Seminggu setelah pemberontakan tiga Duke berakhir dan negeri Christoff Empire kembali aman setelah pasukan setia pemerintah mengembalikan ketertiban dan keamanan publik.
Suatu pagi yang dingin sebuah kereta kuda tiba di pintu gerbang istana Cardiff. Petugas jaga dan pegawai istana mengenali kereta kuda tersebut milik Countess Alexandra. Alih-alih hendak bertemu Empress Lidiana. Sang Countess berkata lain.
"Saya ingin bertemu Pangeran mahkota Alexis. Mohon ijinkan saya bertemu beliau." Kata Lady Alexandra yang ingat jadwal kebiasaan sang Pangeran.
Brian, Butler pribadi Pangeran Alexis, sangat senang mendengar permintaan Countess Alexandra tersebut. Dia secara pribadi langsung mengantar sang Countess menuju ruang makan kerajaan.
"Saya akan mengantar anda. Yang Mulia Lady Alexandra. Saat ini Yang Mulia Pangeran Alexis sedang sarapan bersama Emperor Fred dan Empress Lidiana." Ungkap sang butler sopan.
"Terimakasih atas bantuan anda." Jawab Countess Alexandra sopan.
" Waaaaahhh.....akhirnya Lady Alexandra bersedia bertemu dan berbaikan dengan Pangeran mahkota Alexis....uhuhuhu.....akhirnya Brian ini bisa pensiun dengan damai dan bahagia." Pikir sang butler senang dan gembira karena tugasnya menemani sang Pangeran hampir selesai.
Tetapi, Countess Alexandra punya niat lain bertemu dengan Pangeran mahkota Alexis.
\\\\Tock....tock....tock....tock////
"Permisi Yang Mulia Pangeran mahkota Alexis, Emperor Frederick dan Empress Lidiana. Countess Alexandra datang untuk bertemu Pangeran Alexis." Butler Brian mengumumkan kedatangan sang Countess.
\\\\Lady Alexandra.////
Pangeran mahkota Alexis, Emperor Frederick dan Empress Lidiana serentak senang mendengar berita ini.
"Hormat saya kepada Yang mulia Pangeran mahkota Alexis, Emperor Frederick dan Empress Lidiana." Lady Alexandra memberi hormat kepada keluarga kerajaan.
"Ara....ara....Lady Alexandra. Senang bertemu anda kembali. Saya khawatir anda segan bertemu saya lagi.....Alex!.....engkau mohon maaf kepada Lady Alexandra." Empress Lidiana memerintahkan putranya.
"Lady Alexandra. Saya mohon maafkan kesalahan saya di acara Grand Ball Dance......saya terlalu gegabah memutuskan semuanya hingga lupa mempertimbangkan perasaan anda......saya mohon maafkan diri saya ini." Ungkap Pangeran Alexis memohon maaf kepada sang Countess.
Lady Alexandra tersenyum dan melihat kearah sang Pangeran. Semua orang mengira sang Lady bersedia berbaikan dengan Pangeran Alexis. Lady Alexandra melepas sarung tangan sebelah kanannya dan melempar ke arah wajah sang Pangeran.
\\\\PLAK////
"Saya menantang anda duel pedang. Pangeran Alexis. Engkau telah berulang-ulang kali membuat saya marah....saya ingin semua ini tuntas sekali dan selamanya." Ungkap sang Lady tetap tersenyum.
"Saya tidak peduli 'Lese Majeste' karena ini bukan masalah kehormatan lagi." Tambah Countess Alexandra bernada marah didepan semua orang.
Pangeran mahkota Alexis hanya terbengong dan tidak berdaya melihat gadis yang ditaksirnya menantang duel pedang kepadanya.
"Yang Mulia Lady Alexandra....kenapa anda lakukan ini!!!" Brian, butler sang Pangeran, panik melihat kejadian ini.
Emperor Fred dan Empress Lidiana terdiam dan shock melihat kejadian didepan mereka. Sang Empress menutupi wajahnya dengan tangan.
"Mohon maafkan saya Yang Mulia Emperor Frederick dan Empress Lidiana......saya mohon diri sekarang." Ungkap Countess Alexandra sopan kemudian pergi meninggalkan ruangan.
Sementara itu, Pangeran mahkota Alexis merasa ada suatu tekanan besar dibelakangnya dan melihat kedua orang tuanya marah besar.
\\\\ALEX!!!////
Teriak Emperor Frederick dan Empress Lidiana.
"HIIYAAAA!!!....maafkan saya.......ayahanda........ibunda......saya juga tidak menyangka semua jadi begini......uwaaaa!!!" Jawab sang Pangeran ketakutan.
Hari itu, semua acara dan kegiatan Pangeran mahkota Alexis, Emperor Frederick dan Empress Lidiana dibatalkan karena keluarga kerajaan seharian memarahi putra mereka kemudian berunding cara terbaik untuk menghindari atau membatalkan duel antara Pangeran mahkota Alexis dan Lady Alexandra.
#########
Di dalam kereta kuda Countess Alexandra setelah keluar dari istana Cardiff. Sang Countess ditanyai oleh maid Leticia dan butler Dimitri.
"Jadi.....bagaimana....perjumpaan anda dengan keluarga kerajaan. Yang Mulia Lady Alexandra." Kata maid Leticia mengira semuanya lancar.
"Aaahhh....iya....saya akhirnya bertemu dengan Pangeran mahkota Alexis dan mengutarakan isi hati saya." Jawab Countess Alexandra.
"Ohhh.....begitu.....syukurlah semua lancar." Sambut butler Dimitri.
"Akhirnya......saya menantang duel pedang si Alexis keparat itu!.....fufufufu." Tambah sang Lady.
"Ahhhh....jadi anda...menantang duel pedang dengan sang Pangeran......APA!!!!" Teriak maid Leticia terkejut mendengar jawaban nonanya.
"HAH!!!" Butler Dimitri ikut terkejut mendengar jawaban bibi angkatnya.
"Tenanglah kalian berdua. Ini masalah saya dengan si keparat Alexis itu. Kalian punya passport negara Venetian Kingdom jadi tidak perlu khawatir." Kata Countess Alexandra.
"OHHH TIDAK!.....pasti sekretaris Sebastian, Commander Price dan Ivan Khan.....akan memarahi kami berdua habis-habisan.....uwwaaa....kenapa jadi begini." Pikir maid Leticia dan butler Dimitri panik.
............
"Huehehehe......akhirnya saya bisa membalaskan dendam keluarga kandung saya.....cara frontal memang terbaik.....tunggu pembalasanku....terkutuk engkau, Alexis!!" Pikir Lady Alexandra senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Countess Alexandra (END/TAMAT)
FantasiaAlexandra adalah seorang Countess muda yang menghebohkan kalangan aristokrat Christoff Empire. Dia adalah seorang pengusaha wanita yang kaya dan cantik berasal dari Venetian Kingdom. Saat semua pria bangsawan dan pengusaha tertarik dan terpikat oleh...