51.Insiden UKS

175 16 0
                                    

"Elo!?"

"Haha,terus?" Raissa tertawa,menatap Luna dengan tatapan elangnya.

Luna yang tadinya tidak emosi seketika kepalanya panas,kemarahannya keluar. Ia menarik rambut Raisaa dan menjambaknya kuat.

"Aww,sakit!!" Ringis Raissa,merasakan perih di ubun-ubunnya.

"Lepasin Raissa!" Kiara mencoba menarik-narik tangan Luna agar mau melepaskan tangannya dari rambut Raissa,namun yang terjadi malah jambakannya semakin kuat.

Raissa juga emosi,ia balik menjambak rambut Luna,Luna menjerit juga kesakitan. "Aduhh!! OMG!"

"Lepasin Raissa Luna!" Kiara mencoba lagi menarik tangan Luna,tapi hasilnya nihil.

Bibil,Keyla dan Lidia hanya meringis melihat keributan ini,mereka kesal dengan Luna,tapi juga malas untuk membantu Raissa. Semua siswa-siswi yang berlalu-lalang melihat mereka dengan tanda tanya,banyak yang menonton bahkan merekam.

Saat Luna dan Raissa masih jambak-jambakan,mereka tidak sengaja mendorong Kiara hingga kepalanya terbentur ke dinding,seketika Kiara pingsan.

"Kiara!?" Ucapa Bibil Keyla dan Lidia bersamaan,mereka lantas langsung mendekati Kiara. Lidia mencoba menepuk-nepuk pipi Kiara pelan,sedangkan Keyla sudah menangis ia tidak suka melihat sahabatnya tersakiti.

Kevin yang baru berjalan di koridor sekolah langsung berlari melihat keramaian di depan kelasnya,ia langsung terkejut melihat Kiara yang sudah tergeletak di lantai.

Raissa dan Luna pandang-pandangan,tak sadar bahwa mereka sudah membuat Kiara pingsan. Kevin langsung sigap menggengdong Kiara,membawanya menuju ke UKS,saat ia melewati Luna,matanya menatap Luna tajam.

"Gue benci banget sama elo!" Ucapnya kemudian langsung berlari menggendong Kiara ke UKS.

"Elo!? kalau sampai terjadi sama Kiara,gue ga akan biarin aja!" Ucap Lidia ketus,menunjuk ke wajah Luna,lalu matanya beralih ke arah Raissa.

"Dan elo? gausa sok baik lah! elo itu busuk,cuman di bayar sama dia,jadi gausah sok drama di depan kita-kita,kalian berdua itu sama,sama-sama murah!" Lidia langsung berlari mengikuti Kevin ke arah UKS,Bibil dan Keyla hanya menatap mereka tajam.

"Kalian klop banget,sama-sama munafik,sama-sama gapunya otak!" Sindir Bibil.

***

Kiara membuka kelopak matanya perlahan,ia memegang kepalanya yang terasa pusing,matanya meneliti tempat ia berada sekarang.

"Kia,kamu udah bangun?" Kata Kevin saat tau Kiara sudah bangun.

Kiara meringis, "Kevin. Aku ngapain ada di UKS?" Tanya Kiara,bingung.

Kevin menghela nafas, "Tadi ada insiden kecil,dan kamu pingsan"

Kiara mengangguk-ngangguk. "Sahabat-sahabat aku kemana?"

"Aku suruh balik ke kelas,aku bilang yang jagain kamu aku aja" Kata Kevin membuat hati Kiara langsung berdegup kencang.

"Ada yang sakit?" Tanya Kevin peduli.

Kiara menggeleng, "Cuma pusing dikit aja,tapi udah enakan kok"

Kevin mengangguk-ngangguk. "Kamu ngapain main ke kelas aku?"

Kiara menggaruk tengkuknya yang tidak gatal,ia membuang wajahnya ke samping,gugup. "Emm... Kerjaan Keyla sama Lidia,mereka pengen aku datengin Luna"

Wajah Kevin masih tenang,tak menyiratkan ekspresi apapun. "Siapa yang kasih izin?" Tanya Kevin lagi.

Kiara menunduk, "Aku ngikut aja"

"Aku gasuka" Ucap Kevin tegas,tatapannya masih menatap Kiara tajam,tanpa ekspresi. "Aku awalnya juga gamau Vin,tapi aku penasaran..." Bela Kiara,ia tidak mau selalu di salahkan.

"Aku bilang jangan!" Suara Kevin semakin meninggi.

Kiara langsung tersentak,ia menggenggam ujung roknya kuat. "Aku ngelakuin apa yang aku suka,bukan apa yang kamu ga suka!" Ketus Kiara,ia langsung duduk,kemudian turun dari ranjang tempat tidur.

"Mau kemana sih,itu masih sakit!"

"Aku gapeduli,yang salah bukan aku tapi Luna!" Kata Kiara tegas,ia mengambil sepatunya,kemudian berjalan terseok-seok sambil memegangi kepalanya,Kevin langsung cepat mendekati Kiara,ia memegang tangan Kiara,menahannya.

"Gausa pegang-pegang! kamu urus aja si Luna Luna itu!"

Kevin tersenyum tipis,kemudian menarik Kiara ke dalam pelukannya. "Aku bakalan selalu jagain kamu,aku gapeduli sama Luna,yang terpenting hanya kamu,Kiara" Ucap Kevin lembut.

Kiara terisak,kemudian membalas pelukan Kevin. "Aku ga salah Vin,aku cuma bantuin Raissa dan Luna yang berantem,aku gamau mereka jambak-jambakan,aku pengen misahin... Hikss..Hikss"

"Aku udah tau ceritanya" Ujar Kevin,kemudian melepaskan pelukannya pada Kiara.

Kiara mengelap air matanya dengan punggung tangan,kemudian mendongak menatap ke manik mata Kevin, "Aku minta maaf" Kata Kiara penuh penyesalan.

Kevin mengacak rambut Kiara dengan gemas,kemudian memgang pipinya lembut, "Kamu enggak salah"

Kiara menggangguk, "Aku balik ke kelas ya!" Katanya memohon.

Kevin menggeleng, "Gausah,disini aja,bareng sama aku,kita bisa lakuin sesuatu hal,sampai kepala kamu ga sakit lagi."

"Hmm anu" Pipi Kiara bersemu merah,jantungnya berdegup dua kali lebih cepat,ia menundukkan wajahnya malu.

"Anu anu apaan?" Tanya Kevin menggoda.

"Kita mau ngapain disini?" Kiara bertanya polos,membuat Kevin terkekeh kecil.

"Ya mau ngobrol lah,terus mau ngapain?" Tanya Kevin membuat Kiara merinding di tempatnya.

"Engg...Engga ada kok!" Bantah nya cepat.

Cupp.

Satu ciuman mendarat di pipi Kiara sebelah kanan. Kiara langsung terpelongo melihat tingkah Kevin,wajahnya sudah memerah seperti kepiting rebus,ia memegang pipinya yang sempat dicium oleh Kevin,Kevin tidak merasa bersalah,wajahnya hanya tampak tenang seperti biasa.

"Ka..Kamu cium aku?"

Kevin mengangguk. "Abisnya pipi kamu bikin gemes,merah gitu,jadi ga tahan,kelepas deh!" Ucapnya membuat Kiara semakin gregetan.

"Kamu marah?" Tanya Kevin.

"Aku minta maaf,aku janji gabakalan macem-macem lagi sama kamu! kecuali kalau udah nikah"

"Apa?"

Kevin menggeleng. "Engga ada,aku minta maaf ya"

Kiara mengangguk,kemudian tersenyum sumringah. Ia menggigit bibirnya pelan,merasa gugup bercampur deg-degan saat bersama Kevin. Kevin yang melihat tingkah Kiara lantas tersenyum tipis,ia mengacak-ngacak rambut Kiara gemas.

"Aku beruntung punya kamu" Kata Kevin,Kiara yang tadinya menunduk malu lantas mendongak menatap ke manik mata milik Kevin. "Kamu bilang apa?" Tanya Kiara polos.

Kevin menggeleng. "Enggak ada"

_________________
Bersambung...

FLATBOY [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang