69.Sehat

180 12 0
                                    

"Demi elo,apasih yang enggak gue lakuin?"
-Delon-

***

"Kalian emang gila! Kan udah gue bilang,gausah ngelabrak,jangan cari gara-gara! Dia itu orangnya nekat!" Kiara sibuk berceloteh,sambil tangannya terus bergerak mengompres kaki Lidia yang lecet karena jatuh tersungkur.

"Maafin kami Ki" Bibil,meminta maaf,ketika merasa bersalah,hanya gara-gara ingin melampiaskan kekesalan mereka,malah akhirnya menjadi permasalahan yang lebih parah.

"Gausa ngomong! Gue gabutuh kata maaf!"

"Awww!! Pelan dong Kia!" Lidia yang dari tadi hanya memandang kakinya terluka,lantas meringis,ketika merasa Kiara menekan lukanya.

"Kalau tadi gue ga suruh Delon dan Kak Tomy Dateng gimana? Emang kalian yakin kalian bisa kabur?"

"Udah dong Ki... Kami tau kami salah.." Kini Raissa angkat suara,pasalnya ia juga geram atas tingkah Luna terhadap Kiara,tapi mau bagaimana lagi,ini juga karena salahnya yang duluan memancing mereka untuk melabrak Luna.

"Kalau kalian gini lagi,gue gabakalan temenan sama kalian lagi! Kalian simpen di otak baik-baik! Jangan langsung dibuang!"

"Siap bosku!" Keyla lantas memeluk Kiara erat,Bibil dan lainnya juga sama,Kiara terharu,mereka terluka karena dirinya,namun Kiara marah,karena dirinya lah alasan mereka bertengkar dan akhirnya luka-luka.

"Assalamualaikum!"

Delon masuk ke dalam UKS,diikuti oleh Tomy yang berjalan dibelakangnya,ia kemudian duduk lesehan di lantai,karena kursi sudah diduduki oleh teman-temannya Kiara.

"Gimana? Kalian udah pada sehat?"

"Kita bukan sakit,cuma luka dikit doang!" Lidia langsung menjawab pertanyaan Delon cepat,jantungnya selalu berdegup lebih kencang ketika dirinya berada dekat dengan Delon,padahal mereka sudah mantan.

"Elo Ki,ga ada yang luka kan?"

Kiara menggeleng, "Enggak,yang paling parah cuma Lidia."

Delon lantas melirik ke Lidia, "Masih sakit?"

Lidia menggeleng, "Gausa sok peduli,gue tau elo cuma pura-pura baik!" Kemudian Lidia keluar dari UKS,tanpa menoleh sedikit pun kepada teman-temannya yang memandangnya dengan tatapan heran.

***

"Pa,kita pulang hari ini ya?"

Arsen mengangguk cepat, kemudian berjalan ke arah kasur anaknya, "Kamu udah boleh pulang,tubuh kamu udah sehat"

Kevin mengangguk-angguk.

"Luna ga ikut anterin aku pulang?"

Arsen menggeleng pelan, "Papa gatau Vin..Coba aja kamu telepon atau kirim pesan,mana tau dia ikut"

"Oke"

Dengan sigap,Kevin meng-scrol layar handphonenya,mencari pesan dia dan Luna,namun tidak juga di temukan nama Luna disana.

Kevin mengernyit bingung,pesan paling atas adalah pesan dari orang yang bernama Kiara,Kevin menggeleng,sepertinya ia tidak pernah memberikan pesan kepada orang yang bernama Kiara.

Kevin menyentuh pesan dari Kiara,kemudian menautkan kedua alisnya semakin bingung,pesan-pesannya banyak,dan Kevin selalu membalasnya.

Dengan rasa penasaran yang penuh,ia terus menggulirkan layar pesan tadi ke bawah,ingin melihat isinya yang berada di awal.

Ia semakin heran,ketika di pesan tersebut,ia mengirimkan pesan dengan kata 'sayang',Kevin lantas meletakkan handphonenya ke atas nakas,memijat kepalanya yang terasa berdenyut,kemudian mengambil air putih di sampingnya lalu meminumnya.

"Dia siapa? Dan hubungannya sama gue apa?"

***

Mobil Arsen berhenti tepat di depan gerbang sekolah Kevin,Ia lantas mengernyit bingung,mengapa Papanya memberhentikan mobilnya disini?

"Loh,aku kan bukan sekolah disini Pa!"

"Kamu udah pindah Vin" Jawab Papanya lembut,Kevin kemudian melirik singkat ke depan gerbang.

"Sejak kapan? Aku ga inget"

"Udah sana masuk,temen-temen kamu udah kangen sama kamu,kamu udah lama banget liburnya"

Kevin mengangguk,kemudian menyalim papanya,lalu membuka pintu mobil dan berjalan masuk ke dalam sekolah.

Kevin celingak-celinguk,ia merasa sangat asing dengan sekolah ini,ia benar-benar tidak tahu jika dia sudah pindah sekolah,dan dia juga tidak tau di mana letak ruangan kelasnya.

"Hey!" Tomy tiba-tiba menepuk bahu Kevin pelan,Kevin lantas menoleh. "Eh elo Tom,elo sekolah disini?"

Tomy tertawa pelan, "Ya iyalah,kan elo yang anak pindahan,gainget ya?"

Kevin menggeleng, "Gue berasa asing dengan sekolah ini"

"Perasaan elo aja kali! Haha" Tomy terus bercanda,sebenarnya dia tau,bahwa Kevin sedang Amnesia,tapi mana mungkin jika dia memaksakan ingatan Kevin?

"Kelas gue dimana?" Tanya Kevin.

"Kita sekelas,ayo ikut gue"

Kevin mengangguk,kemudian mengikuti arah Tomy untuk menuju ke kelasnya.

_______________
Bersambung....

Masih setia sama lapak ini kan?
Mana tau kalian udah lupa sama ceritaku hiks:'(

FLATBOY [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang