Tears; Lost and Reason

18.2K 2.3K 1.2K
                                    

Saya yakin kalian pasti tahu bagaimana cara menghargai seorang penulis 😊

Tinggalkan Vote dan Komentar, terima kasih 😊

Sampai berjumpa lagi setelah 800 vote.

Selamat membaca :)


||||||||||||||||||||||








|||||||||||||||







|||||||


By : avrG


°
°
°


°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sometimes goodbye is the purest form of I love you."




***



"Lisa-yaa.."


Suara Jennie menguar datar, ia bahkan tak sedikitpun menoleh kearah Lalisa yang sudah berdiri tepat disampingnya. Tatapan nanar itu menembus layar kosong didepannya.


"Wae?" parau Lalisa lembut sembari menatap wajah Jennie yang tampak berbeda. "Wae-yo eonni?"


Lalisa bertanya sekali lagi, sedikit mengernyit ketika mendapati wajah Jennie begitu dingin dengan sudut mata memerah. Masih bergeming tanpa menolehkan kepala, Jennie kemudian berucap.


Sebuah kalimat yang begitu menyakitkan keluar dengan nada suara dingin, memilukan.




"Mari kita berpisah."




Iris hitam itu berpendar kosong, ujung matanya bergetar seiring napas tercekat setelah kalimat menyedihkan itu menguar dari bibir. Jennie mengeratkan jemarinya meremat boneka beruang yang duduk dipangkuannya. Tak percaya jika dirinya akan benar-benar mengucapkan kalimat itu.


Lalisa hendak mengambil suit dibangku, tangannya terhenti seketika. Mengangkat kepala dengan kedua mata bingung, terarah pada Jennie yang diam membisu setelah berucap. Kepala Lalisa kesulitan mencerna apa yang baru saja Jennie katakan.


Tidak, Lalisa bahkan tak tahu arti dari kata itu. Lalisa tidak ingin sama sekali mengerti akan arti kalimat yang terdengat sangat menyedihkan itu.


Meraih jas, Lalisa lantas menggapai tangan Jennie dan menggenggamnya penuh kelembutan, ia menafikkan pendengaran dari apa yang baru saja Jennie katakan. Tersenyum tipis dengan sorot teduh memandang Jennie yang terhenyak karena hangat tangan yang menautnya.


Turn On, LalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang