Tiga Puluh Delapan

26.1K 1.7K 217
                                    


Jangan lupa VOTE, KOMEN dan SHARE 😉
.
.
.
.
💜 HAPPY READING 💜

Setelah mengantar Nara pulang kini Arka sudah sampai dirumahnya, selesai memarkir mobilnya Arka berjalan menuju pintu utama rumah nya dan langsung mengucap salam lalu masuk kedalam.

"Assalamualaikum" teriak Arka sambil berjalan masuk kedalam rumah.

"Waalaikumsalam" jawab Mama, Papa dan Maura dari arah ruang keluarga.

Dengan segera, Arka berjalan menuju ruang keluarga untuk menghampiri Mama, Papa dan adiknya. Sampai disana, Arka menghampiri mama dan papanya lalu mencium punggung tangan mama dan papa nya, kemudian Maura yang mencium punggung tangan Arka. Setelah itu Arka langsung menjatuhkan tubuhnya diatas sofa samping Maura.

"Kok pulang nya sore si Bang?" tanya Maura tanpa mengalihkan pandangannya dari layar televisi.

"Iya, abang ikut ujian susulan. Soalnya kemarin abang gak sekolah" jawab Arka.

Maura menganggukan kepalanya.

"Ya udah abang mandi sana, bau" kata Maura.

"Enak aja, ini wangi tau" elak Arka.

"Bau abang, udah sana ah" kata Maura.

Arka mendengus, kemudian beranjak dari duduk nya menuju kamar. Sedangkan Risha dan Delvin hanya menggeleng kepala melihat tingkah kedua anak nya.

Sampai di kamar, Arka tidak langsung mandi melainkan langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur.

Padahal hari sudah hampir magrib, tapi Arka tidak peduli. Dia ingin istirahat sebentar.

Baru beberapa menit Arka memejamkan mata, suara dari luar kamarnya terdengar, dengan terpaksa Arka membuka matanya dan bangkit dari tidurnya lalu berjalan gontai menuju pintu yang kebetulan tadi dia kunci.

"Loh kok belum mandi si" kata Orang yang tadi memanggil nya.

Ternyata itu Maura, adiknya.

"Kenapa?" tanya Arka.

"Cepet mandi abang, abis itu magrib terus makan malem" kata Maura menyuruh Arka dengan gaya seperti Risha.

"Iya bawel" kata Arka kemudian kembali masuk dan menutup pintu.

Arka langsung mandi, dia takut kena omel mama nya. Apalagi jika ditambah dengan omelan adik nya. Menurut Arka itu menjadi sebuah perpaduan yang harus di hindari.

Selesai mandi, tepat sekali dengan suara Adzan yang berkumandang. Akhirnya, sebelum turun ke bawah. Arka memutuskan untuk sholat magrib terlebih dahulu.

Selesai sholat magrib, Arka langsung turun menuju ruang makan. Ternyata hanya ada Mama nya saja. Arka pun duduk disalah satu kursi yang ada disana.

"Ma, papa sama Maura mana?" tanya Arka sambil menuangkan air kedalam gelas lalu meminumnya.

"Oh, papa sama Maura masih sholat magrib kali" jawab Risha yang masih fokus dengan masakannya.

"Kok Mama ngga sholat?" tanya Arka.

"Biasa" jawab Risha.

Arka mengerti maksud ucapan Risha, dan lama datang lah papa dan Adiknya.

"Udah stand by aja bang" kata Delvin.

"Wih ya jelas dong pa" kata Arka.

"Itu juga adek yang bangunin, kalo ngga adek gedor kamarnya, pasti masih tidur" kata Maura.

"Kebiasaan kamu bang" kata Risha sambil menghidangkan masakannya.

"Abisnya abang cape terus ngantuk" kata Arka.

"Ya udah mending makan" ajak Delvin.

Mereka pun memulai acara makan mereka dengan khidmat tanpa suara dan hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu yang bersentuhan dengan piring.

**

Selesai makan malam, kini mereka semua sedang berkumpul di ruang keluarga sambil menyaksikan sebuah sinetron di televisi.

Saat setelah sebelum nya Arka dan Maura berebut chanel, akhirnya sinetron lah jalan keluarnya karena yang memutuskan itu tentu sama sang Mama.

"Bang, ada yang mau Mama omongin" kata Risha.

"Mau ngomong apa?" tanya Arka.

"Ini penting" kata Risha.

"Sepenting apa si? Kepo kan jadinya" tanya Arka.

"Tadi Mama sama Papa kan jenguk Ersya" kata Risha.

"Terus?" tanya Arka.

"Mama udah tau kenapa Ersya melakukan hal itu" jawab Risha.

"Emang alesannya apa?" tanya Maura yang ikutan kepo.

"Karena abang" jawab Risha.

Arka terkejut, dan bukan hanya Arka saja tapi Maura juga.

"Abang?" tanya Arka sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iya" jawab Risha.

"Kenapa karena abang?" tanya Maura bingung.

"Ersya suka dan cinta sama abang kamu" jawab Delvin.

Arka terdiam, membiarka Mama nya bercerita.

"Ersya suka abang, tapi abang udah punya Nara. Ersya ngerasa kalo perhatian abang ke dia berkurang, dan semenjak abang pacaran sama Nara, waktu abang lebih banyak diabisin sama Nara" kata Risha.

"Ersya iri, dan intinya Ersya cuma takut dan gak rela kehilangan abang" kata Delvin.

"Kenapa harus abang" gumam Arka.

"Karena waktu bang, kalian udah sama-sama sejak kecil" kata Risha.

"Terus abang harus gimana? Abang udah anggep Ersya adik abang Ma, Pa dan gak akan pernah lebih dari batas itu" jelas Arka.

"Mama ngerti, tapi Mama udah ambil keputusan" kata Risha.

"Keputusan apa?" tanya Arka.

Tiba-tiba perasaannya merasa tidak enak dan tidak nyaman, seperti memberi pertanda tidak baik.

"Mama bakal jodohin kalian berdua" kata Risha.

.
.
.
.

.
.
.

TBC

8 Mei 2020
Revisi : 6 Juni 2020

Rani Shintia

ARKANARA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang