42

1.2K 179 57
                                    

Are you ready for this chap???

.

.

.

.

.

Warn!! Ada sedikit kejutan di chap ini??

.

.

.

.

.

3 bulan kemudian,

Sohyun kembali kerumah sakit tempat dia bekerja sebelumnya atau lebih tepatnya rumah sakit milik keluarganya, sohyun berjalan menyusuri lorong rumah sakit dengan kedua tanganya yang dimasukan kedalam saku jas rumah sakit yang dia kenakan.

"Ouh....oppa! Kau sudah datang?!" -ucap sohyun saat masuk kedalam ruang kerjanya, dimana disana sudah ada jimin yang duduk disofa.

Jimin hanya melirik sohyun sekilas sambil menganggukan kepalanya sementara sohyun melepas jas dokternya lalu menggantungnya di kursi kerjanya dan berjalan mendekat kearah jimin, mengambil duduk tepat disebelah jimin.

"Aku tidak menyangka kau mau kembali ke rumah sakit ini, mengingat bagaimana kau sangat membenci pemilik rumah sakit ini, yang sialnya adalah kakakmu" -sohyun hanya memutar kedua bola matanya kesal, mendengar olokan jimin.

"Aku tidak ingin membahas hal itu oppa" -jawab sohyun kesal.

"Bukankah dendam sudah terbalas apa kau masih belum bisa memaafkan seokjin?!" -sohyun menghembuskan nafasnya kasar, sepertinya jimin sama sekali tidak menghiraukan ucapan sohyun yang mengatakan bahwa dia tidak ingin membahas hal ini.

"Hidupku bisa seperti ini, itu semua karena dia. Seandainya saja seokjin tidak menyutujui hasil otopsi palsu itu mungkin aku tidak akan berakhir menjadi seorang agen karena pihak berwajib pasti menyelidiki dan mencari pembunuh hyunji"  - jelas sohyun panjang lebar

"Bukankah dia sudah mengatakan alasanya padamu, kenapa dia menyetujui hasil otopsi palsu itu....."

"Yah...yah... aku tahu!! Dia tidak ingin nama rumah sakit ini tercoreng karena skandal pembunuhan, tapi bukankah itu sangat keterlaluan oppa" -sela sohyun yang benar-benar mulai kesal dengan jimin. Jimin hanya mengangguk saat menyadari sohyun yang sepertinya mulai kesal. "Jadi bagaimana oppa??? Apa oppa sudah menemukanya?!" -tanya sohyun mengalihkan pembicaraan.

Jimin menggeleng dan menghela nafasnya kasar. "Ini sudah tiga bulan dan tidak ada perkembangan sama sekali dalam pencarianku. Apa kau yakin kalau kim taehyung sudah tewas?? Kau tahu... bahkan di TKP sama sekali tidak noda darah atau jejak apapun itu yang bisa menunjukan keberadaan mayat dari kim taehyung"

Sohyun menyandarkan dirinya di punggung sofa dan juga menghela nafasnya lelah. "Aku menembaknya 3 kali oppa!! Jadi menurutku tidak mungkin bahkan sangat mustahil kalau dia masih hidup" -sudah hampir 3 bulan ini jimin bersama timnya mencari keberadaan taehyung yang katanya sudah ditembak mati oleh sohyun namun sayang jimin sama sekali tidak bisa menemukan keberadaan mayat taehyung, bahkan di lokasi tempat terjadinya insiden itu sama sekali bersih tidak ada jejak sedikitpun.

"Menurutku mungkin saja, taehyung adalah seorang pembunuh bayaran. Dia sudah terlatih bahkan dengan luka tembak sekalipun"

"Tidak!! Tidak oppa, aku yakin sekali taehyung tidak mungkin selamat atau bahkan sanggup menghilangkan jejaknya kecuali......" -sohyun menggantungkan kalimatnya.

"Kecuali apa???" -tanya jimin penasaran.

"Kecuali.. ada seseorang yang membantunya" -jimin mengerutkan keningnya mendengar ucapan sohyun. Tentu saja sebenarnya jiminpun juga pernah berpikir seperti ini, tapi siapa??

Kill Me Or Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang