44 | Tawa

2K 66 0
                                    

Satu tahun kemudian...

Kelulusan tinggal menghitung hari. Sabrina berjalan riang menuruni tangga menuju ayahnya yang terlihat sibuk dengan laptop dan kertas-kertas di ruang keluarga.

Sabrina memeluk leher ayahnya lalu mengecup pipinya.

"Sabrina..."

"Hm?"

"Coba duduk sini dulu, ayah mau bicara," pintanya.

Sabrina menurut. Ia duduk di sofa yang berbeda. "Kenapa, Yah?"

"Ayah mengizinkan kamu mengambil jurusan kedokteran setelah lulus."

Sabrina menggeleng, "Nggak, Yah. Setelah Sabrina pikir, Sabrina mau ambil jurusan psikologi aja."

"Ya sudah. Kamu tahu mana yang terbaik untuk kehidupan Kamu sendiri."

Sabrina memincing "Ngomong-ngomong, kenapa Ayah tiba-tiba berubah pikiran?"

"Ada yang menyadarkan ayah," balas Shim. Dia tersenyum.

"Si...siapa?"

Tit tit

Itu suara klakson motor.

"Nah, itu udah dijemput calon mantu ayah. Panjang umur ya dia, baru mau ayah sebutin namanya," Shim terkekeh, "Sana keluar."

"Calon mantu?"

"Iya. Dia mana pernah bosan antar jemput kamu dari dulu," candanya.

Sabrina tersenyum malu, "Sabrina jalan dulu ya," ia menyalami tangan Shim.

"Iya, hati-hati."

Sabrina sudah berjalan lima langkah ketika seruan ayahnya membuatnya berhenti kembali.

"Sabrina."

Sabrina menoleh, "Iya?"

"Jangan terus terpaku pada masalalu. Masalalu ada untuk dijadikan pelajaran, bukan diangan sampai merusak masadepan."

●●●

Sabrina mengernyit ketika sudah sampai di depan pagar. "Kok Kamu, sih?"

"Mau gue anterin ke mana?" Tanya orang itu.

"Ini... bukan masa lalu yang terulang, kan?" Tanya Sabrina.

Lelaki itu tertawa lalu turun setelah melepas helmnya. Ia mengusap puncak kepala Sabrina dengan sayang. Sabrina tidak bisa menahan senyumnya.

"I miss you, Sabrina."

"I miss you, Gal."

"Tangan lo mau gue potong?!"

Galen dan Sabrina yang sama-sama terkesiap langsung memisahkan diri begitu mendengar seruan dari arah lain. Sabrina kemudian berbisik di telinga Galen, membuat lelaki yang baru datang beberapa jam dari Singapura itu tertawa kencang.

Kira-kira begini bisikannya, "Pacar aku galaknya kek anjing, ya."

●●●

Abisso D'amore [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang