14 : Gosipnya

12.3K 1.6K 34
                                    

"Princeeeeeees!" Teriakan nggak tahu malu Cecep membelah udara. Gue yang sedang windows shopping dengan iphone di tangan tersentak kaget. Hampir saja tablet gue jatuh. Memang kurang ajar kuda nil satu itu.

Langkahnya tergopoh dan dengan sembrono, menyenggol sisi kanan dan kirinya. Membuat beberapa orang yang terkena imbas serangannya mengeluh.

"Lo kok nggak ngasih tahu gue kalau lo jadian sama Genta?!" Tanyanya bersemangat. Dia merogoh tas gue. Mengambil kipas angin portable dan tissue basah untuk mengusap titik keringat yang membasahi kening dan lehernya.

"Lo diancam sama dia, iya? Atau Genta pegang kartu As lo, gitu? Atau lo ada bikin salah sama dia dan diancam harus pacaran sama dia, ya? Duh, nasib lo ngenes banget sih. Nanti kalau lo nggak tahan dan akhirnya keluar kampus, gue nggak punya dompet berjalan lagi, dong!"

Sialan. Cuma sebatas dompet berjalan, gue di mata larva ikan paus.

Gue mendelik dan membuat Cecep cengengesan. "Bercanda ahelah bok!" jawabnya dengan tangan melambai.

"Tapi seriusan deh. Gimana asal muasalnya lo jadian sama dia? Dan, heloooo. Lo kok nggak ngasih tahu gue? Gue aja tahu dari, ehem, Mada loh." Cecep senyam senyum najis di depan gue. Matanya mengerling malu dan wajahnya memerah.

"Kapan lo ketemu Mada?"

"Semalem. Gue ketemu Mada di Dragonfly," jawabnya bersemangat. "Dia keren banget nggak sih? Nggak ada cewek yang bisa ngalahin ke-keren-an dia, kan?"

Gue mengangguk-angguk karena merasa demikian. Mada memang tipe orang yang pintar membawa diri, supel, dan menyenangkan. Meskipun dia terkadang ketularan reseknya kalau bersama Genta, tetapi setelah keluar dari ruang bintang itu, Mada berubah menjadi sosok kakak yang baik.

"Mada seangkatan sama Genta?" tanya gue kaget.

"Enggak. Dia adek tingkat Genta. Semester lima dia."

Tetap aja dia lebih tua satu tahun dari angkatan kita.

"Gue kan pernah tunda kuliah selama setahun. Jadi gue sama Mada itu harusnya berada di angkatan yang sama." Jawab Cecep dengan tatapan melamun. Padahal gue nggak ada ucap apa-apa. Terlihat banget bahwa Cecep bisa jadi budak cinta Mada. Gue juga yakin kalau Cecep rela melakukan apa saja untuk bisa di notice oleh Mada.

"Jadi, gimana? Ada yang lo ceritain ke gue?" Tanya Cecep tiba-tiba.

"Cerita apanya?"

Cecep memutar kedua matanya. Kebiasaan yang gue anggap menyebalkan karena nggak sopan. Kalau gue begitu, bisa di selepet sama Mami.

"Gimana ceritanya lo bisa jadian sama Genta, lah?!" Dumel Cecep mulai kesal. "Gimana ceritanya jomlo abadi macam lo tiba-tiba dikabarin punya pacar? Udah gitu, preman fakultas sebelah lagi yang lo pacarin. Apa nggak salah minum obat, lo?"

Gue mengkerut. Eh tapi...

"Memangnya Genta beneran preman? Kok gue nggak ngerasa kalau dia preman, ya? Memang agak serem sih. Gaya dia juga suka kucel gitu kayak jarang mandi. Tapi dia tetep wangi kok. Dia juga nggak jorok-jorok amat. Kamarnya aja-"

"Lo masuk kamar dia?! Jangan bilang kalau lo-"

Gue segera menutup mulut Cecep. Kalau ada obat bius gajah, gue udah bius dia dari tadi. Suka banget dia kalau ngomong dikerasin dan nggak mikir.

"Masalah buat lo?" Kata gue sinis. "Dia pacar gue, ada masalah gitu sama lo?" Mata gue memicing mengancam.

"L-lo beneran udah belah duren, bok?" bisik Cecep yang untungnya kali ini lebih punya pikiran untuk nggak teriak-teriak. Memang sih jarak gazebo tempat gue duduk dengan gazebo lainnya agak jauh. Tapi bukan berarti Cecep bisa sesuka hati berkoar-koar dong! Kalau yang lain berpikir yang enggak-enggak, rusak sudah citra aurora yang seputih salju di puncak gunung fuji.

Gue mengedik bahu sebagai jawaban. Kenyataannya nggak seperti itu. Tetapi Cecep bebas berpikir apa saja. Biar dia nggak bully gue terus menerus.

Cecep menjerit kaget. "Lo pake kond*m, kan bok?" bisiknya lagi.

Gue cuma senyum lebar. Enggan menjawab.

"Terus terus, performanya gimana? Pasti tokcer kan? Lo aja sampai anteng gini dan nggak rewel seperti biasanya."

Gue mendelik. "Maksud lo?"

Cecep terkikik. "Tapi nggak nyangka sih kalau Genta bakalan berani belah duren sama lo. Secara, meski Genta terkenal preman dan suka kelahi, dia bukan tipe yang bakalan main jebol anak gadis orang."

Gue mengernyit. "Kalau anaknya nggak gadis, dia mau?"

Cecep mengerjap-ngerjap. "Kayaknya sih enggak juga. Dia bukan tipe penjahat kelamin soalnya. Mada yang bilang gitu."

"Kok Mada sampai cerita gitu sama lo. Emang lo ngapain kepo-kepo?"

Cecep cengengesan. "Nggak apa-apa sih. Gue cuma lagi cari info aja. Teman beda kelamin kan biasanya banyak yang jadi sayang. Terkecuali lo sama gue ya. Kalau saingan gue Genta, gue bakalan mundur teratur. Untungnya Genta udah jadian sama lo. Syukur deh."

Gue merengut. Bisa saja Genta itu bukan penjahat kelamin. Tetapi tukang selingkuh sih iya. Dan buruknya, di sini gue lah yang jadi selingkuhan Genta di antara dirinya dan diri Syakira. Aduh, Kay pusing Mam.

"Eh Bok, lo tahu nggak kalau Syakira balik ke Indonesia? Katanya dia bakalan menetap di sini karena punya brondong di sini. Gue kasih berita ekslusif ya buat lo. Ini info yang super rahasia dan gue bagi karena lo kan fans Syakira nomor satu."

Kepala gue terasa berputar. Informasi dari Cecep seolah menghancurkan dunia gue. Membenarkan segala pikiran gue dan mengonfirmasi kalau Genta memang ada main dengan Syakira.

"Tapi kalau Syakira sampai sama brondong, berarti itu brondong pasti HOT abis kan, ya? Gue jadi penasaran, deh."

"Bisa diem nggak lo?!" Sentak gue.

Cecep menurut. Dia bahkan terlihat kaget dan mulutnya menganga menjengkelkan. Gue menarik napas panjang. Inhale. Exhale. Tenang Kayara. Marah-marah sama Cecep nggak akan menyelesaikan masalah lo.

"G-gue balik dulu." Pamit gue tanpa menunggu respon Cecep. Gue perlu bertapa. Menghilang sementara dari dunia perkampusan dan menghindari orang-orang. Terutama Genta.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan lupa mampir ya ke Rocking dan Twirling.

Di sini siapa yang:

❤️ Team Kayara ❤️

😈 Team Genta 😈

🐡 Team Cecep 🐡

Jan lupa vote dan komentarnya 🥰

RUMBLINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang