58.Surat Perjanjian

159 14 0
                                    

"Pa,sekarang Kia pengen Papa jujur,Amplop Putih yang Papa kasih ke Kia itu sebenernya dari siapa?" Tanya Kiara menggebu,ketika melihat Papanya duduk di depan TV,niatnya untuk menanyakan perihal Amplop langsung ia laksanakan.

Johan yang tadi sedang fokus menonton seketika tersentak,menatap ke anak gadis yang sudah berdiri didepannya. "What are you talking dear?" Tanya Johan heran.

Kiara segera duduk di samping Papanya,kemudian matanya menatap tajam. "Papa gausa pura-pura gatau!" Suara Kiara meninggi,mungkin memang salah,namun apa daya? Papanya selalu mengelak.

Johan tersentak. "Papa ga paham apa yang kamu maksud?"

Kiara mendecih,percuma saja berbicara pada Papanya,mana mungkin maling mengaku maling yakan? Kiara lantas beralih ke kamar Papanya,tanpa sepengetahuan Papanya Kiara mengacak-acak laci kamar Papanya,berharap mendapatkan sebuah jawaban disana.

Tangan Kiara berhenti seketika,ketika matanya menatap Map berwarna Merah di dalam laci yang ia cari,Kiara mengambilnya,membuka perlahan sampul depannya. Kemudian terlihat sebuah kertas seperti kertas perjanjian yang dibubuhi tanda tangan di bawah surat itu.

Kiara mengeluarkan surat itu,kemudian membacanya teliti,Kiara menutup mulutnya kecewa,terkejut atas apa yang dibacanya. Kepalanya menggeleng-geleng,tak percaya atas perjanjian di dalam kertas ini.

Ia menangis,menjatuhkan air matanya di wajah cantiknya,tangannya mengepal kuat,ternyata benar dugaannya selama ini,Papanya memiliki Rahasia yang sangat amat penting bagi Kiara.

Kiara segera mengambil Map dan kertas tadi,menutup laci dan kemudian berlalu keluar dari kamar Johan. Namun belum sampai Kiara mencapai puncak pintu,suara Johan sudah mengagetkannya.

"Kamu ngapain sayang?" Tanya Papanya.

Kiara menggeleng,Map tadi ia coba sembunyikan di belakangnya. Berharap Papanya tidak mencurigai gelagatnya. Johan maju semakin dekat ke Kiara,sewaktu Johan ingin melirik ke belakang Kiara,seketika Kiara lari keluar dari kamar.

Johan seketika panik,takut semua rahasia yang selama ini ia tata rapi hancur begitu saja. Johan lantas memeriksa laci di kamarnya,begitu terkejutnya ia ketika melihat Map Merah yang berisi perjanjian itu sudah lenyap,tidak ada di tempatnya.

Johan mendecih, "Shit! iam stupid!"

***

Kiara segera berlari,menuju entah kemana,yang penting ia bisa membawa surat perjanjian ini di tangannya. Kiara berhenti di depan sebuah ruko,ia mengatur nafasnya yang terengah-engah,air matanya turun lagi membanjiri wajahnya.

Ia duduk lesehan di depan ruko tadi,membuka kembali Map yang berisi surat perjanjian yang membuat hatinya terasa terkikis,ia menggigit bibirnya pelan.

Surat Perjanjian.
Perihal hak asuh : Ando Kelana Putra
Yang bertanggung jawab : Johan Carriot

Perjanjian ini berisi hak asuh Ando Kelana Putra yang jatuh ke tangan suami istri Arsen Rildo dan Ina Madraniya. Di tentukan,bahwa mulai dari tanggal 23 maret 20** menyatakan bahwa sepasang suami istri ini berhak mengasuh Ando Kelana Putra,di karenakan Johan Carriot tidak ingin di pidana atas kesalahannya yang sudah membunuh kedua orang tua dari anak tersebut. Maka dari itu,jika Johan Carriot mengambil anak ini dari sepasang suami istri ini,maka ia akan dikenakan hukuman penjara dua kali lipat dari seharusnya.

Sekian.

Yang bertanda tangan.

      (Arsen Rildo)                                                              (Johan Carriot)

Kiara menangis,kini air matanya semakin deras,ia tak menyangka bahwa Papanya yang selalu ia sayang dan puji malah seorang pembunuh,Kiara mengelap air matanya,kini ia harus menyelesaikan semuanya,ia mengambil handphonenya dari saku,kemudian mengetikkan pesan pada Kevin.

Kiara Medilson

Vin...
Bisa ketemuan? ada hal penting yang pengen aku bicarain.

Kiara membuang nafas gusar,ia harus mencari tempat yang tidak dapat di ketahui Papanya dan Papa Kevin,Johan pasti sudah menelepon Arsen perihal surat yang Kiara bawa,Kiara tidak mau rencananya kali ini di gagalkan lagi.

Kevin Galando

Dimana?

Kiara menggigit bibirnya pelan,jari-jarinya ia gigit,bingung ingin berjumpa dimana,tiba-tiba senyum Kiara mengembang,ia tau satu tempat yang sangat cocok dan siapapun tidak akan tau termasuk kedua orang tua mereka.

Kiara Medilson

Danau,inget danau yang kamu pernah bawa aku kesana?


Kevin Galando

Oke,aku kesana sekarang

Kiara menghela nafas lega,kini saatnya ia pergi ke danau untuk menjelaskan perihal perjanjian di atas kertas yang ia pegang sekarang ini,hati Kiara rasanya senang,sudah menemukan seseorang yang selama ini dia cari,namun bagaimana dengan Papanya? apa mungkin Kiara bisa memaafkannya?

________________
Bersambung....

FLATBOY [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang