Tiga

44K 3.1K 56
                                    


Kalo ada typo mohon maaf:v
VOTE WAJIB 😂
HAPPY READING:)
.
.
.
.
.
.

Sore hari yang cerah, kini Nara sedang berada disebuah pusat perbelanjaan dekat kompleks perumahan nya. Dia sedang berjalan-jalan untuk menikmati sore hari, dia pergi hanya sendirian tanpa ditemani siapapun, ingat sendirian!

Nara dengan riangnya memutari pusat perbelanjaan tersebut, hingga tanpa sengaja dia menabrak seorang gadis yang jauh lebih kecil darinya hingga gadis itu terjatuh.

Dengan segera, Nara membatu gadis itu untuk bangkit berdiri dengan sesekali mengucapkan kata maaf.

"Aduh dek maafin kakak ya, kakak gak sengaja" kata Nara tidak enak.

Gadis yang ia tabrak pun mendongak, gadis itu tersenyum walaupun yang Nara lihat itu adalah kekentaraan mata yang sembab dan hidung yang memerah.

"Aduh dek, kakak kan udah minta maaf. Kamu jangan nangis ya" kata Nara.

Gadis itu mengangguk, "Iya kak gak papa" jawab Gadis itu.

"Nama kamu siapa? Apa ada yang sakit? Perlu kakak bawa ke rumah sakit?" tanya Nara beruntun membuat gadis itu tertawa.

"Hehe, ngga papa kok kak. Nama aku Maura" jawab gadis itu.

Yap, gadis kecil yang ditabrak oleh Nara adalah Maura adik dari Arka.

"Serius, kalo ada yang sakit kakak mau tanggung jawab kok, yakin deh" tanya Nara sekali lagi.

Maura menggeleng, "Ngga kak, aku juga serius" jawab maura sambil tersenyum.

Kesan pertama yang Maura rasakan saat bertemu Nara adalah, Maura menganggap Nara adalah orang baik, Maura juga berpikir jika Nara adalah gadis polos meskipun umurnya lebih tua dari dirinya.

"Duduk dulu yu, kakak beliin minum" ajak Nara.

Maura mengangguk, mereka duduk disalah satu bangku yang ada disana, Nara pamit sebentar untuk membeli minuman.

Tak berapa lama, Nara datang dengan membawa dua botol air mineral, dan menyodorkan salah satunya kepada Maura.

"Makasih kak" kata Maura.

Nara tersenyum dan mengangguk, dia pun duduk disamping Maura.

"Kamu kenapa? Kaya abis nangis?" tanya Nara.

"Engga kok kak" jawab Maura.

"Kamu sendiri?" tanya Nara.

"Iya kak" jawab Maura.

Nara mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti, "Kamu mau ikut kakak gak?" tanya Nara.

"Tenang, gak akan kaka culik kok" lanjut Nara.

Maura tertawa mendengarnya, "Nanti aku ngerepotin lagi" kata Maura.

"Nggak lah, kakak juga sendiri kok disini. Kita keliling deh kakak yang bayarin, itung-itung permintaan maaf" jelas Nara.

Maura mengangguk, "Tapi jangan terlalu sore ya kak, soalnya aku gak boleh bawa kendaraan, masih kecil" kata Maura.

"Emang kamu kelas berapa?" tanya Nara.

"Kelas 7 smp kak" jawab Maura.

"Ya ampun, kamu masih kecil kok udah berani keluar sendiri si?" tanya Nara.

"Itu juga salah abang, suruh siapa gak mau nemenin aku" kesal Maura.

"Yaudah-yaudah yuk kita ke time zone" ajak Nara dan Maura mengangguk antusias.

**

Hari sudah malam, matahari sudah digantikan dengan bulan, jam sudah menunjukan pukul 7 malam, tapi Maura belum juga pulang membuat Arka dan orang tuanya panik.

"Abang, coba telpon adik kamunya" suruh Risha.

"Gak diangkat ma" jawab Arka.

"Yaudah Arka cari dulu deh" putus Arka.

Tapi sebelum Arka pergi keluar rumah, Maura sudah datang terlebih dahulu.

"Abis dari mana kamu!" bentak Delvin, papanya.

Maura yang tidak pernah dibentak pun jelas kaget, begitu juga dengan Arka Dan Risha, mamanya.

"Pa gak usah bentak-bentak bisa kan?" tanya Arka.

"Adek sini" suruh Arka kepada sang adik.

"Abis dari mana?" tanya Arka lembut.
"Bukan urusan abang, abang kan gak sayang sama aku" ketus Maura.

"Maura! Siapa yang ajarin kamu buat ngga sopan sama orang yang lebih tua?!" tanya Delvin dengan nada membentak.

"Pa, udah dong jangan ngebentak terus" kata Arka.

"Biarin aja bang, kalo kaya gini terus bisa tambah manja" kata Delvin.

"Udah-udah ayo abang anter ke kamar, kamu istirahat aja. Besok kan harus sekolah" ajak Arka.

Maura tidak menjawab, malahan dia langsung berlari ke kamarnya sambil menangis.

"Papa, jangan gitu dong sama adek" kata Arka.

"Biarin aja" cuek Delvin.

Arka menghela napas, kemudian pamit kepada papa nya untuk pergi ke kamarnya, sedangkan Risha hanya bisa menghela napasnya lelah.

Sampai dikamar, Arka langsung merebahkan tubuhnya di kasur king size nya, hari ini cukup melelahkan bagi Arka. Pergi sekolah, menemani Ersya, ditambah dengan adiknya yang sedang merajuk.

Arka pun memutuskan untuk tidur, mengistirahatkan tubuhnya agar besok dia bisa kembali fresh untuk melaksakan aktivitasnya.

Sedangkan disebuah kamar, seorang gadis tengah terduduk sambil memainkan ponselnya, dia adalah Nara malam ini rasanya dia tidak ingin tidur bahkan matanya masih melotot lebar tidak ada tanda-tanda kantuk sedikitpun.

"Masa insomnia lagi" keluh Nara karena memang dia sudah sering sekali mengalami insomnia.

"Lapar lagi" keluh Nara.

Akhirnya dia pun turun menuju dapur untuk mencari apapun yang bisa dia makan, barangkali saja setelah makan dia akan mengantuk, karena memang biasanya kan begitu.

Nara pun turun, dia membuka lemari es ternyata isinya penuh. Dan melihat itu mata Nara langsung berbinar bahagia.

"Ihhh mama pengertian banget" kata Nara dan langsung mengambil beberapa camilan dan membawanya ke kamar.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC

26 Desember 2019
Revisi : 4 Juni 2020

Rani Shintia


ARKANARA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang