PART 26

26.5K 755 9
                                    

Banyak bersyukur karena sehat,masih diberi berkah oleh Tuhan dengan kenikmatan,menjalankan cobaan yang diberikan dengan tenang,pasti dan bertanggung jawab

Seperti halnya barang,ingin dimiliki harus mengeluarkan uang begitupun dengan kebahagiaan perlu ditebus dengan cobaan

Satu fakta yang menambah keterpurukanku,menambah pening dikepala,membuat air mata berkali kali jatuh tanpa kenal lelah

Seorang istri yang sejak awal tidak di cinta masih bisa di toleransi,setidaknya jika tidak dicintai aku masih dihargai,tapi ini tidak selain tidak dianggap ikrar janji pernikahan aku dan Dion pun di nodai dengan ucapanya

Dia bilang diharapku saat sudah selesai dengan utusannya barusan,Bunda meninggalkan kami berdua di ruangan yang penuh dengan keheningan,bau obat sampai tetesan infus terdengar bisa dibayangkan bertapa sunyinya dan canggungnya kami berdua saat itu

Dion berdehem sebentar merebut paksa kesadaranku saat itu aku menengoknya yang tengah duduk di sofa seperti halnya Bunda tadi

" Ada yang ingin aku bicarakan " nada bicaranya datar sangat datar sungguh

" Bicaralah " kataku mempersilakan walaupun terdengar lirih

" Kau tau aku tidak mencintaimu ?" Tanyanya,aku tersenyum getir dibalik selang oksigen

" Iya Pak "

" Kau tau isi perjanjian itu ?" dia menjeda ucapanya aku mengangguk mengerti " Kau maupun Aku tidak berhak mencampuri urusan masing masing "

" Langsung saja keintinya,Jadi aku memiliki kekasih "Ujarnya enteng

Bagai dihantam balok,hati kepala semua berhenti berfungsi beberapa detik,ingin teriak menangis sekuat tenaga tapi percuma

Apa yang diharapkan sebenarnya,aku yang menjalankan wasiat kakek dan balas budi,dan Dion yang mendapatkan warisan empat puluh lima persen dari kekayaan keluarganya

" Iya tidak apa,aku mengerti " Ujarku

" Ok,aku keluar berada satu ruangan denganmu membuat aku mual " Setelah pintu ditutup pertahananku runtuh air mataku jatuh begitu saja

Mengenggam erat sprei menyalurkannya agar paling tidak sedikit berkurang,kurang sabar apa aku ini

Kurang ikhlas apa aku merelakan sesuatu yang aku suka,orang yang aku sayang,bukankah itu cukup untuk menebus kebahagiaanku

Tapi nyatanya tidak Tuhan berikan lagi cobaan,dicoba lagi dengan ujian,lelah sungguh aku lelah sempat terbesit untuk mengakhiri hidup tapi aku sadar

Orang yang mengakhiri hidup dengan tangannya sendiri akan dibenci Tuhan karena tidak mensyukuri hidupnya

Tapi aku selalu ingat pasti Tuhan persiapkan skenario yang kita pun tak bisa menduga duga,sudah lupakan mengenai impian impian kebahagiaanku yang hanya semu h

Hampir satu bulan pernikahan,tapi semua hambar,hanya mengalir saja seperti air sungai

Tiba tiba lamunanku terbuyar begitu saja,Dion masuk kembali masih dengan tampang yang sama ekspresi yang tak berubah sama sekali

" Kau sudah makan ?" katanya datar

" Belum " sebelumnya aku menggeleng pelan

" Ingin makan apa cepat,Bunda sudah memarahiku berkali kali ! "

Untung saja sebelum Dion masuk,aku sudah menyadari kehadirannya jadinya jejak air mataku sudah terlebih dulu dihapus

" Terserah saja Pak "

" Jangan terserah katakan saja kau mau makan apa !" nadanya mulai emosi,kedua tangan dikedua sakunya pun tidak dikeluarkan sama sekali,terlihat betapa anggukahnya Dion

my little wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang