43.Bosan

170 18 0
                                    

"Semakin lo coba untuk bertahan,maka rasa sakit itu juga makin bertambah,plis lepasin gue."
-Kiara Medilson Kenzunberg-

***

"Pa! Papa!" Kiara mencoba memanggil Papanya dari pintu masuk,kemudian langsung berlari naik ke atas tangga.

Tok..Tok..Tok..

"Paa!! Bukain pintunya dong!"

Ceklek. Suara pintu dibuka pun langsung terdengar,Kiara tersenyum. "Pa,aku mau nanya sesuatu sama Papa boleh?"

Johan mengangguk tanda setuju,tersenyum manis pada anaknya. "Anything for you my child" Ucap Papanya,kemudian mengacak rambut Kiara singkat. "Ayo cepat,mau nanya apa?"

"Gini Pa,Papa masih inget Amplop Putih yang Papa kasih waktu itu. Yang kata Papa dari Ando? inget ga inget ga?" Tanya Kiara menggebu.

Johan mencoba berpikir,kemudian dia langsung ingat. "Oh Amplop Itu,kenapa sayang?"

"Nah,itu Amplopnya Papa dapet darimana sih? aku penasaran."

"Hmm.. Kan udah pernah Papa bilang,itu dari Bu Sarah,Mamanya Ando"

Kiara ber-oh kemudian mengangguk-ngangguk. "Terus gimana ceritanya Papa dapet Amplop itu,sedangkan kata Mama waktu itu Papa cuti kerja?"

Johan terbatuk. "Hm anu-"

"Anu apa Pa?... Cepet jawab pertanyaan Kiara Pa!" Kiara mencoba mendesak.

"Sebenarnya surat yang ada di dalam Amplop Putih itu Papa-"

Drrtt..Drrtt

Suara telepon berdering,menandakan seseorang sedang menelepon Johan. Johan segera mengangkatnya, "Iya Pak,saya ada dirumah... Harus sekarang juga Pak?.. Oke baik-baik,saya segera kesana" Tampak Johan sedang berbicara dari telepon.

"Pah,Amplop Putih itu kenapa Pa?" Tanya Kiara lagi.

"Maaf sayang,Papa ada meeting mendadak,nanti kita lanjut lagi. Papa harus pergi dulu,penting banget" Elak Johan lalu langsung masuk ke dalam kamarnya.

Kiara meninggalkan kamar Papanya dengan langkah gontai. "Kenapa ada aja yang ngegagalin ya? gue bener-bener penasaran" Kata Kiara kemudian langsung masuk ke kamarnya.

***

Kiara bosan,ia menatap layar handphonenya nanar. Bingung harus melakukan apa ia langsung mengetik nama Lidia di kontak nya. Kemudian langsung memencet ikon telepon.

Tutt..tuttt..

Suara deringan terdengar,tandanya telepon Kiara masuk ke sana,seteleh beberapa detik menunggu,terdengar suara sapaan dari telepon.

"Halo? Ada apa Ki?" Terdengar suara dari seberang telepon.

Kiara tersenyum. "Gue mau minta tolong samalo boleh ga?"

"Boleh-boleh aja sih,tapi minta tolong apaan nih,kalau minjam duit gue gapunya" Kiara memutar bola mata nya malas,sedangkan Lidia tertawa.

"Gue bukan mau minjem duit tai,gue punya kalo itu mah. Gue mau minta tolong temenin gue cari informasi tentang Ando?"

"Ando sahabat kecil elo?"

Kiara menggangguk. "Iya,yang pernah gue ceritain,gue penasaran sih,dia sebenernya dimana."

"Mau cari informasi kemana coba?" Tanya Lidia lagi.

"Kemana aja deh,mungkin kerumah lamanya,atau ke tempat saudaranya, semuanya la,yang mengandung nama Ando."

"Kenapa elo ga sama Keyla aja,atau Bibil. Gue lagi gapunya uang buat isi bensin hahah. Uang jajan gue habis karena kebanyakan beli kuota." Lidia curhat.

"Udah elo tenang aja,pake mobil gue,gue yang kesana" Kata Kiara bak penyelamat.

"Serius ni,elo yang kesini kan?"

"Iya Lidia pinter" Kiara mulai gemas.

"Btw lo tau alamat rumah gue ga?" Tanya Lidia.

Kiara menepuk jidatnya pelan. "Gue lupa,gue gatau beneran"

"Geblek parah lo! percuma cantik tapi bego hahah,yauda nanti gue kirim alamatnya."

"Lid..Elo kok lama-lama ngeselin kaya Keyla sih?"

"Iya gue minta maaf,bercanda kali"

"Yauda ini kapan matinya,gue capek ah,pen siap-siap"

"Cerewet amat sih,ini mau gue matiin,bye Kiara Medilson Kenzunberg cantik!"

Tutt...tutt..

Suara sambungan telepon terputus,Kiara bernafas lega,Ia pikir Lidia tidak mau menemaninya. Ia tersenyum singkat. "Aku bakalan cari tau kamu dimana Ndo,kamu tenang aja" Gumamnya pelan,kemudian langsung mengambil handuk untuk segera mandi karena ia akan segera pergi untuk mencari titik terang dari semua permasalahan ini.

________________
Bersambung....

FLATBOY [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang