Enam Belas

32.1K 2.1K 97
                                    


Happy Reading:)

Kini, Arka dan Nara sudah sampai depan rumah Nara. Nara yang sepertinya sudah sangat kelelahan pun tertidur pulas sedari tadi di perjalanan. Arka pun membangunkan Nara dengan menepuk pelan pipi Nara.

"Nar, bangun Nar" kata Arka.

Eunghh

Nara melenguh dan mulai mengerjapkan matanya, "Udah sampe?" tanya Nara masih linglung.

"Iya udah" jawab Arka.

"Ya udah, aku masuk dulu. Makasih Kak buat hari ini" kata Nara dengan senyuman.

Saat akan membuka pintu mobil, tangan Nara sudah lebih dulu ditahan oleh Arka.

"Kenapa?" tanya Nara.

"Ini novel lo, sama ini dari gue" kata Arka.

"Ini apa?" tanya Nara sambil mengangkat satu paper bag kecil pemberian Arka.

"Liat aja" suruh Arka.

Nara mengangguk lalu matanya mengintip sesuatu yang ada di dalam paper bag tersebut.

Lalu, tangannya terulur untuk mengambil sesuatu tersebut, setelah dapat seketika itu Mata Nara berbinar senang.

"Ini kan yang tadi aku mau" kata Nara.

"Kok Kakak beliin, bukannya tadi Kakak bilang gak cantik ya?" tanya Nara.

"Gue tadi becanda doang" jawab Arka.

"Makasih ka makasih" kata Nara girang sambil refleks memeluk Arka.

Arka hanya diam, sedangkan Nara saat kesadaran nya kembali, dia langsung melepaskan pelukan nya dari Arka.

"Eh maaf" kata Nara sambil menunjukam deretan giginya.

"Eumm" kata Nara yang terlihat ragu-ragu saat akan mengucapkan sesuatu.

"Kenapa?" tanya Arka.

"Cium boleh?" tanya Nara, suara nya sangat kecil bahkan terkesan hanya seperti gumaman saja.

"Hah lo ngomong apa tadi?" tanya Arka.

"Eh ngga ko, ya udah aku turun dulu" kata Nara.

Lagi, dan lagi saat Nara hendak membuka pintu mobil, Arka kembali menahannya. Nara pun kembali berbalik menghadap ke arah Arka dan tanpa dugaannya Arka malah mencium pipi kanan nya.

Untuk persekian detik, Nara hanya diam bak patung saking kagetnya. Pipinya pun sudah terasa panas, Nara yakin kini pipi nya sudah memerah bak tomat.

"Heh, napas" suruh Arka.

"Eh.. Ehehe" kata Nara gelagapan sambil tersenyum canggung.

"Udah sana masuk" suruh Arka.

"Iya iya, sekali lagi makasih kak" kata Nara sambil turun dari mobil Arka.

Setelah Nara turun dari mobilnya dengan berlari, Arka pun tersenyum kemudian kembali menjalankan mobilnya meninggalkan rumah Nara untuk pulang ke rumahnya.

Beberapa menit, Arka sudah sampai dihalaman rumahnya. Arka bingung karena dihalaman rumahnya ada beberapa mobil yang terparkir juga ditambah dengan suara riuh dari dalam.

Dengan sedikit terburu-buru, Arka turun dari mobilnya dan masuk kedalam rumahnya dengan sedikit berlari.

"Assalamualaikum" kata Arka didepan pintu.

Semua orang yang ada disana pun menoleh kearah Arka.

"Waalaikumsalam" jawab orang-orang yang ada didalam.

Arka pun masuk dan menyalami semua orang yang ada disana, ternyata kenapa rumahnya tiba-tiba berubah ramai karena sedang dikunjungi oleh para sahabat dari Mama dan Papa nya.

"Abis dari mana bang? Kok baru pulang?" tanya Risha.

"Biasa Ma" jawab Arka.

"Arkaaa, ko tadi gak sekolah si? Aku nyariin tau" kata Ersya yang tiba-tiba muncul.

"Abang gak sekolah?" tanya Delvin.

"Bolos sehari doang Pa" jawab Arka.

"Udah-udah mending kamu mandi dulu bang" suruh Risha.

Arka mengangguk, "Maura dimana?" tanya Arka sebelum pergi menuju kamarnya.

"Di kamar, dia gak mau gabung" jawab Delvin.

"Ya udah, Arka ke atas dulu" pamit Arka.

Sebelum menuju kamarnya, Arka menyempatkan diri untuk pergi menuju kamar adiknya.

"Dek" panggil Arka.

"Ih abang, kebiasaan. Kalo mau masuk ketuk pintu dulu" kesal Maura.
"Hahaha, lupa" kata Arka dan duduk di samping Adiknya yang sedang membaca novel.

"Abang ih, sana mandi bau tau" kata Maura sambil menutup hidungnya.

"Enak aja, wangi gini" kata Arka.

"Udah sana abang ganggu tau" kata Maura.

"Iya ini mau, oh iya kok kamu gak ikut gabung dibawah?" tanya Arka.

"Males ada nenek lampir" jawab Maura sambil terus fokus kepada novelnya.

"Siapa?" tanya Arka yang tidak mengerti.

"Ersya" jawab Maura singkat.

"Gak boleh gitu ngomong nya" tegur Arka.

"Iya khilaf bang" jawab Maura.

"Yaudah abang ke kamar dulu" kata Arka.

"Hm" hanya itu respon dari Maura.

Setelah itu Arka pergi menuju kamarnya untuk mandi, beberapa menit Arka sudah kembali segar dan sudah rapi dengan pakaian santainya.
Arka pun kembali turun untuk menemui Mama dan Papa nya dan kebetulan ada juga para sahabat Mama dan Papa nya.

"Sini bang duduk samping Mama" suruh Risha.

Arka menurut, lalu duduk disamping Risha.

"Tante, Yogi nya gak ikut?" tanya Arka kepada Adis.

"Oh dia katanya lagi mager, gatau tuh anak cowok-cowok kok mageran gitu" jawab Adis.

"Iya kayak bapak nya kali" celetuk Delvin.

"Eh enak aja, gue gak mageran tau" sahut Rifan.

"Emang bener kan Fan, lo dulu juga mageran" kali ini Dave yang menyahut.

"Gue bilang ngga ya ngga" kesal Rifan.
"Eh kalian tuh udah tua kenapa masih ribut terus si, gak malu sama anak-anak kalian" lerai Fella.

"Gatau ih, gak inget umur" cibir Risha.

"Oh iya, kamu belum makan kan bang?" tanya Risha.

"Belum Ma" jawab Arka.

"Yaudah sana kamu makan" suruh Risha.

"Ayo Ar aku temenin" ajak Ersya.

"Sekalian kamu makan aja Sya" suruh Risha.

"Masih kenyang tante" tolak Ersya.

"Ya udah, Arka makan dulu" kata Arka sambil berlalu pergi diikuti Ersya dibelakangnya.

.
.
.
.
.
TBC

20 Maret 2020
Revisi : 5 Juni 2020

Rani Shintia

ARKANARA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang