53.Kesal

163 17 0
                                    

"Jadi... Tujuan kalian datang kemari ada apa?" Tanya Angga membuka pembicaraan.

Kiara mengadu jari-jarinya,merasa deg-degan. "Hmm... Gini kak gue sama Lidia kesini pengen cari keberadaan Ando,temen kecil gue yang sempat hilang." Jelas Kiara.

Angga mengangguk-angguk. "Kalau boleh tahu,gimana cerita hilangnya?"

Kiara tersentak, "Di..Dia sebenernya ga hilang sih.. Tapi pindah keluar kota,cuman gue ngerasa aneh Kak,dia gapernah beri kabar,baik dia maupun orang tua nya"

"Kalau boleh tau,hubungan kalian itu apa?"

Kiara mengepal tangannya,bingung harus menjawab apa. "Cuma sebatas tetangga Kak,tapi keluarga kami udah deket banget,gue kangen sama dia,dia udah gue anggep sebagai seorang Kakak" Jelas Kiara panjang lebar.

Angga hanya ber-oh ria,kemudian ia bertanya kembali. "Terus hubungannya elo kesini itu apa?"

Kiara langsung terkejut,tidak mungkin ia berbohong pasal rumah ini. Ia menarik napas pelan,kemudian membuangnya. "Ini... Sebenarnya dulu rumah Ando kak"

Angga menautkan kedua alisnya bingung,Lidia yang tidak tau menau hanya menunjukkan ekspresi biasa. "Rumah Ando,Ando temen lo itu?"

Kiara mengangguk.

"Ando yang lo bilang hilang atau entah apalah itu pindah sendiri atau sama keluarga?" Tanya Angga lagi,raut wajahnya sudah tampak gusar.

"Keluarga"

Angga mengepal tangannya kuat. "Sejak kapan?"

Jantung Kiara berdegup kencang,ia tak berani menatap Angga,takut jika ia salah bicara akan menguak kisah sedih keluarga mereka.

Kiara diam membisu,tak menjawab pertanyaan Angga yang sudah gregetan di tempatnya. "Gue tanya sejak kapan Ki?" Tanya Angga lagi,Lidia lantas ikut heran dengan pembicaraan mereka.

"Sejak Ando umur 7 tahun" Ucap Kiara lirih.

Angga langsung memukul sofa yang ia duduki. "Shit! Untuk apa lagi elo cari dia! dia udah mati bego!" Kata Angga nyelekit,Kiara langsung tersentak,matanya mulai berlinang,ia membendung air itu sekuat tenaga agar tidak jatuh dari tempatnya.

Lidia lantas melirik Angga bingung. "Kak! elo kenapa bentak Kiara sih?!" Tanyanya heran.

Dada Angga naik turun menahan emosi yang bergemuruh di hatinya,ia mendecih. "Elo tau Lid?" Katanya terengah-engah.

"Dia itu nyari Putra! Putra sepupu kita yang udah mati!" Bentak Angga,Mata Lidia langsung membulat.

"Ma-maksud Kaka gimana sih? coba jelasin!"

Angga mengepal tangannya kuat,semakin kesal ketika melihat Kiara menangis di sampingnya,ia semakin menggeram. "Dia ini! sahabat elo ini,nyari Putra sepupu kita yang udah lama mati!" Katanya menjelaskan,Lidia hanya menautkan kedua alisnya bingung.

"Kak! Putra belum mati! dia hanya hilang!" Tegas Lidia,ia menatap Angga tajam di depannya.

"Asal lo tau,ini itu rumah Ando,setelah sekian lama rumah ini ga ditempati,akhirnya Nyokap-Bokap gue berinisiatif pindah kerumah ini,asal lo tau Lidia! gue udah nutup kenangan semua tentang Putra! gue udah berusaha lupain dia! dan ternyata sahabat elo ini malah sok-sokan nyari dia! bego banget sih! dia itu udah mati!" Napas Angga memburu,ia menatap Kiara nyalang.

Prak!

Satu tamparan mendarat di pipi Angga,Kiara bangkit lalu menatap Angga tajam. "Gue tau,mungkin datengnya gue kesini bikin kaka keganggu,tapi asal kakak tau! Ando belum mati! dia hanya hilang bukan mati!?" Ucapnya lalu langsung meninggalkan mereka.

Lidia terpaku,kemudian ikut menatap Angga tajam. "Kak! gue kesel denger info ini,tapi elo gabisa ngomong kaya tadi ke Kiara,dia itu cewek,hatinya lemah? dan elo dengan begonya bikin hati dia ancur disaat pertama kali kalian kenal! gue balik,gue kecewa sama elo kak!" Kemudian Lidia berlari mengejar Kiara,sedangkan Angga hanya terdiam membeku di tempatnya.

***

Lidia dan Kiara hanya diam-diaman selama di perjalanan,Lidia masih kesal dengan apa yang di sembunyikan Kiara,ternyata mereka ingin mencari Putra saudara sepupu Lidia yang 50% susah untuk di temukan,dan hanya akan menguak kesedihan yang mereka pendam.

Namun di satu sisi ia sangat kesal dengan Angga,mengapa sebegitu kasarnya Angga dengan Kiara,mengapa ia harus membentak-bentak Kiara,sedangkan Kiara berniat baik,mungkin Kiara memang salah,telah menyembunyikan sebuah fakta bahwa Ando adalah Putra,namun itu tidak sepenuhnya salah dia,ia hanya tidak ingin membuat Lidia sedih mendengar nama Ando yang sebenarnya adalah Putra.

Lidia mendengus kesal. "Maafin Angga Ki" Katanya pelan.

Kiara sesenggukan,ia menoleh singkat pada Lidia,lalu tersenyum. "Enggak papa,yang salah gue bukan Kak Angga" Ucapnya lemah.

Lidia mengangguk,kemudian kembali diam,ia ingin sekali menenangkan Kiara lebih dalam,namun ada perasaan enggan di hatinya. Sedangkan Kiara,merasa hatinya telah retak,ia tak pernah sehina ini di maki oleh seseorang,apalagi ini Pria,yang etikad-nya adalah seorang yang gagah,tidak suka menyakiti hati wanita.

Kiara menghela nafas berat. Mungkin ia harus menyerah,berhenti sampai disini,jika tuhan memang mengizinkan,apa yang tidak mungkin jika dia bisa bertemu dengan Ando kembali?

---------------------
Bersambung...

FLATBOY [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang