44.Kisah Keluarga

167 18 0
                                    

"Cinta dan sayang adalah dua hal yang berbeda. Disaat lo sayang sama seseorang, lo belum tentu cinta sama dia. Sedangkan kalo elo cinta,udah pasti lo juga sayang. Paham?"
-Bibil Ladiba-

***

Tokk..tokk...

"Permisi.. Assalamualaikum" Kiara dengan sopannya mengetuk pintu rumah Lidia.

Selang tak berapa lama pintu pun terbuka,keluarlah sosok cantik yang beberapa saat lalu teleponan dengan Kiara. "Eh Kia,ayo masuk!" Ajak Lidia dengan senyum cantiknya.

Kiara mengangguk,kemudian matanya mengitari sekeliling rumah Lidia. Mewah,satu kata yang tiba-tiba terbayang oleh Kiara. Tak jauh beda dengan rumahnya,hanya saja rumah Lidia tidak sebesar rumah Kiara. "Rumah elo besar juga ya Lid. Tapi ngisi bensin aja kok gabisa?" Kiara berucap fakta,kemudian menatap Lidia singkat sambil terkekeh pelan.

Lidia tertawa,kemudian nyengir. "Haha,mewah dan besar kan bukan punya gue Ki. Tapi punya ortu gue,gue hanya di kasih uang buat keperluan yang penting aja,dan uangnya udah abis buat beli kuota"

Kiara mulai geram dengan sahabat disampingnya ini. "Abisnya sih elo,ngapain coba buat beli kuota banyak-banyak,mending isi bensin. Dasar anak sosmed!"

"Abisnya gue bosen,tapi kuota gue juga buat nyari ilmu kok,misalkan buat belajar,nyari PR dan sebagainya." Lidia menjelaskan.

Kiara ber-oh,kemudian berjalan ke arah foto-foto yang terpampang di atas nakas. "Eh ini foto siapa?" Tanya Kiara agak bingung,pasalnya ia seperti tanda dengan foto ini.

"Owhh.. ini Tante gue sama nyokap. Yang pakai baju biru itu adik nyokap,namanya Tante Sarah,dan yang disampingnya pakai baju merah maroon itu Mama gue,alias nyokap. Mirip ga? mereka itu kembar" Ucap Lidia kemudian.

Kiara terpaku. Mendengar penjelasan foto tersebut. "I-Itu tante elo? dan namanya Tante Sarah?" Tanya Kiara. Ia teringat akan nama Sarah Mamanya Ando.

Lidia mengangguk cepat,kemudian mengambil foto tersebut. "Elo tau ga,Tante gue udah meninggal lama banget. Kayanya dari umur gue 6 atau 7 tahun deh,udah lama banget pokoknya. Ini foto sewaktu Mama dan Tante masih muda,kira-kira umur 20-an. Sengaja di pajang supaya bisa di kenang." Jelas Lidia panjang lebar.

Kiara tersentak,kemudian memegang foto yang ada di tangan Lidia. "Meninggal karena apa?" Tanya Kiara lagi,penasaran.

"Kecelakaan" Ucap Lidia singkat,tapi dapat membuat hati Kiara teriris mendengarnya.

"Lid,lo serius? kecelakaan apa sih,kok sampai meninggal" Kiara mulai menggebu,hatinya berasa tidak enak,dengan apa yang ia dengar sekarang.

"Gue serius Ki. Gini ceritanya,waktu itu Tante gue sama suaminya pengen pindah ke luar kota,dikarenakan Om Taufik suaminya itu dipindah tugaskan,jadi mereka satu keluarga pindah." Lidia menjeda ucapannya,terkejut atas ekspresi yang di tunjukkan oleh Kiara.

"Ki elo kenapa,kok nangis?"

Kiara menggeleng. "Gapapa,gue cuman sedih dengernya,lanjut Lid?"

"Nah kan mereka, Tante gue,Om Taufik,sama Putra sepupu gue berangkat naik mobil,sengaja ga naik pesawat,katanya sih biar sekalian bisa liat pemandangan gitu,tapi gataunya mereka masuk jurang,karena ada mobil yang oleng gitu,yang jatuh bukannya mobil yang oleng tadi,tapi keluarga Tante gue yang malah ke arah jurang" Nada Lidia agak memelan,terasa menyayat hati.

Air mata Kiara semakin deras,ia tak tahan lagi untuk membendungnya,ia menggigit bibirnya,menahan perih karena mendegar cerita Lidia. "Te-Terus mereka gimana?" Tanya Kiara sesenggukan.

"Tante Sarah,dan Om Taufik meninggal,jasadnya ditemukan Ki. Tapi Putra,sepupu gue,sampai sekarang ga jumpa juga." Sebulir air jatuh dari mata Lidia,ia pun menangis,sama halnya dengan Kiara.

Kiara mengelus bahu Lidia pelan,menyalurkan sedikit energi kepada sahabatnya ini,ia berusaha tersenyum. "Yang sabar ya Lid,gue paham gimana rasanya jadi elo."

Lidia mengganguk,lalu beralih memeluk Kiara. "Gue sayang sama Tante gue Ki,Om Taufik,dan juga Putra sepupu gue."

Kiara dan Lidia sama-sama terisak. Kemudian Kiara mencoba melepaskan. "Kalau boleh tahu,nama panjang sepupu lo apa?"

"Ando Putra Kelana"

Degg!

Hati Kiara rasanya seperti tertimpa oleh batu besar. Itu adalah nama Ando sahabat kecilnya Kiara,dan kisah Keluarga Ando juga sama,pantas ia tidak asing dengan foto yang ia lihat sekarang ini,karena ini memang Sarah,Mamanya Ando. Mereka memang ingin pindah keluar kota karena dipindah tugaskan,air mata Kiara semakin deras mengalir,ia mencoba menahan perih yang ia rasakan sekarang.

"Lid.. Hari ini kita batalin cari Ando ya. Gue pengen nonton drakor dirumah" Elak Kiara sambil mencoba mengelap air matanya.

"Iya Ki gapapa,lagian gue juga takut ninggalin rumah,bokap nyokap lagi ga dirumah"

"Yauda sampai jumpa di sekolah Lid!" Kemudian Kiara langsung bergegas keluar dan menjalankan mobilnya.

Aku gapercaya kamu udah mati Ndo! Aku gapercaya!

Kiara memukul-mukul setir mobilnya,menangis tersedu-sedu,menancap gas sekencang-kencangnya,agar dapat kembali ke rumah dan menenangkan pikirannya. Perihal cerita tadi,sudah cukup membuat hatinya terasa hancur,tak sanggup untuk ia dengar. Kiara bingung mengapa berita itu tidak sampai ke telinganya?

Jika benar Tante Sarah Dan Om Taufik sudah meninggal,lalu darimana Papa Kiara dapat surat itu? maka ia harus mencari Ando kemana? sedangkan Lidia dan keluarganya sendiri pun belum juga menemukan keberadaan Ando.

Hanya satu hal yang terlintas di benak Kiara,ia harus cepat sampai ke rumah.

__________________
Bersambung...

FLATBOY [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang