Depalan

40.6K 2.5K 36
                                    


Happy Reading:)

**

Pulang sekolah, Nara tidak langsung pulang seperti kebanyakan murid. Tapi dia memilih untuk duduk sendirian di halte depan sekolahnya, dia sedang memikirkan tentang perasaan nya.

Jujur hatinya bingung, satu sisi dia masih mencintai Reval, cinta pertama nya sejak smp, namun disisi lain rasanya juga mulai goyah karena hadirnya seorang Arka dihidupnya.

Selama ini, Nara hanya memendam tanpa mau mengungkapkan kepada Reval, karena dulu Reval itu tipe cowok dingin. Dia mulai berpikir, apakah dia relakan Reval dan lebih baik Memperjuangkan Arka?

"Ck, gue tuh mikir apaan si?" gumam Nara pada dirinya sendiri.

"Bodo ah, mikirin mulu Reval lagian dia ada di Amerika. Mending sama kak Arka aja yang udah ada didepan mata" lanjutnya.

Tak terasa hari mulai gelap karena hari mulai sore ditambah juga dengan awan hitam yang sudah menggumpal siap menumpahkan air yang sedari tadi mereka tahan, namun Nara belum juga beranjak dari duduknya hingga sebuah motor sport berhenti tepat dihadapanya.

Nara yang sadar, akhirnya mendongakan kepalanya, ternyata orang yang masih duduk diatas motornya adalah Arka.

"Kak Arka!" panggil Nara.

Arka membuka helm nya, dia menatap datar tanpa ekspresi kearah Nara.

"Ayo balik" ajak Arka.

"Kakak ngajak aku?" tanya Nara.

"Iya lah, lo gak liat ini mau hujan" ketus Arka.

"Yaudah si kak, gak usah ketus gitu. Kalo gak ikhlas ya gapapa" jelas Nara.

"Bawel, udah buru naik" suruh Arka.

Nara mendengus dan langsung menaiki motor Arka, sungguh hatinya sangat bahagia sekarang, Nara merasa Arka itu perhatian kepadanya dan Nara juga merasa jika Arka itu menyukainya. Pede memang:v

Setelah Nara naik, Arka langsung menancap gas motornya untuk melaju sebelum hujan turun membasahi bumi.

**
Kini Arka dan Nara sudah berada di sebuah cafe yang berada dipinggir jalan. Kenapa mereka bisa ada dicafe? Jawabannya karena saat ditengah jalan hujan turun dengan derasnya.

Nara duduk disamping Arka, dihadapannya sudah tersaji coklat panas yang tadi Arka pesankan untuknya dan sudah jelas untuk Arka juga.

Nara sesekali menggosokan kedua telapak tangannya guna memberikan efek hangat pada tubuhnya karena memang tadi dia sedikit kehujanan dan membuat seragamnya sedikit basah.

Arka yang melihat itu pun langsung melepakan jaket nya dan langsung menyampirkannya dipundak Nara.

Nara yang mendapat perlakuan seperti itu sontak saja terkejut, sedangkan Arka hanya diam dan menampakan ekspresi datarnya.

"Pake" kata Arka.

Nara mengangguk saja, dan kembali menyesap coklat panasnya dan begitu juga dengan Arka yang tetap diam.

"Kak" panggil Nara.

Arka menoleh sebentar kearah Nara sambil menaikan sebelah alisnya.

"Kenapa Kakak perhatian sama aku?" tanya Nara.

Arka diam dan kemudian dia berkata, "Karna gue kasian liat lo" jawab Arka datar.

"Maksud kakak apa?" tanya Nara yang masih bingung.

"Kasian aja gue liat lo, soalnya muka lo itu melas sih" jawab Arka cuek.

"Jahat" hanya itu yang keluar dari mulut Nara, setelahnya keduannya kembali diam.

"Oh iya kak" panggil Nara lagi.

"Apa?" tanya Arka.

"Apa Ersya gak marah kalo kakak jalan sama aku?" tanya Nara.

Arka mengerutkan alisnya, tak mengerti apa yang diucapkan Nara, apalagi tadi gadis itu mengatakan kata 'jalan'. Pertanyaannya, siapakah disini yang sedang jalan dan siapakah disini yang mengajak jalan?.

"Lo bilang apa tadi? Jalan? Yakali, kita lagi neduh bukan lagi dinner" kata Arka.

"Jangan halu" lanjutnya.

Nara mendengus, "Ck, rese" decak Nara.

"Bodoamat" cuek Arka.

"Ih kakak tuh maunya apa si?" kesal Nara yang melihat tingkah cuek nan datar dari seorang Arka.

"Balik ayo" jawab Arka.

"Ih, harusnya saat aku tanya kakak maunya apa itu dijawab mau aku soalnya aku juga maunya kakak" jelas Nara.

Arka langsung menaruh telapak tangannya di dahi Nara, "Lo gila?" tanya Arka memastikan.

"Enak aja ngatain aku gila, orang aku waras gini" jawab Nara.

"Emang bener-bener tukang halu ya lo" Arka berujar sambil menggeleng kan kepalanya tanda tak habis pikir dengan gadis disampingnya ini.

"Berkhayal kan gak ada yang larang kak" ucap Nara polos.

"Tapi khayalan lo kejauhan" ketus Arka. 

Nara kembali mendengus, menghela napas pelan lalu akhirnya dia mengangguk. Mereka berdua pun langsung berjalan keluar cafe karena hujan sudah reda.

**

Setelah mengantarkan Nara pulang kerumah dengan selamat dan tanpa kekurangan apapun, Arka kembali melajukan motornya untuk pulang kerumah.

Beberapa menit kemudian, Arka sudah sampai dirumahnya. Dan saat masuk kedalam rumah, Arka langsung disambut oleh omelan sang Mama.

"Kenapa baru pulang? Kenapa gak ngabarin? Ini udah mau malem! Sekalian aja gak usah pulang!" cerocos Risha pada Arka, sedangkan Arka hanya menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

"Hp lowbet Ma" jawab Arka.

"Jangan bohong, Mama tau kamu selalu bawa power bank kemana-mana" tukas Risha tak percaya.

"Hm, iya maaf Ma" kata Arka.

"Yaudah sana percuma Mama ngomong panjang lebar sama kamu, kalo kami respon nya kaya gitu" kata Risha.

"Yaudah, abang ke kamar" pamit Arka.

Setelah itu, dia pun pergi meninggalkan sang Mama untuk pergi ke kamarnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC

24 Januari 2020
Revisi : 4 Juni 2020

Rani Shintia

ARKANARA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang