PART 4 [REVISI]

43.3K 1.6K 8
                                    

Tekan Tombol Bintang Di Pojok Kiri Dulu Temen - Temen

☁️WALAUPUN PEMBACA BARU WAJIB VOTE DAN KOMENTAR ☁️

🍃Happy Reading🍃



Keesokan harinya kondisi tubuhku sudah membaik,aku menuju dapur ingin menyiapkan sarapan untuk Dion,hari ini juga aku sudah kembali bekerja

Aku turun menuju dapur,melihat Ratih yang sedang memasak nasi aku menghampirinya

" Nyonya,apakah anda sudah sehat ?" tanya Ratih saat melihatku didekatnya

" Sudah,aku sudah membaik"

"Ratih aku akan membuatkan sarapan untuk Pak Dion bisakah kau bergeser sebentar " setelah aku meminta Ratih bergeser agar aku bisa membuatkan Dion Teh

Aku belum tau mengenai selera Dion apakah dia lebih suka teh atau kopi,suka manis atau tidak aku harus memperhatikan Dion lebih agar aku tau kebiasaannya

" Airnya apakah sudah panas ?" tanyaku pada Ratih yang tadi sempat memanaskan air untuk teh yang sedang aku buat

" Sudah Nya" dia menyerahkan panci merah yang berisi air panas

aku menuangkan air panas dicangkir yang sudah berisi gula dan teh,aroma teh hijau menyeruak membuat tenang setiap akan menghirupnya

Sekarang sudah jam 05.30 Dion baru saja turun dengan setelan jas warna hitam dan kemeja putih didalamnya ditambah dasi garis putih yang menambah kesan cool

aku yang tengah menyapu ruang tengah pun sempat terkesima oleh penampilan Dion

Aku melanjutkan menyapu sampai pintu depan dan aku sempatkan melihat taman di samping rumah yang sudah ada beberapa pot yang ditumbuhi bunga mawar,aku menyirami dengan selang air

saat sedang menyiram suara Alan membuatku kaget " Nyonya biar saya yang menyitam bunganya "

"Tidak usah lagi pula aku tidak punya aktifitas lain sebelum berangkat kekantor "aku tolak tawaran Alan

" Apakah anda sudah sembuh?" Tanya Alan apakah tidak ada pertanyaan lain tadi Ratih menanyakan hal yang serupa

Padahal hal seperti kemarin malam sudah biasa aku alami jadi aku tidak heran,aku biasanya hanya mengandalkan vape yang dibeli dari apotek

" Aku sudah sembuh tidak perlu khawatir "

" Baiklah saya permisi untuk memanaskan mobil " akhirnya Alan pergi kegarasi mulai sibuk dengan mobil yang nantinya akan dipakai oleh Dion

Selesai menyiram bunga aku kembali masuk kedalam melihat Dion yang tengah duduk dimeja makan dengan cangkir putih didepannya

aku melihatnya langsung tersenyum teh buatanku ternyata dia minum pikirku ternyata salah teh yang kubuat masih ada di meja masak

Ayolah Keyla...sadar dia tidak akan sudi hanya untuk minum seteguk air buatan tanganku aku tidak ambil pusing aku mengambil roti tawar dan mengolesnya dengan selai coklat

" Silakan Pak " sepotong roti sudah siap untuk disantap aku suguhkan dihadapan Dion

karena aku sudah biasa memanggil Pak pada dia jadi setelah aku menikah pun aku masih saja memanggilnya dengan sebutan seperti dikantor

Dia mengalihkan pandanganya dari koran yang sedang dia baca,melirik sepotong roti yang tadi aku buat

" Kamu tau apa yang saya akan lakukan dengan roti ini ?" tanyanya dengan nada sinis dan pandangan yang membunuh

" Iya Pak maaf " aku kembali mengambil piring yang berisi roti dan membawanya kelemari

Tadi aku membuat dua potong roti dan satu roti aku makan,teh yang tadi aku buat pun akhirnya aku minum sendiri

Terdengar suara Dion yang tengah memanggil nama Ratih yang menggelegar sampai penjuru rumah

aku lihat Ratin yang jalan setengah berlari dari arah kamar mandi mungkin dia habisa mencuci pakaianku dan Dion yang dipakai kemarin

roti dan teh yang aku makan sudah habis saat sedang mencuci piring Ratih datang dari ruang makan mulai sibuk dengan bahan bahan yang akan dia masak

aku penasaran akhirnya bertanya " apa yang akan kamu masak ?"

dia menoleh dan tersenyum ramah kemudian melanjutkan kembali memotong bawang merah " Tuan ingin sarapan nasi goreng Nyonya "

Aku hanya mengangguk kemudian aku membantu Ratih menyiapkan bahan bahan yang diperluakan

" Nyonya tidak usah biar saya saja " Ratih merasa tidak enak dengan kegiatan membantu dia memasak

" Aku istrinya,biarkan aku yang memasak untuknya,bolehkan nanti kamu bilang saja ini masakanmu " ujarku memberikan alasan pada Ratih

Ratih akhirnya pasrah menyerahkan tugas masaknya padaku,aku mulai meracik beradu dengan sepatula dan wajan,nasi goreng sudah siap aku puas dengan hasil masakku

semoga saja Dion tidak tahu jika aku yang masak kalau dia sampai tau pasti dia tidak akan sarapan pagi ini aku menyerahkan piring nasi goreng pada Ratih menyuruhnya segera memberikan pada Dion agar segera disantap

Aku sempat melihat Dion yang melahap nasi goreng buatanku dengan tenang rasanya senang sekali bisa melakukan tugas kecilku sebagai seorang istri

Bagaimanapun dia suamiku dan aku harus melayani semua keperluan dan apa pun yang suamiku butuhkan

Aku naik keatas menuju kamar untuk mengambil ponsel dan tas aku akan berangkat kerja,sebenarnya dulu aku memiliki motor untuk untuk berangkat dan pulang dari kantor

Tapi terpaksa aku jual untuk kebutuhan sehari hariku akhirnya semenjak motorku dijual aku menggunakan angkot untuk sampai kekantor

" Pak saya berangkat dulu " pamitku pada Dion yang masih makan

Dia tidak menjawab,aku ulurkan tanganku untuk meminta salim tapi dia juga tidak merespon akhirnya aku pergi sebelum angkot lewat terlebih dahulu

" Nyonya apa anda ingin kekantor ?" tanya Alan saat membukakan gerbang

" Iya " jawabku singkat

" Mari saya antar" tawarnya dan mengambil kunci dari saku bajunya

"Tidak perlu saya ingin naik angkot saja,kau antara saja Pak Dion " kemudian aku meninggalkan Alan dan menuju halte menunggu angkot yang arahnya ke kantor

Ah...nampaknya angkot yang aku akan tumpangi sudah lewat karena sekarang sudah jam tujuh kurang lima belas menit,bagaimana ini sudah dua puluh menit aku menunggu tidak kunjung datang juga itu angkot

Saat aku sedang celingak celinguk mencari angkot atau ojekyang lewat didepanku,sebuah mobil hitam yang aku tau siapa pemiliknya

Itu mobil Dion tapi dia mengendarai sendiri tidak diantar oleh Alan yang bertugas sebagai supir di rumahnya

Aku melambaikan tangan agar Dion menghentikan mobilnya agar aku bisa menumpang untuk berangkat kerja kekantor

Walaupun itu kantor suami baruku ini aku tidak ingin semena mena,aku harus bersikap seperti biasa saat bekerja aku harus pandai pandai menempatkan urusan rumah dan urusan kantor

Saat aku berdiri di tengah jalan agar mobil Dion berhenti,aku mengetuk kaca jendela " Pak...bolehkah saya menumpang angkot yang biasa saya tumpangi sudah lewat " ujarku harap harap cemas menunggu respon Dion

Terdengar helaan nafas berat dari Dion kemudian dia menekan pintu agar kuncinya terbuka " masuk " ujar Dion menyurku masuk

Aku sempat terkejut tapi aku bergegas naik di kursi belakang sebelum Dion berubah pikiran dan meninggalkan aku dihalte

Hay...Hay..... Gimana gimana jangan lupa buat referensiin cerita ini ketemen temen kalian yh

See...you...di part selanjutnya

my little wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang