PART 20

34.1K 978 7
                                    

Ini sudah tengah malam dan aku masih saja bolak balik kekamar mandi,bagaimana tidak terhitung dari kamarin aku terkena diare perutku terasa terkuras habis habisan,badanku lemas hanya untuk berjalan kembali keranjang

Huh ! sebenarnya aku ini kanapa,perasaan aku makan tepat waktu dan juga aku tidak makan yang pedas pedas,terkahir aku hanya minum green tea dari Ratih

Dan jam delapan malam aku makan seperti biasa,Ratih bilang Dion belum keluar setelah magrib tadi,ahh ... sudahlah biarkan mungkin Dion sedang sibuk dengan pekerjaannya atau mungkin malah sudah tidur

Dengan sangat terpaksa aku turun kebawah mengambil botol untuk diisi air hangat,langkahku saja sudah tidak kuat perutku selalu melilit,sampai dapur aku segera mencari botol kaca diisi dengan air hangat tak lupa mencari obat di kotak P3K dekat lemari gelas

Setelah itu aku kembali keatas,menuju kamarku aku langsung saja membaringkan tubuhku meletakan botol yang tadi aku ambil diatas perutku,rasa hangat dari hantaran air didalamnya cukup sedikit membantu

Sebelum tidur aku memutuskan untuk meminum kapsul obat berharap besok pagi diareku tidak parah lagi,setelah meminum obat aku tidur dengan botol air masih aku pegang agar tidak jatuh saat aku tidur

Pagi harinya sakit perutku sedikit mereda tidak banyak bolak balik kamar mandi,hari ini hari rabu yang artinya aku seperti biasa harus kekantor untuk berperan sebagai karyawan biasa di kantor suamiku sendiri

Aku menggunakan setelan seperti biasa hanya menambahkan sentuhan krim wajah dan lipstick yang warnanya sesuai dengan bibir ramun miliku

Aku bergegas turun,niatnya akan menyiapkan sarapan untuk Dion pagi ini,mumpung dia belum keluar aku dan Ratih berkutat di dapur sesekali aku meringis ketika perutku melilit,selesai dengan capcai,ayam goreng untuk menu sarapan kali ini aku melirik jam tangan yang aku pakai ah...rupanya baru jam lima lebih dua puluh

Akhirnya aku memutuskan untuk menyiram tanaman seperti biasa di samping rumah,Alan yang melihatku pamit untuk mandi di belakang,selesai dari menyiram tanaman,akh lihat halaman depan seperti belum disapu dari kemari oleh Ratih terlihat dari banyak daun daun kering yang jatuh diatas paving

Perutku masih sama,seolab tidak mau diajak kompromi,baru aku mengambil sapu lidi dan pengki tubuhku yang lemas luluh kebawah,menyentuh dinginnya paving dipagi hari,dahiku sudah berkeringat menandakan sakitnya lumayan

Argh....Ingin rasanya berteriak meminta bantuan Ratih didalam sana atau jika boleh Dion untuk menolongku membawaku kerumah sakit paling tidak klinik agar rasa sakit diperutku karena diare ini bisa secepatnya ditangani

" Ratih....Tih...." Kataku lirih berharap semoga bisa terdengar sampai kedapur sana

Lelah dengan usahaku mencoba memanggil Ratih aku akhirnya sedikit menggeser tubuhku,sudah biarkan saja mengenai baju kantor yang aku pakai,pelan pelan aku duduk ditangga pendek menyandarkan tubuhku dinding,tangan kananku masih meremas perut yang masih melilit,bibir bawah aku gigit agar meredam rasa sakit

Dengan keadaan yang seperti inj kepalaku berkunang kunang,pening di bagian kepala semakin membuat aku pasrah,hingga akhirnya dari arah pintu aku melihat Ratih yang tengah membawakan gelas

" Asataga,Nyonya....!" pekiknya lantang,saking terkejutnya gelas berisi green tea yang tadi dia bahwa jatuh berserakan diatas lantai 

Ratih menghampiriku,wajahnya terlihat panik walaupun mataku srdikit terpejam,dia kemudian memanggil manggil nama Dion dengan sebutan 'Tuan dan Alan

Setelah itu datang Dion denan wajah datar,dingin miliknya menatapku dan Ratih secara bergantian,mengabaikan aku yang tengah kesakitan menahan rasa sakit sebelum aku sayup sayup mendengar

" Bawa aja ke kamarnya !" Uacapnya dingin seolah mengantikan dingin keramik yang belum tersentuh cahaya matahari

Kalimat tersebut langsung saja menohok dadaku,aku ini istri sah-nya tapi kenapa ?kenapa sikapanya selama ini selalu begini ? apakah dia tidak bisa bersikap layaknya suami yang khawatir pada istrinya ?

Air mata miliku langsung saja jatuh begitu saja,Ratih yang melihatku nampak tidak tega,aku hanya mengangguk lemah mengiyakan kata Dion untuk membawaku ke kamar

Ratih yang menuntun tubuh lemasku,kemudian datang Alan yang mungkin baru selesai mandi ikut membantu,sebenarnya aku tidak enak hati pada mereka selalu saja menyusahkan sejak hari pertama sampai sekarang

"Terimakasih "kataku lemah,ketika sudah sampai kamar

" Saya permisi dulu Nya " kata Alan pamit terlebih dulu meninggalkan Aku dan Ratih dalam kamar

" Tidak perlu terimakasih Nya "

" Maaf menyusahkan kamu terus Ratih " air mataku masih mengalir begitu saja

" Tidak apa apa Nya ini juga sudah tugas saya " ucapannya terjeda ketika mendengar suara Dion yang memanggilnya dari bawah

" Maaf Nya,Tuan .....itu...
" Aku mengangguk

" Saya ngga apa " kemudian Ratih keluar dengan tergesa gesa

Aku menghembuskan nafas pasrah,rasa sakit yang aku rasakan tidak sebanding dengan rasa sakit yang tidak berdarah didalam hati,belum satu bulan kami menikah,tapi aku sudah tidak tahan dengan hubungan yang aku jalankan saat ini

Bahkan dia tidak mencoba menjalaskan mengenai kejadian kemarin di taman bersama wanita yang tengah mengandung di bersama,bahkan aku melihatnya langsung dengan mata kepalakj sendiri saat aku selesai dari apotek untuk membeli obat diare sepulang bekerja

Ingin rasanya aku memutuskan hubungan ini,tapi aku sadar pasti keluarga Dion akan menanggung malu mereka pasti akan kecewa padaku,belum satu bulan pernikahan kita harus kandas apa kata orang nanti ?

Cincin emas putih dijari manisku bahkan terasa tidak berarti apa pun bagi Dion,selama ini pun aku tidak melihat jari Dion yang menggunakan cincin pernikahan kami

Aku harus sabar,aku harus berusaha menjadi istri yang baik,menjaga nama baik Bunda dan Ayah yang sudah baik padaku

Tuhan pasti sudah merencanakan banyak hal,banyak yang akan tak terduga kedepannya apalah daya aku yang hanya istri diatas kertas

Lamunanku buyar digantikan dengan suara decitan dari arah pintu dimana Ratih yang membawa senampan mangkuk dan segelas air putih

" Nya,Nyonya kan belum makan,jadi ini sarapannya saya taruh disini yah " katanya sambil meletakan nampan di meja nakas

" Terimakasih " Ratih pamit untuk melanjutkan pekerjaannya dibawah

" Apa pak Dion sudab sarapan ?" Tanyaku pada Ratih sebelum Ratih  benar benar menutup pintu

" Sudah Nya,Tuan juga sudah berangkat "

" Iya sudah " kemudian dia menutup pintu

Syukurlah paling tidak dia sudah makan masakanku hari ini,walaupun yang Dion tau itu adalah masakan Ratih tapi tak apa,besok besok aku akan siapkan  sarapan sebelum Dion berangkat

Aku mengubah posisi menjadi duduk,mengisi perutku dengan semangkuk bubur instan yang Ratih buatkan untukku,kemudian meminum obat anemiaku

Selesai makan dan minum obat aku mengirin pesan pada  Rizky untuk mengizinkan aku hari ini tidak berangkat

Rizky

Assalamualaikum

Riz aku hari ini izin karena sakit,tolong bilangin 

Setelah itu efek obat yang aku minum mulai bereaksi rasa kantuk mulai menyerang,akhirnya aku memutuskan untuk memekajakan  mata di pagi hari ini niatku hanya tidur satu jam setelah itu aku akan pergi ke dokter sendiri mungkin lebih tepatnya diantar oleh Alan
















Assalamualaikum

Kabar Readers My Little Wife apa kabar nih ?

Kangen ngga sama ceritaku ?Ngga yah...ya udah deh 😂

Penyiksaan Keyla belum berakhir masih ada part part mengejutkan selanjutnya

Tunggu  terus ok...

                          Istri Hoseok

my little wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang