"Lo harus denger hipotesis gue mengenai calon pacar gue yang memenuhi syarat dan standar kecantikan diri gue!" Gue berkata tegas dan lugas. Nggak cuma Cecep yang bisa kelihatan sok pintar, gue pun sama meski aslinya, gue lebih pintar dari Tapir alaska yang sedang mengunyah jenis sayur-mayur di piringnya.
Siomay masuk ke dalam kategori sayur dengan bumbu kacang yang nggak bisa ditolak. Begitu pula gado-gado yang belakangan ini jadi langganan makanan Cecep. Padahal, satu minggu yang lalu makhluk gembul di samping gue masih bermesraan dengan segala macam junkfood yang berpotensi menambah lemak di badan. Entah apa yang merasuki dia sampai suatu pagi, dia berteriak akan menerapkan hidup sehat dengan sayur mayur.
"Kara masih lebih cantik dari lo!" nyinyirnya yang membuat hati gue berdarah-darah.
"Kara punya standar kecantikan sendiri. Gue pun sama. Lo harus mengakui kalau Megan Fox dan Angelina Jolie sama-sama cantik. Tyuzu Twice dan Taylor Swift juga cantik. Mereka punya jenis kecantikan yang berbeda! Seperti itulah gue sama Kara!"
Cecep mengangguk-angguk. Meskipun wajahnya tampak nggak ikhlas mendengarnya.
"Kara punya pacar yang jadi mantan. Kalau lo?"
Gue mengambil napas panjang. "Karena gue nggak sembarang ambil kucing jalanan yang bisa gue pacarin, wajar gue masih jomlo. Seperti yang gue bilang, gue punya standar sendiri untuk cowok yang bisa gue pacarin. Dengan fisik gue yang semlehoy dan harta tiada habis sampai tiga turunan, gue bisa saja dimanfaatkan kalau nggak jeli. Ngerti kan maksud gue?"
"Maksud lo, Ken ex-nya si Kara itu masuk tipikal kucing jalanan?"
Gue bungkam sesaat. Gue nggak begitu mengenal si Ken Ken itu dengan baik. Yang orang-orang tahu dia itu boyfriend material banget. Bisa kena tuduhan pencemaran nama baik kalau gue samain Ken dengan kucing jalanan.
"Pengecualian untuk pasangan Ken-Kara." Gue lalu mengendik santai, "Toh sekarang Ken Kara udah nggak ada lagi. Tuh gantinya Ken sama si Yellow-Yellow itu. Gue nggak tahu ajian apa yang dia amalkan sampai ketiban durian runtuh berbentuk Ken."
Cecep berubah serius. "Menurut lo, kenapa mereka putus?"
"Who knows? Urusan hati, siapa yang tahu?" Jawab gue diplomatis.
Cecep menatap gue dengan memicing. Jiwa keponya pasti sedang meronta-ronta karena nggak terpuaskan.
"By the way darl, gue teralihkan karena tadi ada si klenting kuning. Tapi gimana ceritanya lo bisa sama Genta kemarin?" Mulut Cecep masih mengecap makanannya. Matanya sibuk beralih antara makanan dan gue dengan menyelidik.
Dada gue terasa nyeri mengingat malam yang gue habiskan, setelah Genta mengantar gue sampai ke rumah. Genta itu bukan Prince Charming. Dia itu tukang selingkuh. Tukang php anak orang. Udah gitu kelihatan banget kere-nya. Kelihatan banget jarang mandi pula. Perasaan deg-deg-an yang pernah gue rasakan hanya fatamorgana layaknya ketika gue travelling di gurun sahara menggunakan Unta dan melihat oase dengan air terjun di iklan adem sari.
Gue menarik napas panjang. Bersiap untuk mengeluarkan segala unek-unek yang mengganjal di hati gue. Cecep menatap gue serius dan mengulurkan kipas elektrik berwarna pink yang sebelumnya dia gunakan untuk menolak udara panas di sekitar. Sepertinya dia cukup peka bahwa tenaga yang akan gue keluarkan bakalan membuat panas jagat raya.
"Cep, gue akhirnya paham dengan apa yang lo bilang jangan bikin masalah sama dia. Karena dia memang sumbernya berbagai masalah di hidup gue. Lo tahu? Dengan tidak tahu dirinya dia culik gue! Lo denger? Dia. Culik. Gue! Dan yang lebih parahnya lagi, dia culik gue pakai mobil gue dong! Kan nggak ada romantis-romantisnya apalagi tegang-tegangnya!"
Mulut cecep menganga. "Diem dulu! Jangan sela gue!" Hardik gue. "Dan lo jangan berpikiran buruk mengenai hal yang tegang! Lo kan tahu kalau di film laga biasanya adegan penculikan itu harus menegangkan dan memacu adrenalin."
"Buat apa dia culik lo?" Sela Cecep ketika gue menarik napas.
"Ya karena gue cantik tiada tara, lah! Lo harus mengakui bahwa laki-laki yang tergila-gila sama seorang wanita, khususnya seperti gue itu memang kadang kehilangan akal dan pikirannya. Gue nggak ada maksud bilang kalau dia punya pikiran ya! Dia itu mungkin jelmaan kingkong di film Kingkong yang kalap kalau lihat cewek bening. Nah di sini gue yang apes karena ketemu dia!"
"HAI BEYBIII!"
Tubuh gue seketika membatu ketika mendengar suara yang sepertinya gue kenal. Padahal bertemu si pemilik suara itu saja baru dua kali. Cecep mengikuti arah suara yang memanggil dan wajah bulatnya jadi terlihat semakin jelek.
Gue berdoa dalam hati agar bukan 'dia' yang memanggil gue. Perlahan, gue menoleh. Melihat postur tubuh tingginya yang berdiri di antara mahasiswa FEB. Penampilannya yang terlalu santai terlihat sangat jauh berbeda daripada anak fakultasku yang sedikit agak rapi.
Senyumnya lebar tanpa rasa bersalah. Bahkan matanya terlihat berbinar ketika menatap gue. Sementara, gue sudah berharap setengah mati setengah hidup nggak akan jumpa dengan dia paling nggak sampai gue bisa menata hati dan pikiran.
"Mati gue!"
***
Gue pusing.
Genta ganteng banget!
-KayaraJangan lupa tinggalkan vote commentnya cyiiin!
- Tapir AlaskaMampir yaa!
Ke:
bebeklucu dan JulieHasjiem
Ada Yellow dan Ocha siap menanti!
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMBLING
ChickLitKayara tipikal anak manja dengan parfum Les Exclusifs De Chanel. Percaya dengan fairy tale dan cinta pada pandangan pertama. Kayara telah menunggu moment love at first sight seumur hidupnya. Merasa berdebar-debar dan terbang melayang ketika melihat...