Unexpected

23.4K 2.7K 537
                                    

Jangan pura pura lupa, VOTE agar sama sama nyaman, anda vote author lanjut 😌

Vote dan komen hukumnya WAJIB. Setidaknya berikan apresiasi terhadap tulisan yang author buat..

Sungguh... Merangkai kata agar bisa dinikmati sangatlah tidak mudah..

Untuk menghargai para author sebaiknya dibiasakan sejak dini. VOTE sebelum membaca.

Terimakasih ☺️

||||||||||||||||||||||








|||||||||||||||







|||||||


By : avrG

°
°
°


***



Slruppp..
















Lisa meletakan cangkir cokelat uyuu diatas meja setelah sedikit menyeruputnya. Ia kembali menegakkan punggung dan tersenyum hangat pada wanita cantik didepannya. Membuat si wanita cantik ini sedikit salah tingkah hingga harus memalingkan muka dan mengedarkan pandangan.


"Apa kau tidak memiliki pekerjaan? Kenapa selalu menemuiku Rosé-ssi?" tanya Lisa pada si wanita cantik yang tak lain adalah Rosé. Lisa terus tersenyum hangat menatap Rosé cukup intens, hingga benar-benar membuat Rosé canggung.


Keduanya kini tengah duduk diruang tunggu gelanggang panah. Lisa baru saja menyelesaikan sesi latihan siangnya, dan langsung menemui Rosé setelah latihan berakhir.


Bisa dikatakan hampir setiap hari Rosé datang untuk menemui Lisa. Wanita berambut blonde itu terkadang bahkan melihat secara langsung ketika Lisa sedang berlatih memanah.


"Sudah aku katakan, cukup panggil namaku saja. Ini sudah beberapa minggu dan kau masih bersikap formal padaku.." ucap Rosé mengerucutkan bibir sebal karena Lisa masih saja bersikap formal padanya. Dan... sejujurnya ia gugup karena sorot mata yang tak biasa Lisa berikan padanya.


Tatapan yang Lisa berikan tentu sangat berbeda, tak lagi datar apalagi dingin. Malah sekarang terkesan hangat dan bersahabat. Dalam hati tentu Rosé merasa senang, sesuatu yang ia harapkan setidaknya sekarang perlahan mulai terwujud, yaitu....


"Aku hanya.. tak percaya jika seorang idol ingin berteman denganku.." Lisa tersenyum tipis sangat manis.









Melihat Lisa tersenyum untuknya.









"Tidak hanya aku Lisa, tetapi banyak artis yang ingin menjadi teman dari atlet sukses sepertimu.." ujar Rosé penuh kebanggaan menatap Lisa dihadapannya.


Walau setelahnya Rosé menghela nafas ringan. Melihat senyuman yang Lisa berikan untuknya tiba-tiba saja membuat dadanya sesak. Rosé merasa tak pantas mendapatkan senyuman manis itu, karena setelah apa yang ia lakukan pada wanita dihadapannya ini ketika keduanya masih kecil.


"Wow. Benarkah?" Lisa sedikit membulatkan mata mendengar ucapan Rosé yang terdengar lucu ditelinganya. Suara Rosé yang merdu ketika berbicara membuat Lisa cukup betah mendengar setiap kata yang terucap dari mulut gadis berrambut blonde itu.




Turn On, LalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang