60.UGD

177 13 0
                                    

Kiara sedang gusar,mengigit kuku jari-jarinya menahan cemas,ia sedang berada di depan ruang UGD menunggu kabar selanjutnya tentang Kevin.

Pintu terbuka,Keyla keluar dengan Bunda dan Papamya Kevin. Ini saatnya Kiara untuk masuk bergantian. Keyla menatap Kiara dengan tatapan kasihan,kemudian sekilas mengelus bahu Kiara sambil tersenyum.

"Yang sabar Ki... Gue yakin Kak Kevin bakalan sembuh"

Kiara mengangguk,kemudian tersenyum tipis kepada kedua orang tua Kevin yang sudah menangis,Kiara lantas segera masuk ke dalam ruangan itu setelah memakai perlengkapan pakaian dan penutup kepala.

Kiara berjalan pelan,air matanya kini menetes lagi,ia lantas mendekat ke Kevin,namun tidak boleh memegangnya atas suruhan para perawat,karena kondisi Kevin sangat lemah.

Ia menarik nafas,kemudian membuangnya,matanya tak berhenti melihat ke wajah Kevin,kepalanya di perban,di daerah pelipisnya terlihat goresan luka,tangannya juga di perban,mungkin karena tergesek ke aspal,Kiara meringis melihatnya.

"Vinn..." Lirih Kiara,ia menutup mulutnya,menahan tangis yang ingin berderai dengan deras. Ia mengelap air matanya yang jatuh terus menerus.

"Kamu cepet sembuh... Aku kangen sama kamu Vin..." Sambung Kiara. "Kamu jangan pernah tinggalin aku,kamu pasti bakalan sembuh dan sehat lagi kaya dulu Vin..."

"Aku kangen cuek nya kamu,romantisnya kamu walau kadang kaku,wajah kamu yang kadang datar tanpa nunjukkin ekspresi. Aku kangen itu Vinnn! Kamu bangun..." Kiara lantas menangis histeris.

Sadar dengan Kevin yang tidak merespon,ia lantas langsung keluar dari ruangan itu,ia tidak mau menyiksa diri. Kiara sangat tidak sanggup melihat Kevin yang terbaring lemah di kasur,dengan selang infus yang masuk ke dalam hidungnya,membuat Kiara ngilu.

"Loh,kok cepet banget Ki?" Keyla lantas menyambut.

Kiara menggeleng, "Gue ga sanggup Key,gue pengen pulang"

"Ki.. Kia!"

Tapi Kiara tidak merespon,ia lantas langsung meninggalkan Keyla tanpa mengucapkan apapun lagi. Kini dunianya yang begitu cerah,tiba-tiba mendung begitu saja.

***

Kevin sedang berjalan,ia menoleh ke kanan dan kiri,namun pandangannya semua gelap,tidak ada apa-apa. Kevin lantas ketakutan,ia tidak tau sedang berada dimana.

Ia seperti orang buta,berjalan namun tidak tau arah,semua pandangannya gelap,tidak ada setitik pun cahaya di sana. Tiba-tiba suara Kiara lantas bergema di sekelilingnya,Kevin lantas tersenyum.

"Vin..."

Kevin celingak-celinguk,ia mencari sumber suara itu,namun tidak menemukannya,disana sangat gelap.

"Kamu cepet sembuh... Aku kangen sama kamu Vin..."

"Kamu jangan pernah tinggalin aku,kamu pasti bakalan sembuh dan sehat lagi kaya dulu Vin..."

"Aku kangen cuek nya kamu,romantisnya kamu walau kadang kaku,wajah kamu yang kadang datar tanpa nunjukkin ekspresi. Aku kangen itu Vinnn! Kamu bangun..."

Suara Kiara terus menggema,Kevin terus menoleh ke kanan dan kiri,namun ia juga tidak melihat dimana Kiara,rasanya suara Kiara berada dimana-mana,tapi wujudnya tidak ada.

"Kiara! Kamu dimana?" Teriak Kevin,ia mengacak rambutnya frustasi,ia seperti berada di sebuah labirin,namun lebih menyeramkan daripada itu.

"Kiara! kamu denger aku? kamu dimana Kiara!" Kevin berteriak lagi,tangannya sengaja ia letak di depan mulutnya agar terdengar lebih keras,namun nihil,Kiara tidak menjawabnya,dan suaranya sudah berhenti.

Tiba-tiba Kevin melihat setitik cahaya,ia lantas tersenyum,setidaknya ia tidak linglung karena kegelapan. Namun ia merasa aneh,cahaya itu semakin lama semakin besar,mata Kevin menyipit sangking silaunya.

Silau,satu kata yang terpikirnya,cahaya ini sudah sangat besar,Kevin lantas menutup matanya ketika cahaya itu seketika langsung memenuhi lingkungannya. Kevin lantas terkejut,cahaya itu seperti meledak,semua putih dan Kevin tidak ingat apa-apa lagi setelahnya.

________________
Bersambung....

Tinggal beberapa part menuju ending,ada kesan dan pesan?
Itu yang sider kuy ikutan nge-vote!❤

FLATBOY [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang