Sepuluh

38.1K 2.4K 32
                                    


Happy Reading......

Pagi ini, Nara sedang berjalan sendirian di trotoar jalan untuk menuju sekolah. Kenapa Nara jalan? Karena Mang Odi sedang mengantarkan papa nya ke bandara, sedangkan Nara tidak bisa naik mobil. Jika saja bisa, sudah pasti Nara akan mengendarai mobilnya sendiri.

Nara pun tidak ingin naik angkutan umum dengan alasan takut dibawa kabur, memang Nara itu gadis yang sangat polos.

Hingga tiga puluh menit kemudian, Nara sudah sampai di sekolahnya. Untungnya gerbang belum di tutup.

Tujuan Nara, bukan ke kelas. Tapi ke kantin. Dirinya haus, karena berjalan dari rumah hingga sekolah.

"Bibi, jus jeruk nya satu ya" pesan Nara pada bibi penjual jus saat dirinya sudah sampai dikantin.

"Ini masih pagi neng, nanti sakit perut" kata bibi kantin.

"Gak papa bi, lagi haus banget soalnya" jawab Nara.

Si bibi pun langsung membuatkan apa yang tadi Nara pesan. Sembari menunggu, Nara duduk disalah satu kursi yang ada disana, memainkan ponsel guna menghubungi sahabatnya.

Saat sedang asik bermain ponsel, jus yang dipesannya pun sudah jadi, dengan segera Nara membayarnya setelah itu dia pun pergi dari kantin untuk menuju kelasnya.

Sampai dikelas, Nara langsung berteriak dengan sangat kencang layaknya orang yanh sedang berada ditengah hutan.

"Assalamualaikum teman-teman!! Nara yang super imut datang!!" teriaknya lantang.

"Apa si, pagi-pagi udah teriak-teriak" kesal Kiki, si murid jahil dikelas Nara.
"Apa si Kiki sirik aja" jawab Nara sambil cemberut.

"Ya elah becanda beb" kata Kiki.

"Bodoamat" ketus Nara.

Nara pun berjalan menuju tampat duduknya yang dimana disana sudah ada Via yang sedang duduk manis sambil membaca sebuah novel juga dengan earphone yang menempel di telinga nya.

Nara dengan segala kejahilannya pun langsung mendapatkan sebuah ide untuk mengagetkan Via. Nara berjalan mengendap ngendap dibelakang Via, dan dalam hitungan mundur Nara pun akan melancarkan aksinya.

Tiga...
Dua....
Saa....

"Udah Ra, jangan sok-sok mau ngagetin gue" kata Via.

"Ih, kok tau si mau gue kagetin" kata Nara tak terima.

Via hanya mengedikan bahu nya acuh dan kembali fokus kepada novel yang berada di hadapan nya. Sedangkan Nara langsung mengambil posisi duduk disebelah Via.

Bel masuk pun berbunyi, bertepatan dengan masuknya bu Ifa-wali kelas dikelas Nara.

"Selamat pagi anak-anak!" sapa bu Ifa.

"Pagi bu!" jawab seluruh penghuni kelas secara serempak.

"Maaf bu" kata Kiki sambil mengangkat tangannya.

"Iya Ki, ada apa?" tanya bu Ifa.

"Ibu kayaknya salah jadwal deh, soalnya hari ini itu pelajarannya Pak Oki" kata Kiki.

"Ibu tau, tapi emang ibu sengaja masuk ke kelas dulu karena ada hal penting yang akan ibu sampaikan" jelas bu Ifa.

"Emang ada apa bu? Mau freeclass ya?" tanya Kiki lagi.

"Kami ini, freeclass terus pikirannya" kata bu Ifa dan spontan Kiki pun mendapatkan sorakan dari seluruh teman sekelasnya.

"Sudah-sudah, ibu mulai saja" kata bu Ifa.

"Jadi, kenapa ibu kesini karena di kelas kita kedatangan murid baru pindahan dari Amerika" jelas bu Ifa.

"Wah,, cewek apa cowok bu?" tanya Kiki dengan antusias.

"Kebetulan, murid barunya itu laki-laki" jawab bu Ifa.

"Yahh" kata Kiki.

"Ya sudah, ayo nak silahkan masuk" kata bu Ifa mempersilakan sang murid baru untuk masuk ke dalam kelas.

"Selamat pagi" sapa murid baru tersebut.

"Pagi" sorak semua murid teruatama para murid perempuan.

Tapi berbeda halnya dengan Nara yang hanya diam mematung saat melihat si murid baru.

"Ra" panggil Via.

"Nara!!" panggil Via lagi.

"Eh iya kenapa" kaget Nara.

"Lo kenapa? Kok diem terus?" tanya Via.

"Ngga" jawab Nara.

Dia pun kembali menatap ke depan, dimana disana sedang berlangsung sesi perkenalan si murid baru.

"Perkenalkan, nama saya Reval Ardeansya, saya pindahan dari Amerika. Semoga bisa berteman dengan baik" kata si murid baru yang bernama Reval.

"Re.. Reval" ucap Via tergagap saat setelah mendengar nama si murid baru.

"Ra, apa jangan-jangan itu Reval orang yang lo suka?" tanya Via kepada Nara.

Nara mengangguk tanpa suara. Jujur dia masih syok karena kehadiran Reval yang menurutnya terlalu tiba-tiba.

"Baiklah, Reval silahkan duduk di kursi kosong sebelah Kiki. Dan Kiki tolong angkat tangan kamu" suruh Bu Ifa.

Kiki pun mengangkat tangannya, setelah itu Reval pun berjalan menuju kursi yang akan ditempatinya.

"Ya sudah, ibu pamit dulu. Assalamualaikum" pamit Bu Ifa.

"Waalaikumsalam" jawab semua murid.

"Vi, gue ke toilet dulu" pamit Nara.

"Mau gue anter?" tanya Via.

"Gak usah, gue sebentar doang kok" katanya.

Setelah itu Nara pun bangkit dari duduk nya. Saat berjalan melewati meja Kiki dan Reval, tiba-tiba tangannya dicekal oleh seseorang, saat Nara menengok ternyata orang itu adalah Reval.

"Nara" panggil Reval.

"Maaf, gue mau ke toilet. Bisa dilepas gak tangannya" pinta Nara.

"Gue mau ngomong sama lo" pinta Reval.

"Gue mau ke toilet Val" jawab Nara.

"Pulang sekolah kalo gitu" putus Reval.

Nara mengangguk, Reval pun melepaskan genggaman tangannya dan Nara langsung pergi menuju toilet.

.
.
.
.
.
.
TBC

6 Februari 2020
Revisi : 4 Juni 2020

Rani Shintia

ARKANARA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang