Tiga Puluh

29.5K 1.8K 30
                                    

💫 Happy Reading 💫

Hawa pun sangat dingin, membuat Nara sedikit menggigil. Tiba-tiba sebuah jaket tersampir di bahu nyaa, membuat Nara kaget dan refleks menoleh.

Ternyata, orang yang menyampirkan jaket di bahu nya adalah Reval yang kini tengah memandang Nara dengan pandangan sulit di artikan.

"Reval, ngapain disini?" tanya Nara bingung.

"Harus nya gue yang nanya, ngapain jam segini masih disini?" tanya Reval.
"Tadi tuh lagi nunggu angkutan umum" jawab Nara.

"Jam segini?" tanya Reval dan dengan cepat Nara mengangguk.

"Mana ada angkutan umum jam segini Ra" cetus Reval sambil menggelengkan kepalanya.

"Ya kan siapa tau, lagian tadinya mau  pesen ojol kalo ngga taksi online, eh ponsel nya mati, kalo ngga pesen ojol sama taksi online ya kan paling ngga minta jemput Mama" jelas Nara panjang lebar.

"Ya udah, mending kita tunggu ujan nya reda. Ntar gue anterin lo pulang" kata Reval.

"Eh gak usah, pulang sekarang aja yuk" ajak Nara.

"Ujan Ra, ntar lo sakit. Gue gak pake mobil soalnya" jelas Reval.

"Gak bakal, ujan-ujanan itu seru tau. Ya udah ayo" ajak Nara lagi.

"Ya udah, pake dulu jaket nya" suruh Reval dan Nara pun dengan cepat memakai jaket yang Reval pinjamkan.

Mereka pun berjalan menuju motor Reval yang terparkir tak jauh dari halte. Mereka berdua pun naik, dan Reval pun dengan segera mengegas motornya, menerobos hujan deras dan dinginnya sore.

"Huaaa seneng banget!" teriak Nara sepanjang jalan sambil merentangkan kedua tangannya.

"Ra, pegangan! Ntar jatoh!" teriak Reval.

Mendengar itu, Nara pun langsung memeluk pinggamg Reval dengan erat.

"Reval, makasih" teriak Nara.

"Buat apa?" tanya Reval yang sama sambil berteriak.

Karena jika tidak berteriak, suara mereka sudah jelas tidak akan terdengar karena derasnya hujan

"Udah ngajak ujan-ujanan sambil naik motor. Ini seru!" seru Nara dengan senang.

"Sama-sama" balas Reval.

Sungguh, jika ingin membuat Nara bahagia itu sederhana saja, ajak dia bermain hujan, ke timezone, dan jangan lupa belikan dia seblak. Itu saja sudah membuat Nara senang bukan main, tidak perlu shopping atau yang lainnya.

Dua puluh menit kemudian, mereka berdua sudah sampai di depan rumah Nara. Nara pun turun dari motor Reval.

"Reval mau mampir dulu?" tanya Nara.

"Ngga usah deh, gue langsung balik" tolak Reval.

"Ini jaketnya?" tanya Nara.

"Buat lo, kalo lo mau" jawab Reval.

"Gak papa deh buat aku, bagus jaketnya" kata Nara sambil tersenyum dan senyuman itu menular pula pada Reval.

"Ya udah, gue balik" kata Reval.

Nara mengangguk, "Oke, makasih Reval. Hati-hati" kata Nara.

Reval mengacungkan jempolnya, kemudian melajukan motornya meninggalkan Nara yang langsung masuk kedalam rumah.

**

Disebuah restoran yang ada disebuah Mall, kini Arka dan Ersya tengah memakan makanan mereka. Tapi sedari tadi Arka merasa tidak tenang, pikiran nya selalu tertuju pada satu objek, yaitu Nara.

Arka merasa bersalah, keadaan kini sedang hujan deras. Pikirannya menerawang, apakah Nara sudah pulang? Jika sudah pulang, dia pulang bersama siapa? Apakah kehujanan? Dan masih banyak lagi pikiran-pikiran Arka.

Dia sudah mencoba menghubungi Nara namun nihil, karena tidak ada jawaban. Dan itu membuat rasa khawatir nya bertambah berkali-kali lipat.

Arka sampai-sampai tak sadar jika sedari tadi dirinya melamun, "Ar, kenapa ngelamun si?" tegur Ersya.

"Eh" kaget Arka.

"Mikirin apa si Ar?" tanya Ersya.

"Gue kepikiran Nara" jawab Arka.

"Dia pasti baik-baik aja" kata Ersya.

"Kenapa si, Nara lagi Nara lagi" batin Ersya.

Arka mengangguk, "Semoga aja" kata Arka kemudian kembali melanjutkan makannya.

Selesai makan, Arka bertanya kepada Ersya Ingin kemana lagi, karena mereka sudah puas menonton, mengelilingi mall, belanja dan timezone. Sedangkan hari sudah sangat sore bahkan sudah menjelang malam.

"Mau kemana lagi?" tanya Arka.

"Em, gatau" jawab Ersya.

"Pulang aja gimana?" tanya Arka.

"Ya udah deh" kata Ersya.

Mereka pun memutuskan untuk pulang. Tenang mereka tidak akan kehujanan karena Arka membawa mobil.

Mereka pun berjalan menuju parkiran, "Gimana Ar, ujan ini?" tanya Ersya saat mereka berada di lobby mall.

"Lari aja" kata Arka.

Ersya pun memegang tangan Arka, kemudian mereka berlari menuju mobil Arka yang terparkir tidak terlalu jauh.

Sampai dimobil, mereka segera masuk dan Arka pun langsung melajukan mobilnya.

"Lo kedinginan?" tanya Arka dan Ersya mengangguk.

Tangan Arka pun bergerak untuk mematikan ac mobil. Bayangan Ersya yang akan dipakaikan jaket pun sirna, ditampar kenyataan yang ternyata Arka tidak melakukan nya dan malah mematikan ac mobil.

"Udah ngga dingin?" tanya Arka.

Dengan terpaksa, Ersya mengangguk.

"Oke" sahut Arka.

Beberapa puluh menit kemudian, mereka sudah sampai di rumah Ersya.

"Ar, mampir dulu yuk" ajak Ersya.

"Gak usah deh Sya, gue langsung pulang. Udah malem juga" kata Arka.

"Ya udah, aku turun. Makasih Ar buat hari ini" kata Ersya sambil memeluk Arka dan dibalas oleh Arka.

Ersya melepaskan pelukan nya, "Hati-hati dijalan Ar" kata Ersya dan Arka mengangguk.

Ersya pun turun, dan melambaikan tangannya dan Arka pun hanya membunyikan klakson mobilnya. Setelah itu mobil Arka pun mulai melaju meninggalkan pekarangan rumah Ersya.

.
.
.
.
.
.
TBC

22 April 2020
Revisi : 5 Juni 2020

Rani Shintia

ARKANARA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang