Kayara tipikal anak manja dengan parfum Les Exclusifs De Chanel. Percaya dengan fairy tale dan cinta pada pandangan pertama. Kayara telah menunggu moment love at first sight seumur hidupnya. Merasa berdebar-debar dan terbang melayang ketika melihat...
Mami punya penjahit pribadi yang mana selalu menjahit dresscode setiap season untuk acara pameran Batik Sadewa. Gue selalu takjub bagaimana model-model pakaian yang dibuat dan melihat bagaimana cara dari pemotongan kain sampai disulap menjadi gaun yang saat ini gue kenakan.
Terkadang Papi juga mengajak gue mengunjungi pabrik. Gue nggak pernah bosan dan bahkan terlihat sangat antusias ketika Papi mengajak gue ke sana. Melihat sendiri bagaimana proses dari sehelai kain polos disulap berbagai jenis desain batik yang kemudian diolah lagi menjadi pakaian jadi bernilai jual tinggi.
Impian gue semasa kecil adalah menjadi desainer yang nantinya bisa membantu Bang David mengembangkan usaha. Kalau saja dulu gue bersikeras untuk kuliah desain dan nggak pasrah, mungkin saat ini gue bisa memakai baju rancangan gue sendiri.
"Kamu melamun, Sayang." Papi menyentuh pundak gue. Memberikan senyuman meneduhkan dengan sorot mata khawatir. Usia Papi sudah kepala lima dan beliau masih terlihat muda dan bugar, tetapi nggak menutup kenyataan kalau Papi ingin segera rehat dari kegiatannya dan kembali ke Solo yang adalah kampung halamannya.
Papi memiliki banyak kenangan di kota itu karena terlahir dan besar di sana. Ikut merasakan jatuh bangun usaha dari nenek moyang klan Sadewa hingga bisa di titik ini dan memiliki banyak cabang toko hingga merambah pasar international. Rumah di Menteng juga merupakan bukti kejayaan Papi yang mana gue tinggali meski seringnya berada di sana seorang diri.
"Kay bangga sama Papi." Gue memeluk Papi erat dengan dagu bersandar di pundaknya.
"Princess Papi sudah dewasa, ya? Katanya juga udah punya pacar ya?"
Gue meringis. Cukup Mami yang berubah menyebalkan dan bertanya-tanya mengenai Genta, tapi Papi nggak boleh ikut serta.
Gue mengamati ke sekitar, belum juga menemukan sosok Genta di antara kerumunan. Acara sudah berlangsung setengah jam dan fashion show akan dilakukan di puncak acara,
Keriuhan yang disebabkan suara Cecep menarik perhatian gue. Membawa gue pamit ke Papi untuk mendatangi si beruang kutub.
"Lo dateng juga!" Ujar gue menghela napas lega. Mengamati sosok Cecep dari atas ke bawah dan berdecak kagum. "Not bad lah. Apalagi perut udah nggak nampak abis makan gajah."
Cecep menyeringai. "Mada yang pilih outfit hari ini. Dia juga cantik." Cecep menolah ke arah kanan. Melihat Mada yang tampak penasaran dengan jajanan tradisional Jawa yang memang banyak disajikan. Mada masih memiliki rambut elektrik pendeknya. Jepit berbentuk bunga berwarna kuning tersemat di sana sesuai dengan gaun panjang selutut yang terlihat jatuh dengan anggun. Apalagi dengan tubuhnya yang tinggi semampai, gaun itu terlihat sangat sesuai dengannya.
Dia jadi mirip sekali dengan Joy di inside out!
"Hai Princess!" Sapa Mada ramah. Di tangannya terdapat es cendol yang sudah setengah habis. "Gue ikut karena kata Septian di sini bakal banyak makanan!" Dia menyeringai dan memperlihatkan giginya yang terawat. "Lo kelihatan cantik banget! Mirip Berbie dengan busana batik dan menjunjung kearifan lokal!" Mada tertawa renyah yang menular.
"Makasih. Lo juga cantik kok dan yang penting gue senang lo bisa ke sini dan nemenin si beruang kutub." Gue lalu melirik ke sekitar, berharap menemukan Genta di dekat Mada. Secara, mungkin cuma Mada yang dia kenal di acara ini.
"Kay sayang, apa kabar?" Suara ramah dan menenangkan menyapa gue. Gue berbalik. Menemukan salah satu relasi Mami yang lumayan akrab dengan gue. Diana Karti yang juga ibu dari Ken si pacar Klenting Kuning.
"Hai Tante. Lama ya nggak ketemu Tante." Kami melakukan cipaka cipiki singkat. Tante Diana lalu menarik lengan gue sehingga berada di sampingnya. Tante Di, begitu gue menyebutnya adalah relasi terbaik dari Batik Sadewa. Beliau memiliki butik sendiri dan beberapa koleksinya berasal dari pabrik kami. Tante Di juga sangat cantik seperti Mami. Menjaga penampilannya tetap muda dan nggak terlihat seperti ibu-ibu yang memiliki anak seusia Ken. Gue mengenal Ken juga dari Tante Diana. Sebelum Ken berpacaran dengan Kara, Tante Di jelas ingin gue menjadi pacar Ken yang mana gue sama sekali nggak tertarik. Perjodohan nggak cocok untuk kehidupan Princess, kan?
"Iya. Kamu pasti sibuk banget ya di kampus. Nggak heran sih, soalnya Ken juga sibuk banget ke sana ke sini. Sampai Tante pusing lihatnya. Nggak pernah istirahat apa ya dia?"
Oh. Apalagi dia punya pacar baru yang kena bully, pasti bikin dia semakin sibuk. "Ken nggak ikut malam ini?"
"Ada kok. Dia tadi sama Papanya ketemu sama Papi kamu dulu. Tante dari sana juga. Tapi biasalah bapak-bapak kalau ketemu kan sibuk ngomongin bisnis."
Gue mengangguk paham. Tante Di lalu melihat salah satu kenalannya dan dengan anggun menghampiri sang kawan.
"Hei! Lo anak yang punya acara ya?!" Suara ramah menyapaku. Aku menoleh dan menemukan Ocha yang adalah teman satu kosan Genta di sini. Eh, kok bisa?
"Gue anaknya Imelda Tan!" Dia menunjuk seorang wanita muda yang sedang bersama Tante Di. Terlihat muda dan bugar serta nggak kelihatan juga sudah memiliki anak seusia Ocha. "Lo kenal nyokap gue kan?"
"Kok gue nggak pernah lihat lo sebelumnya?" Gue memiringkan kepala heran.
Ocha tertawa. "Ya lagian mana sempet lo lihat kanan kiri kalau biasanya lo dikekepin orang tua sama kakak lo yang hot as hell itu?"
"Ada yang salah kalau gue lebih nyaman sama orang tua dan kakak gue?"
Ocha mengerjap. "Santuy darl. Gue nggak ada maksud begitu kok." Dia mengangkat tangannya setinggi dada. "Lo kan harusnya senang dapat perhatian penuh keluarga lo. Lo beruntung Kay." Ocha mengangguk-angguk seolah takjub dengan apa yang dia ucapkan.
"Kay, Papi cari kamu dari tadi. Sini sayang." Suara Papi mengintrupsi. Ocha mundur tertatur. Memilih bergabung bersama Mada dan Cecep yang sepertinya sedang asik dengan dunia kuliner yang dihalangi gelembung kokoh. "Papi punya kejutan buat kamu, Sayang."
Mata gue berbinar. "Oh ya?"
Papi mengangguk. Menggandeng gue ke kursi di depan panggung yang akan menampilkan koleksi terbaru. Gue melirik jam tangan Papi. Masih setengah jam sebelum fashion show dimulai kalau rundown yang sekilas gue baca nggak berubah. "Kamu masih suka Syakira Dewata kan? Papi ingat kalau dulu kamu selalu mengatakan mau menjadi cantik dan keren seperti dia." Papi tertawa. Matanya jelas menerawang membayangkan ketika gue masih berseragam putih abu-abu dan sangat-sangat takjub dengan Syakira.
Gue membeku. Mata gue merasa ngeri dan memperhatikan Papi yang terlihat bangga dengan Bang David yang kini ada di atas panggung. Rupa-rupanya, acara memang diubah untuk kepentingan yang nggak gue tahu.
Pembawa acara yang berdiri di samping Bang David lalu mengumumkan dengan lantang, mengenai brand ambassador Batik Sadewa yang baru. Tentunya dia adalah; "Papi bangga karena Kakak kamu berhasil membujuk Syakira jadi Brand Ambassador perusahaan kita."
Tuh kan. Ada yang mau bunuh gue sekarang juga?
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Princess Kayara ❤️
Tenang tenang. Part selanjutnya Akang Genta muncul kok.
Jangan lupa ikuti cerita Ocha dan Yellow 🥰
Vote komentarnya ya. Nggak gue kasih tau targetnya. Kalau udah cukup aja gue post selanjutnya. Maaciiw 😘