 ngambek.

Karnamu dan Agamamu (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang