54.Berbaikan

165 17 0
                                    

"Ki.. Kamu kenapa?" Tanya Kevin bingung,saat mereka baru sampai di parkiran sekolah.

Kiara menggeleng,kemudian tersenyum manis. "Ga papa,ayo masuk"

Kevin mengangguk,kemudian menggenggam tangan Kiara,Kiara lantas terkejut atas sikap spontan Kevin,ia melirik ke tangannya yang sedang bergandengan dengan tangan Kevin. "Vinn.. Tangan kamu?.."

"Tangan aku lagi sama tangan kamu,terus kenapa?" Tanyanya sambil menaikkan genggaman tangan mereka ke depan wajah,agar dapat dilihat dengan teliti.

Kiara lantas tersipu malu,merasa deg-degan atas sikap sederhana dari Kevin. "Tapi malu,diliatin sama yang lain.."

Kevin tersenyum tipis. "Siapa peduli,kan pacar aku kamu bukan mereka?" Tanyanya membuat jantung Kiara seperti ingin melompat dari tempatnya.

Kiara menunduk,menggigit pelan bibirnya karena merasa deg-degaan,Kevin lantas memegang dagunya dan menegakkan wajahnya. "Kamu jangan nunduk,nanti mahkotanya jatuh" Ucapnya tanpa ekspresi.

Kiara bingung,ia langsung mencari-cari mahkota yang dikatakan oleh Kevin. "Ga ada mahkota deh,aku ga pernah pake mahkota kok,masaan jatuh?" Tanyanya polos,Kevin langsung tertawa,ia mencuil hidung Kiara dengan jarinya.

"Kamu lucu"

"Hmm.. Tapi aku serius Vin.. Mahkotanya mana?"

Kevin kemudian mengacak rambut Kiara gemas, "Masih ada di tempatnya" Katanya pelan,matanya tak henti memandang wajah Kiara yang sudah memerah.

Kiara meraba-raba kepalanya,kemudian menautkan kedua alisnya bingung. "Ga ada tau!"

Kevin tertawa lagi,kini ia langsung menarik Kiara berjalan ke arah kelasnya,Kiara yang masih heran langsung mengikuti langkah Kevin,namun hatinya masih sangat penasaran,dimana mahkota itu?

***

Kiara sudah sampai di kelasnya,beberapa menit yang lalu Kevin juga sudah pergi setelah mengantar Kiara,hati Kiara yang tadinya tidak enak menjadi ceria seketika atas perlakuan sederhana Kevin yang menurut Kiara itu manis.

Setelah duduk di bangkunya,Kiara melirik ke samping,tempat duduk Lidia masih kosong. Ia menghela nafas berat,mengingat kejadian semalam membuat hatinya teriris.

Ia memangkukan wajahnya di tangan sebelah kanan,sedangkan tangan kirinya sibuk mengetuk-ngetuk meja,Kiara merasa bosan. Selang tak beberapa lama guru wali kelas mereka Bu Ayudia masuk ke kelas,namun Kiara merasa heran,kenapa Lidia belum datang juga?

"Kiara Medilson Kenzunberg?" Ucap Bu Ayudia di depan kelas,setelah memanggil nama siswa-siswinya satu persatu untuk di absen kemudian tibalah nama Kiara.

"Hadir Bu!" Ucap Kiara cepat sambil mengangkat tangannya.

"Lidia Andira?" Panggil ibuk itu lagi.

Satu kelas hening,diam tak bersuara. "Lidia Andira?" Ulang Bu Ayudia lagi. Kelas masih hening,tiba-tiba suara seseorang memecah keheningan kelas. "Hadir Bu!" Ucap Lidia tegas,nafasnya terengah-engah ia berdiri di dekat pintu.

"Kenapa telat?" Tanya Bu Ayu,nadanya belum meninggi.

Lidia mencoba mengatur nafasnya,kemudian ia menarik nafas dan mencoba menjelaskannya. "Telat bangun Bu!" Ucapnya,wajahnya memucat,takut dimarahi.

"Masuk,karena kamu baru telat beberapa menit saya perbolehkan kamu mengikuti pelajaran saya,tapi lain kali kamu akan mendapat hukuman,paham?" Jelas Bu Ayu,kemudian Lidia langsung mengangguk dan berlalu ke tempat duduknya.

"Kok bisa telat Lid?" Tanya Kiara heran saat Lidia sudah sampai di tempat duduknya.

Hening,Lidia tak bersuara.

"Lid?" Panggil Kiara lagi.

"Bukan urusan elo Ki" Kata Lidia pelan,namun menyakitkan.

***

"Ki,apa kabar?" Sapa Raissa saat Kiara dan para sahabat duduk di kantin.

Keyla memutar bola matanya jengah,ia melirik Raissa sinis. "Seperti yang elo liat,dia baik,sehat,cantik,seger,ngapain elo tanya lagi?" Ucap Keyla intens.

Raissa menghela nafas berat. "Maaf kalau gue ganggu" Ucapnya kemudian menginggalkan mereka semua.

"Raissa!" Panggil Kiara. Keyla Bibil dan Lidia langsung tersentak mendengar Kiara memanggil Raissa. "Elo kenapa manggil Raissa sih Ki?" Kata Bibil heran.

Kiara tersenyum, "Gue pingin kita semua baikan sama dia"

"Ha?!?" Mereka terkejut bersamaan,Lidia yang lagi asik memakan bakso pun langsung tersedak. "Lo serius aja deh! dia udah jahat gitu,mau dibaikin tetap jahat juga nantinya" Kata Lidia bingung melihat Kiara.

"Ga ada salahnya kan,kalau mau berteman?"

Keyla menggeleng-gelengkan kepala, "Terserah elo deh,pokonya kalau terjadi apa-apa lagi samalo,jangan salahin kita!"

Kiara mengangguk. "Siap!"

"Ada apa Ki?" Tanya Raissa,sesaat setelah ia sampai ke tempat mereka. Kiara tersenyum sumringah,kemudian menepuk-nepuk tempat duduk disampingnya. "Ayo gabung"

Raissa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal,kemudian beralih menatap mereka semua. "Gu-gue ga laper!" Katanya cepat,kemudian mengalihkan pandangan ke arah lain.

Bibil mendecih. "Ga laper atau takut di serang?" Tanyanya kemudian tertawa.

"Bil.. Jangan gitu,biar aja dia gabung" Kiara membela lagi.

Raissa tersenyum. "Gue kesini mau minta maaf" Ucapnya lirih.

"Gue tau gue salah,nuduh elo macem-macem sama Kak Tomy,tapi gue sadar,yang ngejer Kak Tomy bukan elo Ki,tapi Kak Tomy yang ngejer-ngejer elo" Katanya menunduk.

Kiara berdiri,kemudian mengelus bahu Raissa pelan. "Elo ga salah,yang salah gue,udah tau gue gapunya perasaan sama Kak Tomy,tapi masih gue kasih harapan" Kata Kiara ikut bersalah.

Raissa menggeleng. "Elo gasalah Ki! yang salah itu gue,elo mau kan maafin gue?" Tanya Raissa,wajahnya penuh penyesalan.

"Itu minta maafnya ikhlas ga?" Sosor Lidia.

Keyla dan Bibil tertawa. "Nanti fake doang dia Ki"

Raissa menunduk. "Gue serius Ki,gue bener-bener nyesel pengen minta maaf"

Kiara langsung memeluk Raissa,Raissa membulatkan kedua bola matanya terkejut. "Gue udah maafin elo,elo temen gue Saa,udah seharusnya kita saling memaafkan"

"Ma-makasih ya Ki!"

Kiara melepaskan pelukannya,kemudian beralih menatap kepada teman-temannya. "Kita utuh lagi gays!" Sorak nya kemudian mengajak Raissa agar meminta maaf kepada yang lain.

Kiara tersenyum bangga,satu masalahnya kini selesai,namun masih banyak masalah yang harus ia selesaikan. Ia menghela nafas lega,ia akan tetap berusaha.

---------------------
Bersambung...

FLATBOY [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang