Bonus Chapter : David Side

11.7K 1.4K 132
                                    

Prakata.

Rumbling belum tamat woooi.
Itu otor note tolong  dibaca sampe akhir😈
Iqra ukhti 😑

Bab ini bonus aja.
Bab 25 masih tetep ada.
Tunggu aja yak.

See yaa.

***

Inra menghentikan mobil mercy yang dia kendarai. Mematikan mesinnya sebelum dia turun dan membukakan pintu untukku. Well, Inra seharusnya tidak melakukan tindakan itu. Membuatku merasa seperti balita yang tidak bisa melakukan segala hal dengan baik selalu mengangguku. Atau mungkin, sikapnya yang terlalu menganggapku seorang Dewa lah yang mengusikku. Kenyatannya, aku tidak sesempurna itu.

Aku menghela napas. Memelototinya yang mana hanya membuatnya meringis.

"Map wan." Katanya yang kutahu artinya adalah 'Maaf Tuan'. Dia memang tidak bisa berucap dengan sempurna. Salah satu kekurangan yang membuatnya sulit untuk mendapatkan pekerjaan padahal kemampuan analisisnya sangatlah luar biasa. Inra bukan hanya supirku, tetapi dia adalah asisten pribadiku yang membantuku di pekerjaan yang rasanya tidak ada habisnya.

Aku menepuk bahunya. "Yakin kamu tidak ikut saya ke dalam?"

Inra menggeleng kuat. Tampak ngeri melihat bangunan besar di depannya, tempat dilangsungkan pesta malam ini. Untuk sebuah pesta ulang tahun seorang kakek berusia enam puluh lima tahun yang kebetulan masuk dalam salah satu jajaran seratus orang paling kaya di negara ini, pesta ini pasti tidak akan biasa-biasa saja. Apalagi jika melihat sifat sang empunya acara yang memang 'agak nyentrik'.

Aku menghela napas. Sedikit kesal karena adikku Kayara tidak bisa menemani akibat kegalauan dengan pacar pertamanya. Dia memang jomlo sejak lahir dan baru diusianya yang hampir menginjak kepala dua, menyukai seseorang sampai membuatnya melangkah pertama kali. Padahal, adikku yang cantik pemalu dan manja itu mana pernah berusaha sekeras itu untuk disukai oleh seseorang. Jelas, pacarnya yang bernama Magenta itu adalah salah satu manusia unik di dunia ini.

Aku lalu teringat Magenta yang ditemui di dalam lift bersama seorang model papan atas bernama Syakira. Seseorang yang kebetulan ingin kudekati untuk masalah bisnis. Sulit sekali membuat janji dengannya. Terakhir kali, Tante Pinkan bersedia membantuku untuk bertemu dengannya di agensi miliknya. Tetapi hal itu harus ditunda karena adikku terlalu shock menyangka dia menjadi orang ketiga diantara hubungan Genta dan Syakira. Itu kan nggak masuk akal.

"Well, lihat siapa yang akhirnya datang di acara tua renta ini!" Pak Koesna Adji, sang empunya acara menyapa dengan lengan terbuka. Aku selalu suka sosok beliau karena selalu mengingatkanku pada almarhum kakek. Alasan lainnya karena Papi juga menyukainya karena beliau adalah orang yang bijaksana dan cerdik.

"Senang rasanya bisa di undang kesini."

Koesna Adji tertawa keras. "Jangan terlalu merendah. Itu sama sekali tidak cocok untuk imagemu yang mirip aku ketika muda."

"Papa terlalu besar kepala. Jelas David seribu kali lebih mempesona daripada Papa." Tamara Adji yang berdiri anggun di sampingnya bersuara. Mereka tertawa bersama dan istri dari Koesna Adji memelukku hangat. "Kami merindukanmu, Nak. Kamu sudah jarang menemui pasangan renta ini."

"Anda bercanda. Model papan atas mana pun akan merasa kecil hati dibandingkan keanggunan sejati Anda." Aku menunduk. Mencium punggung tangannya sehingga membuatnya tersipu malu.

Koesna Adji menepuk bahuku kuat. "Berhenti menggoda istriku atau kau akan kujodohkan dengan salah seorang anggota keluargaku. Kebetulan ada yang kurasa cocok untukmu."

Aku meringis. Membuat Tamara Adji menggeleng-gelengkan kepalanya dan kembali dalam rengkuhan suaminya. Mereka pasangan yang bahagia ketika bersama. Pasangan sejati yang sulit ditemukan.

RUMBLINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang