PART 18

26.9K 900 3
                                    

Sebelumnya tekan tombol bintang di pojok kiri

🍃Happy Reading🍃

Seprei diatas kasur sudah tertata rapih,bad cover juga yang sudah dibentangkan menutupi seprei,bantal putih juga sudah disusun rapih,mematikan lampu tidur di meja nakas sebelah kanan ranjang

Tubuh mungilku sudah dibalut bawahan hitam dan baju berlengan panjang biru muda yang dibawahnya dimasukan kedalam rok,sepasang sepatu pantofel putih sudah terpasang rapih tambut yang aku kuncir seperti biasa

Pemberitahuan saja aku sangat tidak suka jika rambut panjangku tergerai begitu saja,pasalnya pasti rambutku akan membuat aku gerah seharian dimana keadaan jakarta yang panasnya minta ampun,jadi aku lebih suka rambutku dikuncir atau diikat cepol

Sekarang aku sudah berada di dapur,Ratih seperti biasa tengah beradan di dapur tengah  mengepel lantai aku menghampirinya

" Rat " Dia yang masih mengepel menengok mengikuti arah suara berasal

" Iya Nya ?" tanya Ratih yang masih memegang alat pel

" Pak Dion udah turun ? " Ratih hanya menggeleng pelan " Kamu udah bikin kopi ?" Tanyaku lagi

" Belum Nya "Akhirnya aku berjalan untuk membuat kopi seperti sebelum Dion pergi ke paris,kata Ratih waktu  itu kopi buatanku terlalu manis jadi kali ini aku akan membuatnya dengan gula dua sendok kecil saja 'semoga takaranya pas ' batinku

Puas dengan membuatkan secangkir kopi aku berjalan keluar rumah seperti biasa menyiram tanaman di halaman samping,oh..iya mengenai bunga yang Bunda belikan juga sudha tertata rapih ditas rumput cina dengan pot hitam sebagai wadahnya

Selang kran aku nyalakan mulai menyiram secara rata di setiap helai daun dari bunga yang ada,dan juga aku berhati hati takut pakaianku kotor terkena noda dari tanah yang terkena air

Selesai dengan menyiram bunga aku kembali kedapur melihat apakah Dion sudah turun atau belum,ternyata sudah dia tengah menggenggam ponselnya ditemani kopi buatanku tadi tanpa Dion tau itu aku yang buat

Aku melewatinya masuk kesapur duduk dikursi singel yang aku tarik dari pojokan sana,duduk melihat kegiatan Ratih yang tengah memotong kangkung untuk dimasak nanti siang

" Nya,Ini teh buat angetin perut "Aku yang sedikit melamun sedikit tersentak saat mendengar suara Ratih,dia ternyata menawarkan secangkir green tea kesukaanku

Langsung saja aku terima tanpa meniup perlahan sebelum menyesapnya aroma teh yang membuatku sedikit tenang

" Kamu kenapa ?" Tanyaku pada Ratih karena dia melihatku sambil melamun

Ratih yang tersadar langsung tersenyum malu dan melanjutkan memotong kangkung yang sempat tertunda tadi

Aku yang masih menikmati green tea terusik oleh suara sepatu Dion yang menaik tangga,mungkin dia akan mengambil tas dan berangkat kekantor,aku melihat jam di pergelangan tanganku sudah menujukan pukul enam lebih tiga puluh menit

Aku masih memegang cangkir putih menunggu suara perpaduan sepatu dengan keramik dari lantai atas,tak lama tas kantor hitam sudah ditenteng oleh Dion

Tak lama suara gerbang dan mesin mobil yang perlahan meninggalkan rumah juga terdengar,aku segera menghabiskan minumanku yang tinggal tersisa seteguk lagi,selepas itu aku pamit pada Ratih untuk berangkat kerja

               🍃  🍃 🍃

Dewi fortuna nampaknya sedang berpihak padaku,pasalnya laporanku minggu lalu diterima baik oleh ketua divisi dan juga Dion,tidak ada revisi atau teguran lainnya aku sangat bersyukur ini semua berkat Laras yang juga membantuku saat pembuatan proposal

Jari lentikku sudah menari nari diatas keyboard  melakukan tugasku selama dua tahun terakhir ini,tidak banyak yang tau sebenarnya aku hanya lulusan D3,bukan seperti karyawan lainnya yang harus menempuh pendidikan selama bertahun tahun lamanya untuk mendapatkan gelar S1 atau S2,jika dipikirkan kembali sebenarnya aku bekerja disini karena hoki

Pasalnya perusahaan dengan sukarela menerimaku bekerja disini,aku pikir sebelumnya aku ak ditempatkan dibagian OG namum saat menemui HRD ternyata aku ditempatkan di divisi yang aku impikan selama ini

Kinerjaku selama masa percobaan sangat memuaskan meniru perusahaan,karena itu aku diangkat sebagai karyawan di perusahaan ini,syukurlah paling tidak dua tahun yang lalu aku bisa memberikan makan pada Ayah dan Ibu

Saat sedang membuat laporan pengeluaran dari proyek yang dipercayakan padaku,tulisan dikayar komputer tampak buram,mencoba mengucek mata namun hasilnya tetap sama,dengan terpaksa aku merogoh tasku mengambil kacamata untuk membantu penglihatanku

Kalian bisa bayangkan bagaimana reaksi Rizky saat pertama kali dia melihatku memakai kacamata,tertawa terpingkal pingkal sampai sudut matanya mengeluarkan air mata

Sudah lupakan saja masalah aku yang sekarang harus dibantu lensa minus untuk memperjelas objek untuk aku lihat

Tiba tiba perutku terasa mulas,seperti ingin buang air besar,dengan tergesa gesa aku berjalan menuju toilet sebelum aku mengeluarkan gas yang akan membuatku malu dihadapan teman teman divisi yang lain

Selesai dari toilet ternyata Rizky sedang menungguku dengan wajah betenya

" Ada apa ?" Tanyaku dia menoleh melihatku yang baru datang

" Dari mana aja sih,disuruh fotocopy  " Dagunya mengarah pada setumpuk berkas dimeja kerjaku

" Iya,udah sana pergi " Aku mengambil kertas yang aku akan foto kopi

" Dari mana sih tadi?" Walaupun sudah diusir Rizky masih saja duduk dengan gaya sok coolnya

" Toilet,perutku sakit "

" Iya udah,jangan lupa nanti di antar keruangan suamimu" Aku langsung saja memberikan tatapan tajam pada Rizky,walaupun nada bicaranya pelan tapi yang aku takutkan ada karyawan lain mendengarnya

" Udah sana" kataku mulai emosi

Dia hanya seyum dengan rentetan gigi putih menghias bukanya terpesona aku malah jijik jika Rizky seperti itu

Aku turun ke lantai bawah ruangan fotocopy  sudah disediakan untuk para karyawan,tapi sayangnya lift sedang diperbaiki dengan terpaksa aku menggunakan tangga darurat untuk sampai di lantai dasar

Sesampainya diruang fotocopy ternyata antreannya lumayan banyak lima mesin fotocopy sedang digunakan oleh karyawan lain,aku memutuskan untuk duduk menunggu sampai mereka selesai

Tapi baru juga duduk perutku kembali melilit dengan amat sangat terpaksa aku harus keluar mencari toilet untuk aku singgahi

" Mas tolong titip dulu boleh,saya mau ke toilet sebentar " Kataku pada pria yang sedang berdiri di dekat pintu

" Iya mba " Aku mengangguk mengucapkan terimakasih dan berjalan menuju toilet

'Perutku kenapa sih ' Aku bingung sendiri kenapa aku terkena diare seperti ini,seingatku,aku tidak pernah makan makanan pedas,untuk tadi malam juga aku makan malam seperti biasa

Yah...walaupun harus menunggu sampai Dion makan terlebih dahulu,aku menunggu sisa dia makan,mana berani aku makan satu meja bersama Dion dengan sikap yang pastinya sangat tidak bersahabat denganku

Sudahlah sekarang aku akan kembali ke ruang fotocopy,ternyata pria yang tadi aku menitipkan berkas masih duduk ditempat seperti awal,mesin fotocopy sudah ada yang kosong aku menyalin berkas - berkas dua rangkap seperti berkas seperti perintah Rizky tadi.

Assalamualaikum wr.wb

Saran untuk part kali ini :*

Semoga kalian suka yh :)

Untuk part selanjutnya ditunggu aja dulu,ngga lama kok :v

See You Next Part 🍃

my little wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang