39.Tamparan

201 16 0
                                    

"Semakin kita dewasa,kita semakin sadar,bahwa Cinta bukanlah di atas segalanya"
-Bibil-

***

Kiara bergegas turun ke lantai bawah,ingin berjumpa dengan Papanya dan menanyakan hal yang sangat ingin ia tanyakan,tapi kenyaatan berbanding terbalik,Papanya tidak terlihat. Ia menarik kursi di meja makan, lalu menatap roti tawar di depannya dengan tatapan kosong.

"Pagi sayang" Suara lembut menyapa Kiara. Kiara melihat sekilas pada Dina lalu tersenyum. "Pagi juga Ma!"

"Kok suntuk banget pagi-pagi,kenapa?"

Kiara menggeleng malas, "Engga ada apa-apa Mama"

Dina tersenyum penuh arti,lalu mengelus bahu Kiara lembut. "Mama tau,kamu lagi nyembunyiin sesuatu dari Mama,iya kan?" Dina mencoba menggoda Kiara,tapi Kiara hanya merespon singkat. "Enggak ada kok Ma,serius!"

"Yauda deh,Mama percaya"

"Oiya! Mama kok ga bangunin aku makan malem sih! dan kenapa ga kasih tau kalau Papa pulang?" Kiara bertanya,sambil menatap Dina dengan lekat.

Dina membuang nafas pelan. Mengelus puncak kepala anaknya dengan lembut. "Mama udah bangunin kamu,kamu aja yang tidurnya kaya orang gapernah tidur,susah banget dibanguninnya sayang"

"Mama serius? udah bangunin aku?"

"Serius,terus Mama kasian juga liat kamu,muka kamu kaya capek banget gitu,jadi Mama biarin deh" Dina cekikan pelan. "Ih Mama,aku pengen ngobrol sama Papa tau!" Kiara merasa kesal.

"Oh iya,Papa mana Ma,dari tadi aku cariin enggak kelihatan tuh?" Tanyanya lagi.

"Iya,Papa kamu katanya ada meeting sama kliennya,harus cepat. Gaboleh telat,sedangkan kamu bangunnya lama banget."

"Yahh!! Gabisa nanya lagi deh!" Kiara menjatuhkan bahunya lemas,Dina hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya. "Yauda sekarang berangkat gih,Mama anterin!" Yang hanya direspon Kiara anggukan singkat.

***

Kiara heran,sejak ia masuk ke gerbang Sma Pelangi semua orang menatapnya,seperti memiliki hutang dan sebagainya. Kiara langsung masuk kelas,dan bertanya pada Lidia yang duduk sambil memperhatikan layar handphonenya.

"Lid!"

Lidia tersadar,Kiara sudah ada di samping,ia langsung menjawab dengan senang. "Eh Kiara cantik! Tumben ga telat?" Lidia mencoba mencari topik pembicaraan. Kiara nyengir,kemudian mengeluarkan Buku Matematikanya dari dalam tas,lupa dengan apa yang ingin ia tanyakan pada Lidia. "Hehe,soalnya gue belum siap PR Lid. Gue boleh lihat punya lo ngak?" Kiara memohon.

Lidia menatap Kiara kesal, sudah tahu bahwa teman duduknya pasti akan menconteknya jika ada PR yang dirasanya susah. "Tuh ambil di tas!"

Kiara cekikikan, "Makasih sobat aku yang terpinter,tersayang,terunyu dan ter-"

"KIA!" Lidian memotong ucapan Kiara,langsung menunjukkan handphonenya ke depan wajah Kiara. Kiara berjengit kaget,melihat berita yang tidak benar tentang dirinya. Di handphone Lidia terlihat jelas foto Kiara dan Kevin di taman belakang sekolah sambil berpegangan tangan,dibawahnya terdapat Caption 'Dasar cewek murahan,ga laku banget ya,pegang-pegang tangan cowok gue!'

Kiara menutup mulutnya terkejut,merasa dirinya adalah manusia yang paling terburuk di dunia ini,namanya langsung hancur,dia menggeleng kuat, "Gue ga ngerebut Kevin Lid,gue gatau dia punya cewek." Kiara meneteskan air matanya.

Lidia mengusap bahu Kiara pelan, "Yang sabar Kia,gue yakin ini orang syirik,gamungkin lah Kevin nembak elo kalau dia punya pacar" Kiara memandang Lidia lega,benar katanya,Kevin mana mungkin punya pacar.

"Tapi Lid,ga menutup kemungkinan kalau Kevin-"

"Eh,dasar pecokor,lo gatau malu banget ya!" Raissa langsung berdiri di depan Kiara,dengan gaya melipat kedua tangannya di depan dada. Kiara tersenyum sinis. "Lo seneng kan Sa,gue di fitnah?"

Raissa tersenyum bangga, "Gue rasa lo bukan di fitnah deh,tapi itu emang fakta!"

"Saa,gue gamungkin lah kaya gitu,elo kan tau sendiri gue-"

"Alah! elo tuh kebanyakan muka,di depan cowok ini kaya gini,di depan cowo itu kaya gitu,banyak banget sih muka lo!" Raissa semakin menjadi-jadi.

"Eh bangsat! elo yang sebenernya cewek munak! baik di depan Kiara tapi nusuk di belakangnya!" Bibil masuk ke dalam kelas,membuat Raissa skakmat dengan perkataanya. Raissa terkekeh lagi.

"Kalian semua tuh sama kaya dia,munak! sok baik,padalan kalian juga benci kan sama Kiara,dia sok cantik,sok baik,sok-"

Prakk!! satu tamparan keras mendarat di pipi Raissa. Tangan Bibil tak tahan untuk tidak menampar Raissa,Raissa mendecih. "Haha,pipi gue udah kena tampar dua kali,pasti nanti ada yang kedua,ketiga,keempat."

"Lo emang pantes buat di gituin!" Ucal Bibil menggebu.

"Lo sadar ga sih,yanng munak dan gapunya otak disini itu elo,bukan Kiara!" Lidia mencoba membela Kiara. Kiara hanya diam tak bisa menahan tangisnya.

"Gue lihat akun yang memposting foto Kiara sama Kevin ke akun Sma Pelangi adalah akun fake. Gue yakin ini akal-akalan elo!" Lidia menohok Raissa. Raissa tersenyum sinis, "Haha,gue ga sebodoh itu buat ngancurin dia kali! mending gue ngelakuin hal yang lebih berfaedah lebih kejam daripada itu!"

Lidia diam,Raissa memang tidak suka bermain media sosial seperti itu,apalagi membuat akun fake,tapi siapa yang berani membuat berita bohong tentang Kiara?

"Sekarang mendingan lo duduk ke bangku lo dan gausah ngurusin urusan Kiara!" Bibil membentak,dan langsung menyuruh Raissa kembali ke tempatnya. Raissa mendecih,langsung meninggalkan mereka dan kembali ke tempat duduknya.

---------------------
Bersambung.....

FLATBOY [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang