PART 22

26.3K 864 16
                                    

Jangan lupa tekan tombol Bintang di pojok kiri

Maaf lama update kendala kuota

Happy Reading

Hari ini libur kerja, satu minggu berjalan begitu cepat rasanya ingin seperti dulu bermalas malasan diatas tempat tidur setalah sholat subuh,tapi ini lain aku sudah memiliki Dion aku paling tidak harus mengurus segala keperluannya walaupun sampai sekarang aku belum berani masuk ke dalam kamar miliknya hanya saja ruang kerja waktu itu

Setelah mengenakan celana hitam dan baju merah maroon aku turun kebawah,niatnya akan membantu Ratih untuk membersihkan rumah

" Sudah bangun Nyonya ?" Sapa Ratih ketika aku sudah berada di dekatnya

" Sudah,ada yang bisa aku bantu ?"

" Tidak perlu Nya" tolaknya halus

" Tidak apa,kamu mau masak apa hari ini ?" tanyaku sambil menelisik isi kulkas untuk dijadikan bahan memasak kali ini

Aku mengambil bahan bahan untuk membuat masakan yang tadi dia sebutkan,berbagai sayuran aku keluarkan dari lemari es,muali berkutat dengan memotong berbagai sayuran

Sesekali Aku dan Ratih bercerita,kemudian datang Alan yang nampaknya baru bangun tidur

" Eh...maaf Nya saya kira tadi hanya ada Ratih " katanya malu saat tertangkap basah sedang menguap di depanku

Aku tertawa kecil menanggapi tingkah laku Alan " Ngga apa apa,kamu baru bangun tidur Lan ? "

" Iya Nya,tapi udah mandi kok Nya saya udah wangi" katanya sambil mengendus aroma dari ketiaknya

" Iya saya tau" Aku melajukan meracik bumbu

" Tih,aku bikinin kopi dong " Kata Alan berbisik tapi masih dapat terdengar olehku

" Malu ada Nyonya" sentaknya

" Ngga papa Rat,tinggal buatin aja " kataku melerai

" Tuh kata Nyonya aja boleh " Ratih pasrah kemudian mengambil kopi dan gula di lemari gantung membuatkan secangkir kopi untuk Alan

"Nya,saya boleh duduk disini ?" Tanya Alan yang ingin duduk di kursi dapur

" Boleh,satu jam lima puluh ribu " Aku menggoda dengan candaan ringan

" Hahah...Banyar Lan " kata Ratih yang tertawa terbahak bahak melihat wajah Alan yang murung

Alan masih berdiri seperti merjauk dengan ucapanku" Kamu marah Lan ?" Tanyaku

" Ngga Nya"

" Kenapa berdiri ?" Tanyaku lagi

" Ingin manasin mobil Nya " Aku mengangguk kemudian Alan pergi dengan membawa kopi yang sudah selesai dibuat oleh Ratih

Kami masih sudah selesai dengan  kegiatan memasak,kemudian terdengar langkah teratur yang turun dari arah  tangga secara bertahap,seolah setiap langkah yang menyentuh kermaik menambah detak jantungku terpacu lebih cepat

Untung saja aku sudah selesai memasak,sehingga bisa langsung pergi sebelum Alan menuju dapur,penampilannya ya Tuhan...celana pendek selutut dan kaos oblong hitam,sangat berbeda drastis ketika di kantor

Matanya pun masih terlihat sayu,sepertinya dia baru bangun tidur,kemudian benar saja saat aku sudah berjalan meninggalkan dapur Alan duduk disana,menuangkan air putih lalu meneguknya dengan posisi duduk

Aku keluar membuka dua pintu kayu berukuran tiga kali lipat dari tinggi tubuhku,membiarkan udara didalam keluar digantikan udara sejuk dari luar,Aku tersenyum melihat Alan yang tengah mengelap mobil yang telah  di cuci

Aku memasang selang hijau dari sambungan kran,memutar kendali kran agar mengeluarkan air,seperti biasanya kalian pun akan tau kegiatanku di pagi hari,bunga yang dibelikan  oleh Bunda  tengah kuncup mungkin sebentar lagi akan mekar,tak sabar melihat warna  mawar  yang mekar sempurna

Selesai menyiram tanaman,aku kembali kedalam melihat jam yang terpampang di dinding menujukan jam delapan,niatku ingin mengisis perut

Sampai di dapur aku bersyukur karena Dion telah sarapan dari masakan yang tadi aku buat,ada rasa senang,akhirnya aku mengambil nasi dan makan

Selesai sarapan,aku mengumpulkan niat ingin meminta izin pada Dion agar diizinkan keluar niatnya untuk mengunjungi rumah kontrakanku,ingin membayar sewa yang telat beberapa bulan

Kenapa tidak saat awal aku pindah kesini ? mungkin kalian akan berpikir begitu,karena selama hampir sebulan ini aku selalu disibukkan dengan pekerjaan dikantor

Sampai di kamar Dion aku mengetuknya pelan,ketukan ketiga mendapatkan respon dari Dion,menyuruh untuk masuk kedalam,mungkin Dion pikir Aku ini Ratih,dengan gugup aku membuka knop pintu, melihat Dion yang tengah duduk di sofa tengah bermain ponsel

" Pak," Dia belum menoleh melihat kedatanganku

" Pak, saya mau izin " kataku pelan,setelah itu pandangan Dion langsung beralih menagapku kaget

" Kemana ?" mungkin Dion yang sudah pasrah karena tadi dia yang mengizinkan aku masuk

" Saya mau berkunjung ke kontrakan Pak"

Aku membenarkan letak kacamata yang aku pakai  padahal kacamatanya tidak melorot sedikitpun karena terhalang hidung mancung miliku,Dion pun sepertinya baru melihatku mengenakan kacamata pasalnya aku baru pertama kali mengenakannya didalam rumah

" pergilah " Aku mengulum senyum tipis,mengucapkan terimakasih dan keluar kamar Dion

Oh...ingatkan aku mengenai isi dalam kamar Dion tadi,sungguh memukau warna dimana  cat dinding berwarna hitam putih menghiasi seluruh ruangan ,tempat tidur berwarna hitam,sofa yang tadi tengah di duduki pun berwarna hitam  intinya hampir seluruh kamar berwarna hitam

Nampaknya warna hitam adalah warna  kesukaan Dion, tapi cocok juga karena aura Dion yang melekat padanya ,lupakan tentang kamar Dion,kini aku tengah bersiap mengganti baju dan mempersiapkan tas yang akan aku bawa

Sampai di ruang tamu ternyata Dion tengah duduk manis disana masih dengan ponsel bedanya posisi ponsel yang miring sepertinya Dion tengah bermain game online atau mungkin tengah bekerja

" Saya permisi pak "Niatku ingin salim tapj tak kunjung mendapatkan respon dari Dion,
bagaimanapun Dion suami ku dan aku istrinya,aku harus hormat pada dia

" Pergi ! " uluran tanganku aku tekuk kembali kemudian mengangguk mengucapkan salam lalu berjalan keluar rumah

Aku meminjam motor milik Alan,ingin mengendarai motor untuk sampai di rumah kontrakanku,mungkin Ibu kontrakan sudah menunggu hutang yang aku punya

Di persimpangan jalan aku sedikit menambah kecepatan,ingin berbelok ke kanan namun kalah cepat dengan kendaraan dari lawan arah sebuah mobil BMW juga melaju dengan cepat

Brak....tubuhku menyentuh aspal panas,dan kaki kiriku tertindih body motor kemudian suara jeritan dari orang orang yang menyaksikan kecelakaanku dan pemilik mobil menggema meminta bantuan untuk dipanggilakan ambulance

Kemudian pandanganku gelap seiraing dengan keluarnya darah dari tubuhku

my little wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang