Empat Puluh Empat

25.8K 1.6K 78
                                    

Jangan Lupa VOTE, KOMEN dan SHARE 😉
.
.
.
💜 HAPPY READING 💜

Seminggu sudah berlalu, Arka dan Nara semakin menjauh. Mereka sudah seperti orang tidak kenal. Itu pun karena Nara yang seakan menghindar, bahkan Nara terkesan lebih dekat dengan Reval.

Ujian kenaikan kelas sudah selesai, Ersya pun sudah sembuh dan mulai kembali bersekolah. Tidak beda jauh dengan hubungannya dengan Nara Arka pun menjauh dari Ersya.

Ersya sudah mencoba untuk berbicara kepada Arka, tapi Arka tidak peduli. Sama dengan hubungannya dengan Arka dan Ersya, hubungannya dengan sang Mama pun merenggang.

Arka seminggu kebelakang memang lebih sering mengurung diri didalam kamar, terkesan seperti anak perempuan memang. Tapi memang itulah salah satunya cara agar Arka bisa menghindari pembicaraan tentang perjodohan itu dengan sang Mama.

Terkadang pula Arka sampai tidak pulang karena menginap di basecamp. Tapi, sayang acara menghindar nya gagal karena saat pulang sekolah Arka langsung dihadapkan dengan sang Mama.

"Abang sini!" panggil Risha.

Disana juga sudah ada Delvin dan Maura yang tengah menonton televisi.

Arka menghembuskan nafasnya kasar, kemudian berjalan menghampiri mama nya.

"Kenapa?" tanya Arka.

"Duduk dulu" suruh Risha.

"Mau bahas perjodohan lagi?" tanya Arka to the point, sesaat setelah dia duduk disamping Maura.

"Abang dengerin mama dulu" pinta Risha.

"Kalo cuma mau bahas perjodohan konyol itu, Arka males. Arka capek mau istirahat" baru saja akan beranjak pergi, suara Risha kembali mengintrupsi.

"Seenggak nya kamu mau bicara sama Ersya, dia punya hati bang! Dicuekin dan dijauhin sama sahabatnya juga orang yang disayangkan itu sakit" kata Risha.

Mendengar perkataan Risha, Arka berbalik. 

"Mama bilang Ersya punya hati, apa kabar sama Arka. Arka juga manusia, Arka juga punya hati. Mama ngomongin masalah hati sama Arka seakan Arka itu pohon pisang, punya jantung tapi gak punya hati!" jelas Arka.

"Oke, gak papa kamu nolak perjodohan itu, mama ikhlas. Tapi coba bicara sama Ersya. Dia kayaknya mau ngomong sama kamu" kata Risha.

"Gak ada waktu" ketus Arka.

Dia muak, dengan semuanya.

"Mama gak pernah ajarin kamu kaya gini ya bang, Ersya cuma mau bicara sama kamu. Mau gimana pun Ersya sahabat kecil kamu, kalian dulu deket sebelum ada Nara" bentak Risha.

"Jadi, mama nyalahin Nara?" tanya Arka.

"Jangan bawa-bawa dia. Dia gak tau apa-apa" lanjutnya.

Arka langsung pergi menuju kamarnya. Disusul oleh Delvin yang juga pergi menuju ruang kerjanya. Dan kini hanya ada Maura dan Risha.

"Ma" panggil Maura.

"Kenapa dek?" tanya Risha.

ARKANARA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang