40 | Ada Cinta di Parkiran

1.1K 57 1
                                    

Siapa bilang Aksa tidak akan marah setelah mendengar pengakuannya. Tak tanggung-tanggung, lelaki itu mendiamkannya sampai beberapa hari.

Seperti dugaannya pula Aksa tidak akan bisa marah lebih lama lagi kepadanya. Berkat bujuk rayu Sabrina, akhirnya lelaki itu luluh juga. Dan tepatnya hari ini Aksa mengajaknya jalan keluar kembali setelah beberapa hari mendiamkannya.

Ternyata Aksa mengajaknya pergi ke taman. Ia turun dari boncengan Aksa sesaat setelah Aksa menghentikan motornya di parkiran. Ia menoleh, menunggu sampai Aksa selesai memposisikan kendaraannya.

Sabrina tersenyum, "yuk, Ak, kita..."

"Lo mau nggak jadi cewek gue?"

Sabrina diam membisu. Matanya membulat penuh keterkejutan. Ia tidak menduga Aksa akan menembaknya. Dan lebih tidak percaya lagi jika lelaki itu menyatakan perasaannya saat masih di pakiran.

"Ak..."

"Apa?"

"Aku mau," cicitnya.

"Apa?"

Sabrina menahan senyumnya, "iya, aku mau, Aksa," ucap Sabrina dengan jelas.

Aksa tersenyum, merangkul bahunya dan membawanya berjalan menuju taman. Di tengah jalannya, perhatian Sabrina justru diambil alih oleh seseorang dengan hoodie yang menutupi kepalanya sedang duduk sendiri di kursi taman.

Sabrina terus menatap orang itu, sampai ia tahu jika orang itu juga memakai masker. Lalu tatapannya jatuh pada sepatu orang itu, dan menyadari jika sepatu itu mirip sepatu Fara.

"Bukannya itu Fara?"

Sabrina terkejut. Itu bukan pertanyaannya, melainkan pertanyaan Aksa. Ternyata Aksa juga melihat orang itu.

"Dia jadi buronan polisi padahal," lanjutnya.

Sabrina meminta kepada Aksa agar mau menghampiri perempuan itu bersama dengan dirinya. Jelas Aksa menolak mentah-mentah, beralasan jika lebih baik tidak berurusan lagi dengan Fara, lagian tujuan mereka kesini untuk menghabiskan waktu bersama, bukan untuk mencari masalah kembali. Akhirnya dengan memohon tiada henti, Aksa pun mau menyanggupi permintaannya.

Tepat ketika ia dan Aksa sudah sampai di depan orang yang mereka duga adalah Fara, orang itu langsung berdiri. Menurunkan maskernya tanpa melepas tudung hoodie dari kepalanya. Dan benar saja, itu adalah Fara.

"Kak Far..." Sabrina tidak berani melanjutkan ucapannya saat Fara maju selangkah dengan tangan terangkat menunjuknya. Dengan sigap Aksa langsung menarik pundaknya, melindungi.

Fara berkata lirih, namun penuh penekanan dengan mata menatap tajam Sabrina, "Lo tau kenapa gue bisa sebenci ini sama lo? Lo tau?! Itu karna lo selalu sukses hancurin hidup gue! Dulu waktu kecil lo bisa ambil perhatian Galen sama Aksa sampai mereka mengasingkan gue. Persahabatan kami juga jadi hancur. Dan setelah kita ketemu lagi, lo buat semua temen-temen gue jadi menjauhi gue."

"Mereka gak menjauhi lo, Far," sanggah Aksa.

"Iya, gak menjauhi. Tapi, mereka semua menyalahkan gue, sampai rasanya gue gak pantas lagi berteman sama mereka. Itu yang lo maksud?"

"Dan gue salah... sekali aja mau hancurin hidup lo?" Lanjut Fara, menatap Sabrina dengan seringaian.

"Far..."

"Lo tahu alasan gue nggak pernah mengenali lo, padahal gue kenal lo meski 2 tahun dalam satu sekolah yang sama?" Fara tidak membiarkan Aksa berbicara. "Itu karena gue kecewa sama lo. Lo udah milih Aksa yang jelas-jelas cowok yang gue suka dan merebut Galen yang saat itu berstatus pacar gue. Dan alasan lainnya karena gue muak sama lo. Gue udah gak mau berurusan sama cewek parasit kayak lo lagi. Gue udah cukup damai dengan masalalu sejak punya sahabat lagi di SMA. Dan lagi lagi lo hancurin semuanya! Semuanya!!! Tanpa sisa!! Sekarang lo mau hancurin gue dari sisi mana lagi? Jawab aja biar gue bisa menghindar kali ini."

Abisso D'amore [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang