Sembilan

38.4K 2.3K 43
                                    


Happy Reading:v

.
.
.
.

Malam ini, Arka pamit kepada kedua orang tuanya untuk pergi menyusul kedua sahabatnya, siapa lagi jika bukan Gara dan Reno. Mereka akan bertemu di basecamp tempat biasa mereka berkumpul.

Usai berpamitan, Arka langsung melajukan motornya membelah dinginya jalanan malam. Beberapa menit kemudian, Arka sudah sampai di tempat tersebut. Disana sudah terparkir rapi beberapa motor yang tak lain tak bukan adalah motor teman-temannya.

Karena memang bukan hanya dirinya, Gara dan Reno saja. Melainkan ada tiga anak lain yang termasuk teman se geng mereka yaitu anak-anak Fire. Fire  adalah sebuah perkumpulan yang diketuai oleh Arka.

Fire bukan geng urakan yang hobbi membuat onar, tetapi Fire  adalah geng yang sengaja dibentuk hanya untuk sekedar berkumpul dengan teman lamanya.

Arka memasuki tempat tersebut dan sampai didalam langsung disambut oleh semua teman-temannya. Sedangkan Arka hanya memasang wajah datar dan dinginnya.

"Wihh Big Boss  dah dateng nih!" seru Eza salah satu teman geng Arka.

"Lo gak bawa apa-apa Ar?" tanya Gara.

"Engga" jawab Arka.

"Yaelah Ar, pelit amat lo" kata Reno.

"Ck, apa susah nya beli si" kata Arka.

"Yaudah Mana duitnya sini, gue siap beliin kok!" seru Ronal yang juga salah satu teman Arka.

"Ye kutu, giliran gratisan aja gercep" ejek Roni.

"Hadeh berisik" kata Eza.

"Nih" kata Arka menyodorkan uang.

"Buet gue?" tanya Ronal.

"Buat beli makanan" jawab Arka.

Ronal mengangguk, "Lagian tiba-tiba nyodorin duit, gue kira kan buat gue" katanya sambil nyengir.

"Maklum kali Nal, kaya gak tau Arka aja. Manusia es dia" kata Reno.

Arka mendelik tak terima.

"Hadeh untung pak bos, kalo bukan gue tendang dah" gumam Eza.

"Gue blacklist mau?" tanya Arka.

"Eh selo, canda gue" kata Eza sambil mengacungkan jarinya membentuk huruf 'V.

"Yaudah gue beli dulu makanan, jangan ada yang request!" peringat Ronal.

"Yaudah sana" usir Roni.

Eza, Roni, dan Ronal memang teman se geng Arka. Mereka berbeda sekolah, hanya saja mereka sudah bersahabat sejak Sd dan itu juga yang membuat mereka dekat hingga sekarang.

Fire memang hanya terdiri dari enam orang yaitu Arka sebagai ketua, Gara, Reno, Ronal, Eza dan Roni.

Setelah Ronal pamit untuk membeli makanan, kini Arka dan yang lain sedang bermain ps. Bermain ps pun sudah menjadi salah satu rutinitas mereka kala berkumpul.

"Ar" panggil Eza tiba-tiba.

"Apa?" tanya Arka.

"Gue boleh gak si pindah sekolah?" tanya Eza.

Arka langsung mengubah posisi nya jadi menghadap ke arah Eza.

"Maksud lo?" tanya Arka.

"Ya gue mau pindah sekolah, boleh gak?" tanya Eza lagi.

"Pindah ya tinggal pindah, hubungannya dengan lo nanya ke gue apa?" tanya Arka.

"Ya masalahnya gue mau pindah ke sekolah yang sama kalo lo" jelas Eza.

"Wuihh, gue si setuju banget!" seru Reno semangat.

"Gue juga" timpal Gara.

"Yaudah, tinggal pindah aja" kata Arka.

"Yes, nanti kita bisa kumpul bareng di sekolah yang sama!" seru Roni semangat.

"Emang lo mau pindah juga?" tanya Gara.

"Yaiya lah, gue sama Ronal juga pindal kali" jawab Roni.

"Mantep lah, yaudah besok kalian cepatan dah urus surat pindahnya" usul Reno.

"Yoi" jawab Roni dan Eza bersamaan.

**

Malam ini, Nara sedang melakukan rutinitas rutinnya setiap malam yaitu maskeran. Dengan telinga yang disumpal earphone, Nara berbaring diatas tempat tidurnya dengan nyaman.

Tapi, tiba-tiba kenyamanan nya terganggu karena teriakan sang mama.

"Nara!" teriak sang mama dari bawah.

Nara berdecak, tanpa mau menjawab akhirnya Nara lebih memilih menghampiri mamanya, daripada maskernya akan retak.
"Aaaa setannn" kaget Mama nya saat melihat Nara dengan wajah terlapisi masker berwarna putih.

"Ihh mama, ini Nara" kata Nara.

"Loh, kamu kenapa si pake gituan? Bikin mama kaget aja" omel mamanya.

"Gatau ah, udah terlanjur retak. Mama kenapa si?" tanya Nara.

"Mama mau nyuruh kamu beli martabak" jawab Mamanya.

"Yaelah Mama, ini udah malem. Mama mau anak mama yang paling imut plus satu-satunya diculik" jelas Nara.

Mamanya mendengus, "bilang aja gak mau" katanya.

Nara terkekeh, "Hehe, mama tau aja" jawab Nara.

"Yaudah deh, biar Mama aja yang beli" putus mama nya.

"Eh jangan, nanti mama yang diculik gimana? Nanti Nara kangen" cegah Nara.

"Tapi, malam ini mama lagi mau banget martabak Nara" kata Mamanya.

"Wah, jangan-jangan mama ngidam?" tanya Nara penuh selidik.

"Enak aja kamu, mama udah tua gini masa hamil lagi"

"Ya kan siapa tau ma"

"Yaudah ah, mama mau beli martabak dulu"

"Suruh papa aja"

"Papa kamu belum pulang"

"Bibi atau mang Odi"

"Bibi sibuk, mang Odi lagi jemput papa"

"Yaudah, Nara kan baik. Jadi Nara anterin deh"

"Yaudah ayo, jangan banyak omong"

"Yaelah ma, bentar Nara bilas masker dulu"

"Iya udah cepet sana"

"Siap bos" Nara pun langsung pergi menuju kamarnya untuk membilas maskernya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC

30 Januari 2020
Revisi : 4 Juni 2020

Rani Shintia

ARKANARA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang