Curious

26.6K 2.5K 800
                                    

Jangan pura pura lupa, VOTE agar sama sama nyaman, anda vote author lanjut 😳

Vote dan komen hukumnya WAJIB. Setidaknya berikan apresiasi terhadap tulisan yang author buat..

Sungguh... Merangkai kata agar bisa dinikmati sangatlah tidak mudah 😞

Untuk menghargai para author sebaiknya dibiasakan sejak dini. VOTE sebelum membaca.

Terimakasih ☺️

||||||||||||||||||||||








|||||||||||||||







|||||||


By : avrG

°
°
°








***


"Kau bekerja dan berlatih terlalu keras Li. Apa kau tidak lelah?" Jennie bertanya sembari menata tteokbokki, sundae, eomuk, kerupuk ikan, cumi kering, twigim, mandu dan beberapa makanan lain yang sebelumnya Lalisa beli. Tak lupa si Manoban ini juga membeli beberapa soju dan bir.


Wanita bermata hazel itu pulang dari gedung calon perusahaannya sebelum jam pengabsenan malam tiba. Setelah menyelesaikan latihan malam Lalisa menyempatkan diri untuk menemui beberapa karyawan digedung baru calon perusahaan fashion yang akan dibuka dalam beberapa hari lagi.


Mengatur beberapa hal terakhir sebelum peluncuruan produk pertamanya akan dirilis, Lalisa benar-benar menyibukkan dirinya hingga terkadang tak menghiraukan tubuhnya yang lelah; membuat Jennie khawatir.


Disela-sela waktu berlatih pada pagi, siang, malam, Lalisa terus mengerjakan beberapa hal yang menurutnya kurang sempurna. Sifat perfeksionis yang ternyata mendarah daging itu benar-benar membuat Jennie harus ektra dalam mengingatkannya.


Lalisa menolehkan kepala memperhatikan Jennie yang menata makanan pada tiap mangkuk. "Aku sangat bersemangat eonni. Aku benar-benar tak sabar untuk peluncuran produk ini, dan ditambah olimpiade pyeongchang yang tidak lama lagi." Lisa kembali berbalik memunggungi Jennie, memejamkan mata dan menghirup dalam-dalam udara malam.


"Arrgghh... Aku ingin berteriak rasanya.." imbuhnya saat ini sudah merentangkan tangan menikmati hembusan angin membelai wajah hingga rambut yang tergerai itu bergerak indah.


Berdiri dibawah langit malam yang bebas membuat rasa lelahnya seketika berkurang. Walaupun bintang tak cukup banyak pada malam hari ini, tetapi tak mengurangi keindahan langit malam yang membawa kedamaian didalam diri Lalisa.




Perlahan satu persatu mimpinya menjadi kenyataan.




"Ssstt... Jangan berteriak sekarang, nanti Na Rae eonni datang.."


Lalisa terperanjat kala merasakan jari telunjuk Jennie menekan lembut bibirnya untuk tidak berteriak, si wanita berpipi mandu ini memeluknya dari belakang dan berbicara lembut ditelinganya.


Rooftop memang bukan tempat yang aman, apalagi sekarang jam pengabsenan malam sudah ditutup, kemungkinan Na Rae untuk mengecek tempat tertinggi asrama wanita ini juga semakin besar. Itulah kenapa mereka yang ingin menikmati rooftop harus ektra berhati-hati.


Turn On, LalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang