bag.28 (1)

1K 54 0
                                    

Saat Alen membuka pintu balkon kamarnya itu dan Alen melangkah keluar kamar, mata Alen langsung membulat sempurna ketika objek yang pertama kali tertangkap oleh kedua mata dibalik kacamata minusnya itu adalah.........

"Alyssa????" Kata Alen sangat lirih sambil matanya menatap gadis bergamis berwarna biru navy dan berhijab lebar berwarna abu2 dengan tas selampang rotan khas Bali dan sepatu kets berwarna putih polos.

Gadis itu terlihat berjalan santai dari arah pintu masuk yang berhadapan langsung dengan balkon kamar Alen sehingga seakan-akan gadis itu sedang berjalan kearah Alen sekarang. Gadis yang hampir  2 minggu ini Alen rindukan itu sama sekali tak memperdulikan rintikan air hujan yang membasahi dirinya. Terlihat dia dengan pasrah membiarkan air itu maresap kebaju gamis, hijab serta mengalir membasahi wajah teduhnya. Sungguh wajah Alyssa yang sedikit basah itu justru membuat Alyssa terlihat semakin cantik bagi seorang Allen Putra Sadewa. Alen pun hanya bisa menatap Alyssa dengan tatapan yang datar namun penuh arti.

Disisi lain,
Meski gadis yang tak lain adalah Alyssa itu terlihat masih berjalan santai, mata Alyssa tak melihat kejalanan. Matanya  menatap kearah pria dengan kaos pendek berwarna abu2 dan celana pendek berwarna biru navy yang tadi membuka pintu lantai 2 rumah dr.Sadewa itu. Jujur sebenarnya Alyssa tadinya  berjalan sambil melamun, tapi suara pintu yang terbuka terdengar keras ditelinganya membuat Alyssa menatap kesumber suara dan mendapati pria itu ada  disana.

Tatapan mata Alen maupun Alyssa memang terkejut namun keterkejutan mereka langsung berubah 3 detik setelah mereka menatap satu sama lain. Tatapan mereka terlihat sama2 dalam dengan ekspresi wajah datar sedatar-datarnya. Entahlah. Tapi diantara tatapan mereka berdua sepertinya mengisyaratkan sesuatu hal yang tak ada yang tahu selain mereka dan juga  Tuhan mereka.

Ketika Alyssa masih berjalan pelan dengan mata yang masih ditatap  menatap dan ditatap Alen. Tiba2 suara  deruan mesin mobil mengagetkan Alyssa dan Alen.

Alyssa menghentikan langkahnya dan menengok  kekanan, mobil sport putih kini sedang melewatinya dan.... berhenti tepat didepannya.  Sementara itu Alen hanya mengalihlan tatapannya menatap mobil yang kini terparkir ditepi jalan depan rumah ajiknya itu. Sama halnya dengan Alyssa yang menatap datar mobil itu, Alen pun hanya menatap dingin kedalam mobil sport milik seseorang yang sangat ia kenal itu.

Setelah mesin mobil dimatikan, detik berikutnya dari pintu sebelah kanan mobil sport putih itu keluar seorang pria dengan tubuh tegap yang memakai kaos lengan pendek dengan warna biru navy serta celana pendek berwarna abu2 dan sepatu kets berwarna putih polos. Pria itu menatap lurus kearah lantai 2 rumah dr.Sadewa lalu detik berikutnya menoleh ke Alyssa yang berada dibelakangnya itu.

Saat pria itu menoleh, Alyssa hanya bisa terdiam menatap kearah kedua pria yang sekarang sedang menatap dirinya dengan tatapan penuh arti. Alyssa bisa melihat wajah mereka secara bersamaan dalam sekali tatapan mata, terlihat wajah kedua pria yang ada didepan Alyssa itu bagaikan pinang dibelah 3 dengan wajah dr.Sadewa itu sendiri. Sungguh, kemiripan wajah mereka bertiga benar-benar sangatlah nyata. Yang membedakan hanyalah umur, brewok dan juga kacamata. Wajah dr.Sadewa sedikit berkeriput mengingat usianya sudah hampir 52 tahun, semantara pria yang masih berdiri disamping mobil sport miliknya itu versi muda dr.Sadewa dengan sedikit brewok didagunya. Dan pria yang ada dibalkon diatas rumah dr.Sadewa, justru versinya dr.Sadewa lebih muda lagi, hanya saja kacamata bertengger manis dihidungnya membuatnya sedikit mirip dr.Tsania sang mama. Tapi struktur wajah mulai dari hidung, bibir, mata, alis sampai tulang rahang ketiganya benar-benar sama.

"Sungguh.. mereka benar-benar mirip" kata Alyssa  dalam hati masih menatap kedua pria itu bergantian. Yah.. Selama ini Alyssa tak begitu menyadari kemiripan mereka, tapi sekarang, Alyssa baru sadar.

Tak ada 1  katapun yang keluar dari mulut Alyssa, Alen ataupun pria itu yang tak lain adalah Pandu. Mereka hanya saling menatap dengan tatapan yang datar dan misterius.

Karnamu dan Agamamu (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang