Empat Puluh Delapan

27.1K 1.7K 65
                                    

Jangan Lupa VOTE, KOMEN dan SHARE 😉
.
.
.
💜 HAPPY READING 💜

"Hanya karena mengakhiri sebuah rasa, mengapa harus berhenti saling sapa?"

Liburan kenaikan kelas telah tiba, membuat semua murid senang bukan main. Begitu juga dengan kawan-kawan Arka, mereka sudah banyak membuat planing tentang liburan mereka, terutama dengan alasan menghabiskan waktu bersama Arka sebelum Arka pindah sekolah.

Tapi sayang, sepertinya niat Arka untuk pindah sekolah sirna karena adiknya yang selalu merengek, akhirnya Arka mengalah, dia tidak akan pindah sekolah. Jadi niatnya, dia akan keluar negeri saat kuliah nanti.

Untuk SMA, dia akan tetap disini hingga lulus. Para sahabatnya pun belum ada yang tahu jika Arka batal pindah. Biarkan saja dia ingin memberi kejutan kepada mereka.

"Ma, Arka keluar ya" pamit Arka kepada sang Mama, yang kebetulan hanya ada mama nya dirumah.

"Mau kemana?" tanya Risha.

"Nyari angin" jawab Arka asal.

"Ya udah hati-hati" pesan Risha, dan Arka mengangguk.

"Assalamualaikum" kata Arka.

"Waalaikumsalam" jawab Risha.

Setelah itu dia pun pergi dengan menggunakan mobilnya. Ntah tujuannya akan kemana, yang jelas Arka ingin pergi, dia sudah bosan berada di dalam rumah.

Arka  melajukan mobilnya tak tentu arah dengan kecepatan yang sangat pelan. Tidak ada tujuan lebih baik daripada harus mendekam dipulau kapuk.

Hingga, mobil yang dia kendarai membawanya menuju sebuah taman. Taman yang biasa Nara kunjungi, aish membahas soal Nara, Arka jadi rindu.

Arka memarkirkan mobilnya, setelah itu dia turun dan berjalan memasuki taman tersebut. Ntah kebetulan atau apa, disana ada Nara yang sedang duduk sendirian disebuah kursi taman.

Arka berjalan menghampiri Nara, kemudian duduk disamping Nara. Tapi, Nara belum menyadari keberadaan Arka karena dia sedang fokus bermain ponsel.

"Ekhm" Arka berdeham, membuat Nara tersadar dan mengalihkan pandangannya kearah Arka.

"Loh, kok ada disini?" kaget Nara.

"Suka-suka gue lah, ini tempat umum" jawab Arka.

Nara diam, dia kembali fokus kepada ponselnya. Jujur dia tidak ingin melihat wajah Arka, karena dengan melihat wajah Arka, dia jadi ingin langsung memeluk Arka, apalagi sekarang Arka ada disampingnya.

Jika ditanya apakah Nara rindu Arka jawabannya sudah jelas iya. Bahkan sangat.

"Lo ngehindar dari gue?" tanya Arka tiba-tiba.

Nara diam, "Ngga tuh" jawabnya masih tetap berusaha fokus dengan ponsel yang dia genggam.

"Hanya karena ingin mengakhiri sebuah rasa, apa harus berhenti saling sapa?" tanya Arka.

"Siapa yang berhenti saling sapa, orang ini lagi ngobrol kan" Nara mulai ngegas, karena tak terima Arka berbicara seperti itu.

ARKANARA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang