65.Kejujuran

159 15 0
                                    

"Jangan pernah sedih lagi ya,langit ga seneng liat air mata Lo,takut hujannya kalah saing"
-Delon-

***

"Makasih buat tumpangannya" Ucap Kiara ketika ia turun dari motor Delon.

Delon membuka helmnya,kemudian ia letakkan di atas tangki,ia langsung mengangguk. "Makasih juga udah buat hari ini gue bahagia"

"Bahagia? Elo bahagia jalan sama gue?" Kiara terkekeh sendiri,ia menunjuk dirinya kemudian menggeleng-geleng, "Yang harusnya berterima kasih itu gue,gue udah bahagia dan sedikit melupakan kesedihan dan kegalauan gue"

Kini Delon tersenyum lagi,menunjukkan gigi gingsulnya yang sangat terlihat manis, "Boleh lain kali kita ketemu lagi,hmm atau kaya tadi sekedar jalan-jalan?"

Kiara mengangguk cepat, "Sini minta hp Lo,biar nomor gue disimpen,terserah mau elo chat kapan aja,gue orangnya ga sibuk"

Delon menyodorkan hpnya,Kiara dengan lihai langsung menggerak-gerakkan jemarinya lincah,kemudian ia menyodorkan lagi handphone tadi ke pemiliknya.

"Kalau gitu gue masuk ya!"

"Kia..!" Baru saja Kiara ingin berjalan,Delon memanggilnya,ia berbalik,kemudian tersenyum, "Saya?"

"Jangan pernah sedih lagi ya,langit ga seneng liat air mata Lo,takut hujannya kalah saing" Lantur Delon tiba-tiba,namun wajahnya tidak terlihat sedang bercanda.

Kiara tersenyum manis, "Kalau ada elo mungkin gue gabakalan sedih"

"Kalau gitu gue siap siaga berada di samping elo,jagaian elo disaat apapun,dan ga bakalan biarin satu tetes air pun jatuh dari mata Lo yang indah"

Kiara terpana dengan kata-kata Delon,ia hanya mengangguk tipis kemudian langsung masuk ke dalam.

"Boleh minta nomor Lo?" Delon bersuara lagi,Kiara mengangguk,lalu mengambil handphone Delon dan mengetikkan nomornya disana.

"Oke gue pamit"

Delon tersenyum,mungkin memang sudah saatnya ia melindungi seseorang lagi,setelah sekian lama genggamannya kosong tanpa kehangatan,entah untuk sekedar bersahabat,atau yang lain.

***

Kiara masuk ke dalam kamarnya dengan jalan yang sangat pelan,takut jika terdengar oleh Johan ataupun Dina,ia membuka pintu,kemudian menutupnya.

Meletakkan tas Selempang nya ke atas nakas,kemudian mencuci kaki dan wajah,setelah itu terlentang di atas tempat tidur,ia menghela nafas pelan.

"Gue kangen elo Vin... Sangat-sangat kangen"

Kiara membalik posisinya,dari yang tadi telentang menjadi miring ke arah kiri,ia kemudian menutup matanya,ingin masuk ke alam mimpi, namun suara dering telepon menghentikan kegiatannya.

Kiara bangkit,kemudian mengambil handphonenya di dalam tas Selempang nya,kemudian melirik kepada sang penelepon,namun tidak ada nama.

+6289682937*** is calling...

Kiara menggeser ikon telepon berwarna hijau,kemudian meletakkan handphonenya ke sebelah kiri telinganya.

"Haloo?" Ucapnya sambil menguap,tapi tidak ada jawab dari seberang sana.

"Ini siapa? Gue ngantuk,jangan bercanda!" Suara Kiara agak meninggi,ia langsung memicingkan telinganya.

"Delon..." Gumam seseorang dari seberang telepon. Kiara lantas menyunggingkan senyumnya.

"Oh elo,kirain siapa..."

"Kiara,gue pengeng ngomong sesuatu ke elo." Delon bersuara,nadanya terdengar lirih.

Kiara menautkan alisnya bingung, "Mau ngomong apa?" Kiara menunggu,tetapi Delon belum juga menjawab,hanya terdengar helaan nafas disana.

"Delon?"

Tutt..tutt..

Sambungan telepon terputus,Kiara memandang layar handphonenya nanar,sebenarnya tujuan Delon menelepon dirinya karena apa? Seperti ada yang mau ia bicarakan kepada Kiara,namun ia urungkan.

Kiara meletakkan handphonenya di sampingnya,kemudian ia merebahkan dirinya dan ingin menggapai mimpi,namun belum sempat masuk ke alam mimpi sebuah notifikasi pesan masuk ke handphone Kiara.

Ting!

+6289682937***

Gue..
Gue yang udah nabrak Kevin Ki..
Maaf.

Jantung Kiara lantas berdegup kencang,apakah benar Delon pelakunya? Tapi mengapa dia tidak berbicara di awal? Mengapa harus dari pesan?

Kiara menghela nafas panjang,kemudian meletakkan handphonenya kembali,ingin mencoba tidur kembali,namun karena pesan dari Delon tadi,awalnya Kiara yang tadi mengantuk berat,malah sekarang tidak bisa terlelap sama sekali,air matanya kini menetes lagi dan lagi.

----------------------
Bersambung...


FLATBOY [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang