Chapter 7 Countess menghadiri Grand Ball Dance

914 94 9
                                    


Pada malam hari saat perayaan Grand Ball Dance yang dilaksanakan di istana Cardiff, pusat pemerintahan Christoff Empire

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada malam hari saat perayaan Grand Ball Dance yang dilaksanakan di istana Cardiff, pusat pemerintahan Christoff Empire. Barisan kereta-kereta kuda bangsawan, diplomat, utusan negara sahabat, pejabat pemerintahan dan pengusaha terkemuka di Christoff Empire mengantri masuk ke dalam istana.

Para tamu pria dari kalangan sipil berpakaian jas formal sesuai jabatan mereka sementara tamu pria dari kalangan militer mengenakan seragam tentara terbaik mereka. Lain halnya dengan para tamu wanita dimana kebanyakan dari mereka mengenakan gaun pesta terbaik dan terbaru fashion tahun ini. Terutama para tamu wanita-wanita muda aristokrat yang berlomba menampilkan gaun pesta terbaru dan termewah mereka supaya menarik perhatian Pangeran mahkota Alexis yang turut hadir malam ini.

Di dalam salah satu kereta kuda yang mengantri masuk istana Cardiff, Countess Alexandra, Baron Floyd (duta besar Venetian) dan Baroness Yuuri duduk saling berhadapan.

"Keponakan manisku, engkau tidak perlu cemas. Ini hanya pesta dansa formal dibandingkan Venice Grand Ballroom yang biasa engkau hadiri." Kata Baroness Yuuri melihat Lady Alexandra gelisah.

"Ehhh....ahhh....bukan begitu. Saya hanya cemas penampilan saya kurang cocok di pesta dansa nanti." Jawab Alexandra malu.

"Ara....ara.....jangan cemas nak. Engkau bisa pulang lebih awal jika merasa sungkan." Tambah Baroness Yuuri.

"Benar nak. Saya akan perintahkan kusir kuda kedutaan untuk standby dekat pintu masuk istana." Baron Floyd ikut meyakinkan sang Countess.

"Terimakasih paman. Terimakasih bibi." Balas Lady Alexandra sopan.

########

Di dalam istana Cardiff. Ruangan Royal Quarter. Pangeran mahkota Alexis berjalan mendampingi ayahnya, Emperor Frederick II Christoff dan ibunya, Empress Lidiana Christoff.

"HAAaaaahhhh......" Sang Pangeran mahkota menghela napas panjang.

"Engkau bisa menyelinap keluar setelah acara pembukaan Grand Ball Dance. Biar saya dan ibumu yang mengalihkan perhatian para tamu." Ungkap Emperor Fred kepada putra sulungnya.

"Huuuhh....padahal saya telah perintahkan kepada semua bangsawan untuk menghormati privacymu sebagai Pangeran mahkota. Tapi masih ada saja para gadis aristokrat yang mencoba mendekatimu. Apa perlu ibu umumkan Imperial edict yang menghukum setiap orang yang menemuimu tanpa appointment." Empress Lidiana kesal terhadap situasi putranya.

"Terimakasih ayah dan ibu. Tidak perlu sejauh itu." Jawab sang Pangeran mahkota.

Mereka bertiga sampai di depan pintu aula dansa. Sang Emperor memberi tanda kepada butler yang bertugas bahwa siap menyambut para tamu.

#######

Di dalam ruangan dansa istana. Semua tamu sibuk beramah-tamah dengan sesama tamu atau kenalannya ketika petugas istana meneriakkan kedatangan duta besar Venetian Kingdom.

\\\\Duta Besar Venetian Kingdom, Baron Floyd dan Baroness Yuuri memasuki ruangan....////

Semula para tamu acuh hingga terdengar sang petugas mengumumkan tamu yang mendampingi pasangan duta besar Venetian Kingdom.

\\\\......dan Countess Alexandra von Vienna!!!////

Serentak semua orang melihat ke arah Lady Alexandra dengan antusias.

\\\\Selamat datang Countess Alexandra....////

\\\\Senang berkenalan dengan anda, Countess Alexandra.....////

\\\\Terimakasih telah hadir di Grand Ball Dance ini, Countess Alexandra......////

Semua tamu berebutan menyapa dan berkenalan dengan Lady Alexandra untuk menjalin kontak dengan pemilik departement store Ophelia dan perusahaan Gibraltar Shipping merchant yang kaya tersebut.

Countess Alexandra tersenyum ramah sambil menerima setiap sapaan yang dia terima.

Tiba-tiba pintu Royal Quarter di buka lebar dan seorang petugas istana mengumumkan sesuatu

\\\\Emperor Frederick Christoff dan Empress Lidiana Christoff memasuki ruangan. Bersama Pangeran mahkota Alexis Christoff!!!////

Semua tamu langsung melihat dan memberi hormat kepada pasangan Emperor dan Empress.

Emperor Fred, Empress Lidiana dan Pangeran mahkota Alexis dipersilahkan duduk di kursi khusus yang disediakan.

"Terimakasih hadirin dan para tamu yang terhormat....." Emperor Fred memulai pidato sambutannya.

.........

...................

Beberapa waktu kemudian acara Grand Ball Dance di mulai dengan dansa pasangan-pasangan bangsawan diiringi musik di hadapan Emperor Fred dan Empress Lidiana.

Para wanita-wanita muda aristokrat ingin bisa berdansa dengan Pangeran mahkota Alexis tapi tidak berani karena kehadiran kedua orang tuanya.

"Nak....jika kau mau menyelinap keluar sekarang kesempatanmu. Biar ibu yang menghalangi para tamu mendekatimu." Kata Empress Lidiana penuh perhatian.

"Terimakasih ibu. Mohon bantuannya." Jawab Pangeran Alexis.

Empress Lidiana segera bangkit dari kursinya dan diikuti suaminya. Mereka berdua menyapa tamu-tamu terdekat dan berbincang akrab. Posisi mereka menghalangi kursi sang Pangeran sehingg Pangeran mahkota Alexis bisa menyelinap pergi.

########

Dari kejauhan, Countess Alexandra melihat Pangeran Alexis menyelinap keluar aula dansa. Sang Countess tersenyum karena dia sudah mengetahui cara Pangeran Alexis menghindar sama seperti sewaktu Pangeran Philip dan Pangeran Alexis kabur dari acara kelulusan akademi Romanov bertahun-tahun lalu.

"Fufufu......kau tidak berubah sama seperti dahulu Alexis......pasti tujuan berikutnya bersembunyi di taman istana." Pikir Lady Alexandra.

Sang Countess segera mengakhiri pembicaraannya dan pamit hendak ke restroom.

Saat itu taman istana gelap karena semua lampu dipakai untuk menerangi aula dansa istana.

Lady Alexandra berkeliling taman mencari-cari tempat yang mungkin di pakai Pangeran Alexis bersembunyi.

Saat sang Countess berkeliling taman tiba-tiba seseorang berteriak memanggilnya..

"ELLY, sedang apa engkau sendirian di tempat ini?" Teriak orang itu sambil menarik lengan kanannya.

"Eeh....aahh....maaf. Anda mau apa?" Tanya Lady Alexandra panik.

"Sudahlah, ikuti saya. Sebentar lagi cahaya bulannya akan muncul." Kata orang tersebut.

"Tolong lepaskan lengan saya tuan. Anda salah orang!" Teriak sang Countess melawan.

"ELLY. Kenapa engkau jadi melawan?" Tanya orang tersebut.

"TIDAK. KYAAA!!!!" Lady Alexandra berteriak.

\\\\BRAK!!!!////

\\\\CRASH!!!!!////

Tiba-tiba terdengar pukulan benda keras kemudian bunyi benda jatuh.

Countess Alexandra (END/TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang